Kekeringan, petani minta Pemkab Kendal tak keringkan bendungan
A
A
A
Sindonews.com - Akibat kekeringan, belasan hektar tanaman cabai di Kabupaten Kendal Jawa Tengah (Jateng) terancam gagal panen.
Buah kering dan membusuk karena kekeringan yang melanda wilayah ini sejak satu bulan terakhir. Petani yang bertahan mencoba menggunakan mesin pompa untuk mendapatkan air dari saluran irigasi yang ada.
Kekeringan ini diperparah dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal yang melakukan pengeringan di seluruh bendungan dan saluran irigasi yang ada di Kendal. Pengeringan ini akan dilakukan selama satu bulan ke depan untuk perbaikan irigasi dan memutus mata rantai hama tanaman.
"Kekeringan ini ya dampaknya besar, tanaman kami rusak karena tidak ada air untuk disiram. Panen kami tentu saja menurun, jika biasanya bisa menghasilkan empat kuintal cabai, kini untuk mendapatkan satu kuintal saja sangat sulit," jelas seorang petani, Zaenuri, Minggu (15/9/2013).
Sementara itu, sejumlah petani terpaksa menyewa mesin pompa untuk menyedot air dari saluran irigasi yang mulai mengering. "Untuk sewa mesin pompa, kami harus mengeluarkan biaya Rp100 ribu sehari dan digilir dua kali dalam seminggu," ungkap petani lainnya, Kusdi.
Mereka berharap pemerintah menunda pengeringan bendungan dan saluran irigasi karena masih ada petani yang membutuhkan air untuk mengairi sawahnya.
Buah kering dan membusuk karena kekeringan yang melanda wilayah ini sejak satu bulan terakhir. Petani yang bertahan mencoba menggunakan mesin pompa untuk mendapatkan air dari saluran irigasi yang ada.
Kekeringan ini diperparah dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal yang melakukan pengeringan di seluruh bendungan dan saluran irigasi yang ada di Kendal. Pengeringan ini akan dilakukan selama satu bulan ke depan untuk perbaikan irigasi dan memutus mata rantai hama tanaman.
"Kekeringan ini ya dampaknya besar, tanaman kami rusak karena tidak ada air untuk disiram. Panen kami tentu saja menurun, jika biasanya bisa menghasilkan empat kuintal cabai, kini untuk mendapatkan satu kuintal saja sangat sulit," jelas seorang petani, Zaenuri, Minggu (15/9/2013).
Sementara itu, sejumlah petani terpaksa menyewa mesin pompa untuk menyedot air dari saluran irigasi yang mulai mengering. "Untuk sewa mesin pompa, kami harus mengeluarkan biaya Rp100 ribu sehari dan digilir dua kali dalam seminggu," ungkap petani lainnya, Kusdi.
Mereka berharap pemerintah menunda pengeringan bendungan dan saluran irigasi karena masih ada petani yang membutuhkan air untuk mengairi sawahnya.
(rsa)