Besok, ribuan petani tebu 'serbu' Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya 3.000 petani tebu rakyat dari seluruh Indonesia akan menggelar aksi unjukrasa, Selasa (17/9/2013) besok, di tiga kantor kementerian di Jakarta. Mereka menuntut perbaikan pada tingkatan rendemen tebu untuk kesejahteraan petani tebu.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar, Anwar Asmali, menyebutkan, ketiga kementerian yang mereka tuju yakni Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan. Mereka akan beraksi di sekitar lift yang ada pada masing-masing kantor.
Pihaknya bahkan menuding Menteri BUMN Dahlan Iskan telah berbohong atas janjinya untuk meningkatkan rendemen tebu yang pernah dia ucapkan tahun lalu.
"Kami kecewa dengan kinerja sejumlah pabrik gula yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN," ungkap dia di hadapan media, Senin (16/9/2013).
Dia menyebutkan, sepanjang tahun ini tingkat rendemen gula, khususnya untuk pabrik gula (PG) di Jabar rata-rata hanya 6,5 persen. Padahal harga dasar gula tahun ini sama dengan harga dasar gula tahun lalu yakni Rp 8.100/kg.
Kondisi itu membuat petani tebu banyak yang merugi. Akibatnya, tak sedikit di antara petani yang kemudian harus berhutang untuk membayar sewa lahan.
Menurut dia, tahun lalau saat berkunjung ke salah satu pabrik gula di Cirebon, Dahlan Iskan pernah menjanjikan akan meningkatkan rendemen gula menjadi tujuh. Namun hingga kini tak terealisasi sehingga dipertanyakan pihaknya.
"Kalau tingkat rendemen gula sepuluh, saya berani menjual gula dengan harga lebih murah daripada harga gula sekarang," klaim dia.
Tidak tercapainya tingkat rendemen yang lebih baik, membuat pihaknya mencurigai adanya semacam instruksi khusus yang dibuat supaya tingkat rendemen gula tetap di bawah tujuh.
Dia menambahkan, dari lima pabrik gula yang ada di Jabar yakni PG Jatijutuh, PG Sindanglaut, PG Tersana Baru, PG Karangsuwung, dan PG Subang, semuanya selalu memiliki tingkat rendemen di bawah 6,5.
Jika terus seperti itu, lanjut dia, bukan hanya pabrik gula yang merugi, melainkan petani tebu rakyat juga akan rugi. Apalagi, petani tidak memiliki pilihan lain kecuali menjual tebu ke pabrik gula di bawah naungan Kementerian BUMN.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar, Anwar Asmali, menyebutkan, ketiga kementerian yang mereka tuju yakni Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan. Mereka akan beraksi di sekitar lift yang ada pada masing-masing kantor.
Pihaknya bahkan menuding Menteri BUMN Dahlan Iskan telah berbohong atas janjinya untuk meningkatkan rendemen tebu yang pernah dia ucapkan tahun lalu.
"Kami kecewa dengan kinerja sejumlah pabrik gula yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN," ungkap dia di hadapan media, Senin (16/9/2013).
Dia menyebutkan, sepanjang tahun ini tingkat rendemen gula, khususnya untuk pabrik gula (PG) di Jabar rata-rata hanya 6,5 persen. Padahal harga dasar gula tahun ini sama dengan harga dasar gula tahun lalu yakni Rp 8.100/kg.
Kondisi itu membuat petani tebu banyak yang merugi. Akibatnya, tak sedikit di antara petani yang kemudian harus berhutang untuk membayar sewa lahan.
Menurut dia, tahun lalau saat berkunjung ke salah satu pabrik gula di Cirebon, Dahlan Iskan pernah menjanjikan akan meningkatkan rendemen gula menjadi tujuh. Namun hingga kini tak terealisasi sehingga dipertanyakan pihaknya.
"Kalau tingkat rendemen gula sepuluh, saya berani menjual gula dengan harga lebih murah daripada harga gula sekarang," klaim dia.
Tidak tercapainya tingkat rendemen yang lebih baik, membuat pihaknya mencurigai adanya semacam instruksi khusus yang dibuat supaya tingkat rendemen gula tetap di bawah tujuh.
Dia menambahkan, dari lima pabrik gula yang ada di Jabar yakni PG Jatijutuh, PG Sindanglaut, PG Tersana Baru, PG Karangsuwung, dan PG Subang, semuanya selalu memiliki tingkat rendemen di bawah 6,5.
Jika terus seperti itu, lanjut dia, bukan hanya pabrik gula yang merugi, melainkan petani tebu rakyat juga akan rugi. Apalagi, petani tidak memiliki pilihan lain kecuali menjual tebu ke pabrik gula di bawah naungan Kementerian BUMN.
(rsa)