Heboh kuesioner alat vital, SMPN 1 Sabang berang
A
A
A
Sindonews.com - Nurlina (40), seorang wali murid yang memposting dua lembar kuesioner penjaringan kesehatan peserta didik sekolah lanjutan akhirnya dipanggil pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kota Sabang.
Pemanggilan tersebut lantaran Lina, sapaan akrabnya, dinilai telah melakukan pencemaran dan mempermalukan sekolah tersebut. Lina bahkan diminta untuk meminta maaf secara terbuka atas tindakan yang dilakukannya
"Saya diminta untuk meminta maaf di media lokal dan Facebook," kata Lina kepada SINDO, Jumat (6/9/2013).
Dijelaskan Lina, pihak sekolah merasa geram dengan tindakannya melingkari gambar kuesioner sesuai ukuran bagian tubuh khususnya payudara dan vagina untuk perempuan dan laki-laki bagian penis. Akun facebooknya pun ternyata dilihat sejumlah wartawan dan memberitakan.
Kuesioner itu sendiri diberikan kepala sekolah SMP 1 pada Muhammad Faziz (12), anaknya Lina. Pihak sekolah hanya membagikan pada 50 orang siswa dari kelas I-I dan I-5, sekitar 50 orang siswa.
"Awalnya, saya meminta kepada anak saya untuk tidak mengisi kuesioner pada bagian ukuran organ intim itu. Namun guru, tetap meminta Faziz mengembalikan kuesioner itu keesokan harinya," tuturnya.
Dalam pemanggilan tersebut, pihak sekolah ternyata menghadirkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas, serta para wali murid untuk membahas kuesioner heboh itu. Namun para wali murid yang hadir mengaku tidak mengetahui kuesioner itu telah beredar.
“Kuesioner tidak dibagi pada semua murid, padahal waktu itu ada proyektor tapi tidak ditampilkan gambar alat vital yang harus dilingkari,” kata Lina.
Baca juga: Masuk SMP Negeri di Aceh ditanya ukuran kelamin
Pemanggilan tersebut lantaran Lina, sapaan akrabnya, dinilai telah melakukan pencemaran dan mempermalukan sekolah tersebut. Lina bahkan diminta untuk meminta maaf secara terbuka atas tindakan yang dilakukannya
"Saya diminta untuk meminta maaf di media lokal dan Facebook," kata Lina kepada SINDO, Jumat (6/9/2013).
Dijelaskan Lina, pihak sekolah merasa geram dengan tindakannya melingkari gambar kuesioner sesuai ukuran bagian tubuh khususnya payudara dan vagina untuk perempuan dan laki-laki bagian penis. Akun facebooknya pun ternyata dilihat sejumlah wartawan dan memberitakan.
Kuesioner itu sendiri diberikan kepala sekolah SMP 1 pada Muhammad Faziz (12), anaknya Lina. Pihak sekolah hanya membagikan pada 50 orang siswa dari kelas I-I dan I-5, sekitar 50 orang siswa.
"Awalnya, saya meminta kepada anak saya untuk tidak mengisi kuesioner pada bagian ukuran organ intim itu. Namun guru, tetap meminta Faziz mengembalikan kuesioner itu keesokan harinya," tuturnya.
Dalam pemanggilan tersebut, pihak sekolah ternyata menghadirkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas, serta para wali murid untuk membahas kuesioner heboh itu. Namun para wali murid yang hadir mengaku tidak mengetahui kuesioner itu telah beredar.
“Kuesioner tidak dibagi pada semua murid, padahal waktu itu ada proyektor tapi tidak ditampilkan gambar alat vital yang harus dilingkari,” kata Lina.
Baca juga: Masuk SMP Negeri di Aceh ditanya ukuran kelamin
(rsa)