Sopir angkot mudah kena stres
A
A
A
Sindonews.com - Kemacetan dan pola makan yang tidak teratur pada sopir angkutan umum (angkot) dapat mengakibatkan stres yang memicu tensi tekanan darah tinggi, untuk itu para sopir angkot diimbau Dinas Kesehatan untuk menjaga kondisi tubuhnya.
Pasalnya tensi darah tinggi dapat menimbulkan ketidakfokusan dalam mengendarai kendaraan yang kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaan.
Dalam pemeriksaan kesehatan sopir pada kegiatan operasi gabungan yang dilakukan kepolisian, Dinas perhubungan dan Dinas Kesehatan di terminal Klari, Jalan Surotokunto, Kabupaten Karawang, sekira empat sopir kendaaraan angkot ditemukan memiliki tensi darah bertekanan tinggi, hampir mencapai 220/100.
"Dari 30 sopir yang kita periksa, ada empat sopir yang memiliki tensi tekanan darah tinggi. Pertama 160/80 kemudiaan 220/100," ujar dr. Rasim anggota Tim pelayanan Kesehatan, Kamis (13/9/2013).
Dikatakan, tensi tinggi tersebut diakibatkan dari beberapa faktor seperti faktor keturunan ( Genetika), faktor tidak teraturnya pola makan yang baik, ataupun tingkat stres yang tinggi.
"Dalam kasus pekerjaan sopir ini bisa saja karena faktor stres yang diakibatkan karena kemacetan di jalanan. Pekerjaan sopir ini memang kadang menimbulkan stres apalgi jika adanya target setoran atau macet yang membuat mereka stres," ujarnya.
Idealnya, lanjutnya, tensi tekanan darah normal mencapai 120/80, namun jika melebihi maka dapat mengakibatkan pusing-pusing, dan konsentrasi terganggu pada sopir. Akibatnya, hal tersebut ditakutkan dapat menimbulkan kecelakaan. " Mereka kami rekomendasikan ke dishub untuk beristirahat terlebih dahulu," katanya.
Sementara itu Kadishub Kabupaten Karawang, Satyadharma mengimbau para sopir tersebut untuk tidak membawa kendaraan untuk sementara waktu. Selain itu pihaknya akan memberikan surat rekomendasi kepada perusahaan angkutan umum untuk tidak memfungsikan sementara para sopir tersebut untuk beraktifitas khususnya membawa kendaraan angkutan umum.
"Kami akan memberikan surat rekomendasi kepada perusahaan terkait untuk agar para sopir yang memiliki tensi tekanan darah tinggi tidak beroperasi sementara hingga keadaanya normal kembali," ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap angkutan umum khususnya, dengan mengecek kelaikan kendaraan jalan, dan sopir. Dikatakan angkot yang tidak lengkap akan diberikan imbauan dan peringatan kepada mereka para pengusaha angkutan umum.
"Kita ada pembinaan khusus yang tidak henti-hentinya. Namun di balik itu kita juga memahami banyak perusahan angkutan umum di Karawang yang terbatas untuk memperbaiki angkot itu sendiri, karena perbaikan membutuhkan biaya besar," ujarnya.
Pasalnya tensi darah tinggi dapat menimbulkan ketidakfokusan dalam mengendarai kendaraan yang kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaan.
Dalam pemeriksaan kesehatan sopir pada kegiatan operasi gabungan yang dilakukan kepolisian, Dinas perhubungan dan Dinas Kesehatan di terminal Klari, Jalan Surotokunto, Kabupaten Karawang, sekira empat sopir kendaaraan angkot ditemukan memiliki tensi darah bertekanan tinggi, hampir mencapai 220/100.
"Dari 30 sopir yang kita periksa, ada empat sopir yang memiliki tensi tekanan darah tinggi. Pertama 160/80 kemudiaan 220/100," ujar dr. Rasim anggota Tim pelayanan Kesehatan, Kamis (13/9/2013).
Dikatakan, tensi tinggi tersebut diakibatkan dari beberapa faktor seperti faktor keturunan ( Genetika), faktor tidak teraturnya pola makan yang baik, ataupun tingkat stres yang tinggi.
"Dalam kasus pekerjaan sopir ini bisa saja karena faktor stres yang diakibatkan karena kemacetan di jalanan. Pekerjaan sopir ini memang kadang menimbulkan stres apalgi jika adanya target setoran atau macet yang membuat mereka stres," ujarnya.
Idealnya, lanjutnya, tensi tekanan darah normal mencapai 120/80, namun jika melebihi maka dapat mengakibatkan pusing-pusing, dan konsentrasi terganggu pada sopir. Akibatnya, hal tersebut ditakutkan dapat menimbulkan kecelakaan. " Mereka kami rekomendasikan ke dishub untuk beristirahat terlebih dahulu," katanya.
Sementara itu Kadishub Kabupaten Karawang, Satyadharma mengimbau para sopir tersebut untuk tidak membawa kendaraan untuk sementara waktu. Selain itu pihaknya akan memberikan surat rekomendasi kepada perusahaan angkutan umum untuk tidak memfungsikan sementara para sopir tersebut untuk beraktifitas khususnya membawa kendaraan angkutan umum.
"Kami akan memberikan surat rekomendasi kepada perusahaan terkait untuk agar para sopir yang memiliki tensi tekanan darah tinggi tidak beroperasi sementara hingga keadaanya normal kembali," ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap angkutan umum khususnya, dengan mengecek kelaikan kendaraan jalan, dan sopir. Dikatakan angkot yang tidak lengkap akan diberikan imbauan dan peringatan kepada mereka para pengusaha angkutan umum.
"Kita ada pembinaan khusus yang tidak henti-hentinya. Namun di balik itu kita juga memahami banyak perusahan angkutan umum di Karawang yang terbatas untuk memperbaiki angkot itu sendiri, karena perbaikan membutuhkan biaya besar," ujarnya.
(rsa)