Penduduk Karawang membengkak, capai 74.158 orang setahun
A
A
A
Sindonews.com - Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kerawang tidak terbendung. Hal ini tampak dari tingginya angka kelahiran bayi, dan banyaknya warga di luar Kerawang yang mencari kerja di pabrik, dan berpindah rumah. Dalam satu tahun, peningkatan warga di Kerawang mencapai 3,8 persen.
Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Karawang Eka Sanatha, salah satu sebab tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kerawang adalah kalah bersaingnya tenaga kerja sekitar, dengan yang berada di luarnya.
"Ketidaksiapan warga Karawang dalam kompetisi untuk memperoleh pekerjaan, dinilai menjadi pemicu meningkatnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), di Kabupaten Karawang," ujar Eka, kepada wartawan, Sabtu (31/8/2013).
Ditambahkan dia, berdirinya pabrik di Karawang menjadi magnet tersendiri bagi warga pendatang untuk mencari kerja di kawasan itu. Banyak perusahaan yang merekrut pekerja dari luar daerah dibanding pekerja lokal yang rendah kualitasnya.
"Berdasarkan data, pada tahun 2012, warga pendatang yang tercatat mencapai 19.051 orang. Sementara angka kelahiran bayi tercatat 55.107 jiwa. Jika diakumulasikan, LPP Kabupaten Karawang menembus angka 74.158 orang pertahun atau mengalami peningkatan 3,8 persen," bebernya.
Dikatakan dia, selama Juli 2013, warga pendatang yang masuk menjadi warga Karawang tercatat ada 859 orang. Sementara warga Karawang yang pindah ke daerah lain, hanya terdata 381 orang.
"Selisih angka antara warga yang datang dengan yang ke luar daerah terlalu tinggi. Hal itu pula yang mengakibatkan Kabupaten Karawang terasa lebih cepat sesak," terangnya.
Berdirinya pabrik di Kabupaten Karawang, menjadi daya tarik bagi pencari kerja untuk berbondong-bondong menetap dan tinggal di kawasan ini. Banyaknya pabrik dan angkatan kerja di kawasan ini, telah membuat Kerawang menjadi daerah industri besar di Asia Tenggara.
"Karawang merupakan daerah tujuan kaum urban. Peningkatan jumlah penduduk di Karawang tidak hanya terjadi pada pasca Lebaran saja. Namun, jika berdiri pabrik baru. Mereka (warga pendatang) masuk ke Karawang, karena memang telah siap bekerja," jelasnya.
Hal itu, berbanding terbalik dengan warga asli Karawang. Kendati pabrik banyak berdiri, mereka tidak bisa bekerja. Ini lantaran keahlian mereka yang kalah dibanding angkatan kerja dari luar daerah itu. Hal yang berbeda juga dengan di wilayah penunjang ibu kota.
"Mereka yang datang ke Karawang tujuannya sudah pasti bekerja di pabrik. Sementara mereka yang datang ke wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi, bisa menjadi pemulung, pedagang asongan, atau mungkin pengemis," tuturnya.
Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Karawang Eka Sanatha, salah satu sebab tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kerawang adalah kalah bersaingnya tenaga kerja sekitar, dengan yang berada di luarnya.
"Ketidaksiapan warga Karawang dalam kompetisi untuk memperoleh pekerjaan, dinilai menjadi pemicu meningkatnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), di Kabupaten Karawang," ujar Eka, kepada wartawan, Sabtu (31/8/2013).
Ditambahkan dia, berdirinya pabrik di Karawang menjadi magnet tersendiri bagi warga pendatang untuk mencari kerja di kawasan itu. Banyak perusahaan yang merekrut pekerja dari luar daerah dibanding pekerja lokal yang rendah kualitasnya.
"Berdasarkan data, pada tahun 2012, warga pendatang yang tercatat mencapai 19.051 orang. Sementara angka kelahiran bayi tercatat 55.107 jiwa. Jika diakumulasikan, LPP Kabupaten Karawang menembus angka 74.158 orang pertahun atau mengalami peningkatan 3,8 persen," bebernya.
Dikatakan dia, selama Juli 2013, warga pendatang yang masuk menjadi warga Karawang tercatat ada 859 orang. Sementara warga Karawang yang pindah ke daerah lain, hanya terdata 381 orang.
"Selisih angka antara warga yang datang dengan yang ke luar daerah terlalu tinggi. Hal itu pula yang mengakibatkan Kabupaten Karawang terasa lebih cepat sesak," terangnya.
Berdirinya pabrik di Kabupaten Karawang, menjadi daya tarik bagi pencari kerja untuk berbondong-bondong menetap dan tinggal di kawasan ini. Banyaknya pabrik dan angkatan kerja di kawasan ini, telah membuat Kerawang menjadi daerah industri besar di Asia Tenggara.
"Karawang merupakan daerah tujuan kaum urban. Peningkatan jumlah penduduk di Karawang tidak hanya terjadi pada pasca Lebaran saja. Namun, jika berdiri pabrik baru. Mereka (warga pendatang) masuk ke Karawang, karena memang telah siap bekerja," jelasnya.
Hal itu, berbanding terbalik dengan warga asli Karawang. Kendati pabrik banyak berdiri, mereka tidak bisa bekerja. Ini lantaran keahlian mereka yang kalah dibanding angkatan kerja dari luar daerah itu. Hal yang berbeda juga dengan di wilayah penunjang ibu kota.
"Mereka yang datang ke Karawang tujuannya sudah pasti bekerja di pabrik. Sementara mereka yang datang ke wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi, bisa menjadi pemulung, pedagang asongan, atau mungkin pengemis," tuturnya.
(san)