Hari Tani, mahasiswa UB kritisi kebijakan pertanian
A
A
A
Sindonews.com - Momentum Hari Tani Nasional dimanfaatkan mahasiswa pertanian Universitas Brawijaya (UB) malang dengan menggelar aksi simpatik di Kota Malang. Mereka mengkritik pemerintah terkait kebijakan-kebijakan masalah pertanian di Indonesia.
Salah satunaya adalah persoalan impor kedelai yang kian tahun kian bertambah. Karenanya, mereka menuntut agar pemerintah mengurangi impor kedelai dan meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut pemerintah menaikan anggaran untuk bidang pertanian yang pada tahun 2014 ini hanya sebesar 2,5 persen dari APBN.
"Padahal, anggaran pertanian tahun 2013 sebesar Rp16.380,1 miliar tapi diturunkan menjadi Rp 15.470,6 miliar di tahun 2014," kata koordinator aksi, Ali hakim, Selasa (24/9/2013).
Menurutnya, mahasiswa juga mendesak pemerintah memberikan pendampingan untuk program-program pertanian dan membina petani kecil untuk menguatkan produksi pertanian di Indonesia yang merupakan negara agraris.
Mahasiswa pertanian UB yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Pertanian ini juga menggelar aksi turun jalan dengan membagikan 300 bibit tanaman cabai dan 300 bibit tanaman terong kepada para pengguna jalan.
Aksi ini juga diikuti BEM Fakultas Pertanian UB dan BEM se-UB. Mereka membagikan bibit tanaman di Para sepanjang Jalan Veteran.
Selain membagikan bibit, mahasiswa juga mengajak warga untuk mengembangkan pertanian di rumah-rumah untuk agar tidak terlalu tergantung kepada produksi impor.
Pengembangan pertanian di rumah-rumah ini bisa dimulai dari penanaman kebutuhan dapur seperti tanaman cabe, tomat, bayam, dan lain-lain.
Salah satunaya adalah persoalan impor kedelai yang kian tahun kian bertambah. Karenanya, mereka menuntut agar pemerintah mengurangi impor kedelai dan meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut pemerintah menaikan anggaran untuk bidang pertanian yang pada tahun 2014 ini hanya sebesar 2,5 persen dari APBN.
"Padahal, anggaran pertanian tahun 2013 sebesar Rp16.380,1 miliar tapi diturunkan menjadi Rp 15.470,6 miliar di tahun 2014," kata koordinator aksi, Ali hakim, Selasa (24/9/2013).
Menurutnya, mahasiswa juga mendesak pemerintah memberikan pendampingan untuk program-program pertanian dan membina petani kecil untuk menguatkan produksi pertanian di Indonesia yang merupakan negara agraris.
Mahasiswa pertanian UB yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Pertanian ini juga menggelar aksi turun jalan dengan membagikan 300 bibit tanaman cabai dan 300 bibit tanaman terong kepada para pengguna jalan.
Aksi ini juga diikuti BEM Fakultas Pertanian UB dan BEM se-UB. Mereka membagikan bibit tanaman di Para sepanjang Jalan Veteran.
Selain membagikan bibit, mahasiswa juga mengajak warga untuk mengembangkan pertanian di rumah-rumah untuk agar tidak terlalu tergantung kepada produksi impor.
Pengembangan pertanian di rumah-rumah ini bisa dimulai dari penanaman kebutuhan dapur seperti tanaman cabe, tomat, bayam, dan lain-lain.
(lns)