50 hektare lahan tani di Banjarnegara kekeringan
A
A
A
Sindonews.com - Akibat musim kemarau, puluhan hektare sawah dan lahan pertanian, di Banjarnegara, Jawa Tengah, mengalami kekeringan. Usia padi yang baru 30 hari, kini tak teraliri air. Petani pun terancam gagal panen.
Kondisi itu, melanda sawah seluas 600 meter persegi, di Desa Gumelem, Kecamatan Susukan. Akibat tak teraliri air, kondisi sawah mengalami kekeringan dan retak retak. Saluran irigasi yang biasa mengaliri sawah sudah mengering sejak satu bulan lalu.
Satu satunya harapan petani untuk pengairan sawah, kini hanya dari air hujan. Jika kondisi ini terus dibiarkan, dipastikan seluruh tanaman padi milik petani akan mati dan petani pun akan mengalami gagal panen.
"kalau kaya gini terus, ya pasti kita enggak bisa panen. Lah mau panen gimana? Wong tanaman semua mati," ujar Sukir, petani asal Desa Gumelem, kepada wartawan, Selasa (3/9/2013).
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, ada sekira 50 hektare lahan pertanian padi yang ada di Kecamatan Susukan, Madiraja, dan Kali Bening yang terancam kekeringan.
Adanya hujan saat musim kemarau, membuat banyak petani nekat tetap menanam padi. Akibatnya, saat ini banyak tanaman yang mengalami kekeringan.
"Dari data sementara, tak kurang 50 hektare sawah di Banjarnegara terancam kekeringan. Hal ini disebabkan oleh masa tanam yang salah. Petani memperkirakan akan masih ada hujan. Namun ternyata tidak, dan irigasi mengering," beber Kadin Pertanian Kabupaten Banjarnegara Dwi Atmaji.
Dia melanjutkan, untuk bisa mempertahankan kondisi tanaman agar tidak mati kekurangan air, pihaknya mengimbau para petani untuk melakukan penyiraman dengan bantuan pompa. Meski biaya produksi lebih mahal, langkah ini bisa mengurangi jumlah kerugian petani.
Kondisi itu, melanda sawah seluas 600 meter persegi, di Desa Gumelem, Kecamatan Susukan. Akibat tak teraliri air, kondisi sawah mengalami kekeringan dan retak retak. Saluran irigasi yang biasa mengaliri sawah sudah mengering sejak satu bulan lalu.
Satu satunya harapan petani untuk pengairan sawah, kini hanya dari air hujan. Jika kondisi ini terus dibiarkan, dipastikan seluruh tanaman padi milik petani akan mati dan petani pun akan mengalami gagal panen.
"kalau kaya gini terus, ya pasti kita enggak bisa panen. Lah mau panen gimana? Wong tanaman semua mati," ujar Sukir, petani asal Desa Gumelem, kepada wartawan, Selasa (3/9/2013).
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, ada sekira 50 hektare lahan pertanian padi yang ada di Kecamatan Susukan, Madiraja, dan Kali Bening yang terancam kekeringan.
Adanya hujan saat musim kemarau, membuat banyak petani nekat tetap menanam padi. Akibatnya, saat ini banyak tanaman yang mengalami kekeringan.
"Dari data sementara, tak kurang 50 hektare sawah di Banjarnegara terancam kekeringan. Hal ini disebabkan oleh masa tanam yang salah. Petani memperkirakan akan masih ada hujan. Namun ternyata tidak, dan irigasi mengering," beber Kadin Pertanian Kabupaten Banjarnegara Dwi Atmaji.
Dia melanjutkan, untuk bisa mempertahankan kondisi tanaman agar tidak mati kekurangan air, pihaknya mengimbau para petani untuk melakukan penyiraman dengan bantuan pompa. Meski biaya produksi lebih mahal, langkah ini bisa mengurangi jumlah kerugian petani.
(san)