Bus Trans Metro Bandung banyak yang rusak
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, sebagai induk operasional bus Trans Metro Bandung mengaku tidak mengetahui kondisi bus itu sekarang. Padahal, sudah banyak bus yang rusak dan dikeluhkan masyarakat.
“Memang pada saat kemarin saya dapat informasi dari UPT (Unit Penyelenggara Teknis) TMB ada beberapa yang memang AC-nya mati, kita coba perbaiki,” kata Sekretaris Dishub Kota Bandung Enjang Mulyana, saat dihubungi wartawan, Kamis (5/9/13).
Ditambahkan dia, pihaknya belum melakukan pengecekan kembali, hingga tidak mengetahui jika kerusakan terjadi pada hampir seluruh armada. Padahal, dari data UPT TMB disebutkan, delapan dari sepuluh armada rusak.
“Kalau yang saya tahu dari laporan Kepala UPT TMB, yang rusak hanya satu atau dua saja. Saya tidak tahu kalau ternyata ada delapan yang rusak,” tuturnya.
Dilanjutkan dia, berdasarkan laporan yang masuk memang ada kerusakan di bagian AC. Tetapi, sulit diperbaiki karena spare partnya susah dicari. Karena itu hibah dari Kementerian Perhubungan, jadi tidak ada. "Kalau pun ada biayanya mahal,” terangnya.
Tidak adanya armada pengganti, memaksa masyarakat tetap menggunakan armada itu. Padahal, kondisi ini sangat membahayakan jiwa mereka. Mengetahui hal ini, Dishub Bandung tidak berdaya.
Sementara untuk memperbaiki keseluruhan kerusakan itu, perlu pengajuan dana ke APBD. Adapun biaya pemeliharaan, namun tidak dapat mencukupi.
“Uangnya hanya untuk servis-servis biasa, bukan untuk mengganti seluruh komponen. Karena dari laporan UPT harus diganti, otomatis biayanya tidak ada, perlu dari APBD. Jadi daripada tidak berjalan sama sekali dan menunggu perbaikan, armada dipakai dulu,” tambahnya.
“Memang pada saat kemarin saya dapat informasi dari UPT (Unit Penyelenggara Teknis) TMB ada beberapa yang memang AC-nya mati, kita coba perbaiki,” kata Sekretaris Dishub Kota Bandung Enjang Mulyana, saat dihubungi wartawan, Kamis (5/9/13).
Ditambahkan dia, pihaknya belum melakukan pengecekan kembali, hingga tidak mengetahui jika kerusakan terjadi pada hampir seluruh armada. Padahal, dari data UPT TMB disebutkan, delapan dari sepuluh armada rusak.
“Kalau yang saya tahu dari laporan Kepala UPT TMB, yang rusak hanya satu atau dua saja. Saya tidak tahu kalau ternyata ada delapan yang rusak,” tuturnya.
Dilanjutkan dia, berdasarkan laporan yang masuk memang ada kerusakan di bagian AC. Tetapi, sulit diperbaiki karena spare partnya susah dicari. Karena itu hibah dari Kementerian Perhubungan, jadi tidak ada. "Kalau pun ada biayanya mahal,” terangnya.
Tidak adanya armada pengganti, memaksa masyarakat tetap menggunakan armada itu. Padahal, kondisi ini sangat membahayakan jiwa mereka. Mengetahui hal ini, Dishub Bandung tidak berdaya.
Sementara untuk memperbaiki keseluruhan kerusakan itu, perlu pengajuan dana ke APBD. Adapun biaya pemeliharaan, namun tidak dapat mencukupi.
“Uangnya hanya untuk servis-servis biasa, bukan untuk mengganti seluruh komponen. Karena dari laporan UPT harus diganti, otomatis biayanya tidak ada, perlu dari APBD. Jadi daripada tidak berjalan sama sekali dan menunggu perbaikan, armada dipakai dulu,” tambahnya.
(san)