Korban tewas bentrok Syiah dimakamkan
A
A
A
Sindonews.com - Korban tewas dalam bentrok pendukung Sunni dan Syiah di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, Eko Mardi, dimakamkan, depan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Ustadz Ali.
"Alhamdulilah, pemakaman korban tewas akibat bentrok itu berjalan lancar. Ini berkat kesigapan aparat untuk mengamankan lokasi. Padahal, pemakamannya itu tepat di depan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Ustadz Ali," kata KH Hasyim Wafir, ketika dihubungi wartawan, Kamis (12/9/2013).
Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember, ini mengatakan, sejumlah pihak memang mengkhawatirkan terjadinya bentrok susulan. Mengingat lokasi pemakaman dekat dengan Ponpes tersebut. Rupanya, ke khawatiran itu tidak terbukti.
"Lokasi pemakaman dengan Ponpes Darus Sholihin hanya dipisahkan oleh jalan poros. Alhamamdulilah lancar," tambahnya.
Namun demikian, saat pemakaman tersebut diwarnai insiden kecil. Yakni, ada tiga warga yang diketahui membawa senjata tajam. Petugas kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi langsung sigap mengamankan tiga orang tersebut. Hingga saat ini, belum diketahui darimana ketiga orang ini karena masih menjalani pemeriksaan di kepolisian.
Sementara itu, kondisi terakhir Desa Puger Kulon pascabentrok sudah mulai kondusif. Namun, aparat kepolisian masih berjaga-jaga di lokasi bentrokan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kekerasan berlatar belakang keyakinan agama antara Sunni-Syiah pecah di Desa Puger Kulon. Akibat bentrokkan itu, seorang warga Eko Mardi harus tewas dibunuh.
Bentrokkan ini melibatkan massa Ponpes Darus Sholihin yang disinyalir menganut faham Syiah melawan Kelompok Pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi yang berkeyakinan Sunni.
"Alhamdulilah, pemakaman korban tewas akibat bentrok itu berjalan lancar. Ini berkat kesigapan aparat untuk mengamankan lokasi. Padahal, pemakamannya itu tepat di depan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Ustadz Ali," kata KH Hasyim Wafir, ketika dihubungi wartawan, Kamis (12/9/2013).
Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember, ini mengatakan, sejumlah pihak memang mengkhawatirkan terjadinya bentrok susulan. Mengingat lokasi pemakaman dekat dengan Ponpes tersebut. Rupanya, ke khawatiran itu tidak terbukti.
"Lokasi pemakaman dengan Ponpes Darus Sholihin hanya dipisahkan oleh jalan poros. Alhamamdulilah lancar," tambahnya.
Namun demikian, saat pemakaman tersebut diwarnai insiden kecil. Yakni, ada tiga warga yang diketahui membawa senjata tajam. Petugas kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi langsung sigap mengamankan tiga orang tersebut. Hingga saat ini, belum diketahui darimana ketiga orang ini karena masih menjalani pemeriksaan di kepolisian.
Sementara itu, kondisi terakhir Desa Puger Kulon pascabentrok sudah mulai kondusif. Namun, aparat kepolisian masih berjaga-jaga di lokasi bentrokan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kekerasan berlatar belakang keyakinan agama antara Sunni-Syiah pecah di Desa Puger Kulon. Akibat bentrokkan itu, seorang warga Eko Mardi harus tewas dibunuh.
Bentrokkan ini melibatkan massa Ponpes Darus Sholihin yang disinyalir menganut faham Syiah melawan Kelompok Pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi yang berkeyakinan Sunni.
(san)