MUI wajib minta aliran sesat bertaubat

Selasa, 10 September 2013 - 08:26 WIB
MUI wajib minta aliran sesat bertaubat
MUI wajib minta aliran sesat bertaubat
A A A
Sindonews.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan melakukan investigasi dan meneliti semua laporan terkait munculnya kelompok yang beraliran sesat.

"Jadi semua laporan akan kita tindak lanjuti, kita lakukan investigasi, betulkah kelompok itu sesat," tukas Ketua Komisi Fatwa MUI Maaruf Amin, Selasa (10/9/2013).

Demikian pula dengan keberadaan kelompok Alif Lam Mim di Tulungagung yang diduga menyimpang itu. Menurut Maaruf, MUI Tulungagung dipastikan sudah melakukan penelitian terhadap kelompok tersebut.

"Apabila dalam investigas itu kemudian kita temukan bukti kuat, bahwa kelompok tersebut sesat, maka kami akan memberikan fatwa sesat kemudian memintanya untuk bertaubat, itu tugas kami," jelas Maaruf.

Kasus itu bisa saja diserahkan ke pihak kepolisian jika ditemukan adanya unsur tindak pidana.

Ajaran yang menyimpang dari akidah itu sendiri mulai bermunculan di Indonesia sejak tahun 1980an. Diperkirakan jumlah aliran sesat yang pernah muncul di Indonesia hingga saat ini mencapai ratusan.

Ada beberapa faktor yang dianggap menyuburkan aliran sesat di Indonesia, di antaranya adalah kegagalan pembinaan agama, tidak ada keseriusan dan ketegasan pemerintah, lemahnya payung hukum dan ada pihaknya membela kelompok aliran sesat.

Seperti diketahui, MUI Tulungagung menyelidiki sekelompok orang di Desa Tawing, Kecamatan Gondang yang diduga sebagai penganut aliran menyimpang.

Selain bernampilan nyentrik, yakni mengenakan pakaian serba hitam, bersongkok, dan beratribut khusus, orang-orang ini juga berprilaku eksklusif. Secara sosial mereka memilih berinteraksi dengan anggota kelompoknya sendiri daripada bergaul dengan masyarakat pada umumnya.

"Mereka mengklaim sebagai jemaah pondok yang bernama Alif Lam Mim Pancasila," ujar Ketua MUI Tulungagung, KH Agus Hadi Mahfudz kepada wartawan, Senin (9/9/2013).

Dari data yang dihimpun, ada sekira 70 orang yang menjadi anggota kelompok ini. Dalam berkumpul, berbincang dan berdiskusi, mereka dipimpin oleh seorang "imam" yang bernama Wahyudi (35), warga desa setempat. Hal itu yang membuat aktivitas mereka dipandang masyarakat sebagai hal yang aneh dan meresahkan.

Menurut Gus Hadi begitu biasa disapa, kelompok Pondok Alif Lam Mim Pancasila tersebut mengaku lebih banyak membicarakan tema Pancasila.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4584 seconds (0.1#10.140)