Tangani masalah bangsa, Golkar minta masukan UGM
A
A
A
Sindonews.com - Partai Golkar tenyata mengajak Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk berdiskusi dalam rangka mencari solusi permasalahan bangsa. Gayungpun bersambut, UGM ternyata menerima ajakan positif tersebut yang digelar hari ini, di Kampus UGM, Senin (16/9/2013).
Menurut Rektor UGM, Prof Dr Pratikno, penerimaan diskusi penanganan masalah bangsa merupakan salah satu kewajiban moral yang harus dijalankan dari kalangan akademisi.
“Kami memang melakukan dialog akademik dengan Partai Golkar. Acara ini diinisiasi oleh Partai Golkar sendiri. Kami baru mendengarkan paparan dari mereka dan belum memberikan masukan apapun. Karena sifatnya meminta masukan, kami tentu punya kewajiban moral memfasilitasi masukan secara akademik,” ujar Prof Dr Pratikno.
Ditemui usai menghadiri Dialog Visi Negara Kesejahteraan 2045 di kampus setempat, Pratikno menuturkan, Partai Golkar meminta masukan untuk hal-hal yang terkait dengan ideologi agama dan pembangunan desa. Menurutnya, inoversitas lain sudak lebih dulu melakukan dialog akademik dengan Golkar.
“Yang terpenting, apa visi Indonesia di 2045. Setelah satu abad merdeka apa yang akan kita lakukan. Tak hanya dengan Golkar, kalau partai politik lainnya siap berdialog, silakan dirumuskan dan akan kami berikan masukan. Kami tetap non partisipan inklusif,” katanya.
Dipaparkan Pratikno, saat ini yang menjadi semangat UGM ialah mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kedaulatan Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menuturkan, pihaknya membutuhkan waktu satu tahun untuk meminta masukan dari para akademisi. Dialog akademik dengan UGM kali ini merupakan dialog akademik keenam yang dilakukan oleh Golkar.
“Kami memang tengah meminta masukan dari kalangan akademisi. Kami melihat tidak terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan. Semoga masukan ini nantinya bisa menjadi pegangan bagi presiden ke depan,” ujarnya.
Diungkapkan Aburizal, sebelumnya Golkar telah melakukan dialog dengan Universitas Indonesia (UI) mengenai ekonomi makro, Universitas Sumatera Utara (USU) tentang pembangunan daerah, soal agro industri dan inovasi pembangunan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya tentang UKM dan koperasi dan Universitas Mulawarman soal energy dan lingkungan hidup.
Rangkaian dialog akademik tersebut nantinya akan ditutup dengan dialog bersama Universitas Hasanuddin tentang maritim.
Menurut Rektor UGM, Prof Dr Pratikno, penerimaan diskusi penanganan masalah bangsa merupakan salah satu kewajiban moral yang harus dijalankan dari kalangan akademisi.
“Kami memang melakukan dialog akademik dengan Partai Golkar. Acara ini diinisiasi oleh Partai Golkar sendiri. Kami baru mendengarkan paparan dari mereka dan belum memberikan masukan apapun. Karena sifatnya meminta masukan, kami tentu punya kewajiban moral memfasilitasi masukan secara akademik,” ujar Prof Dr Pratikno.
Ditemui usai menghadiri Dialog Visi Negara Kesejahteraan 2045 di kampus setempat, Pratikno menuturkan, Partai Golkar meminta masukan untuk hal-hal yang terkait dengan ideologi agama dan pembangunan desa. Menurutnya, inoversitas lain sudak lebih dulu melakukan dialog akademik dengan Golkar.
“Yang terpenting, apa visi Indonesia di 2045. Setelah satu abad merdeka apa yang akan kita lakukan. Tak hanya dengan Golkar, kalau partai politik lainnya siap berdialog, silakan dirumuskan dan akan kami berikan masukan. Kami tetap non partisipan inklusif,” katanya.
Dipaparkan Pratikno, saat ini yang menjadi semangat UGM ialah mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kedaulatan Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menuturkan, pihaknya membutuhkan waktu satu tahun untuk meminta masukan dari para akademisi. Dialog akademik dengan UGM kali ini merupakan dialog akademik keenam yang dilakukan oleh Golkar.
“Kami memang tengah meminta masukan dari kalangan akademisi. Kami melihat tidak terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan. Semoga masukan ini nantinya bisa menjadi pegangan bagi presiden ke depan,” ujarnya.
Diungkapkan Aburizal, sebelumnya Golkar telah melakukan dialog dengan Universitas Indonesia (UI) mengenai ekonomi makro, Universitas Sumatera Utara (USU) tentang pembangunan daerah, soal agro industri dan inovasi pembangunan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya tentang UKM dan koperasi dan Universitas Mulawarman soal energy dan lingkungan hidup.
Rangkaian dialog akademik tersebut nantinya akan ditutup dengan dialog bersama Universitas Hasanuddin tentang maritim.
(rsa)