Pemkot Bandung baru beli 21 rumah di Saritem

Minggu, 08 September 2013 - 12:32 WIB
Pemkot Bandung baru...
Pemkot Bandung baru beli 21 rumah di Saritem
A A A
Sindonews.com - Sejak tahun 2007 lalu Pemkot Bandung telah melakukan penutupan terhadap lokalisasi Saritem di Kecamatan Andir. Namun, hingga kini lokalisasi tersebut masih ada dan buka seperti biasanya.

Nampaknya, penutupan yang rencananya akan mengalihfungsikan lokalisasi menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan pusat seni dan perekonomian ini terhalang oleh pembebasan lahan yang belum seluruhnya teratasi.

Kabid Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP Kota Bandung Teddy Wirakusumah membeberkan, dari 70 rumah yang luasnya mencapai 8.780 meterpersegi, baru 21 rumah yang baru dibeli oleh Pemkot Bandung.

"Sambil berjalan (pembebasan) lahan yang sudah ada akan ditanami pohon atau pemagaran," terangnya kepada wartawan, Minggu (8/9/2013).

Sementara, sisa bangunan lain yang belum dibeli diharapkan bisa teranggarkan pada masa pemerintahan Wali Kota Bandung yang baru, yakni Ridwan Kamil (RK).

"Apalagi beliau (RK) ini ahli tata kota. Bisa saja nanti (Saritem) jadi RTH atau komplek kantor pemerintahan," katanya.

Dalam waktu dekat, tim gabungan Satpol PP, Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam), Dinas Sosial (Dinsos), dan aparat kewilayahan akan melakukan operasi bersih (opsih) dilahan yang sudah dibeli oleh Pemkot Bandung.

"Pastinya nanti kita tidak akan bawa senjata seperti pentungan, tapi kita akan membawa pohon untuk ditanam di tempat yang sudah dibebebaskan," tukasnya.

Dari penelusuran, nama Saritem sendiri berasal dari sebuah nama tukan jamu yang berparas cantik dan berbodi aduhai pada masa penjajahan Belanda. Karena parasnya yang cantik, Saritem pun dipersunting oleh seorang belanda dan memiliki julukan Nyi Saritem.

Mulai dari situlah, Saritem disuruh oleh sang suami untuk mencari wanita lain untuk 'dikencani' oleh teman-teman Belanda lainnya. Dengan difasilitasi sebuah rumah besar di daerah Gardujati, lambat laun wanita yang dibawa Saritem pun semakin banyak.

Tidak hanya itu, para wanita yang melihat kesuksesan Saritem pun seolah terhipnotis dan membuka usaha serupa yakni dengan mendatangkan para wanita untuk 'dikencani' oleh para penjajah. Lambat laun, usaha itu pun berkembang dan semakin banyak meyebar di daerah yang kini dikenal menjadi lokalisasi Saritem.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6186 seconds (0.1#10.140)