Mengapa KarSa kembali dipilih masyarakat Jatim?
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) Jawa Timur (Jatim) incumbent, Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KarSa) disebutkan unggul dalam perhelatan pemilihan gubernur (Pilgub) yang digelar Kamis (29/8/2013) kemarin.
Keunggulan itu, disebutkan sejumlah lembaga survei yang melakukan perhitungan cepat (quick count) dalam Pilgub Jatim. Lantas, sejumlah pertanyaan publik muncul ke permukaan, yakni mengapa pasangan incumbent kembali menjadi pilihan masyarakat Jatim untuk memimpin mereka selama lima tahun ke depan?.
Menurut Pengamat Politik Universitas Mercubuana Heri Budhianto, kemenangan KarSa disinyalir bukan dihasilkan dari mesin partai yang baik. Namun ada beberapa faktor lain yang menguntungkan mereka.
"Kemenangan Karsa di Jatim unggul bukan karena mesin partai. KarSa diuntungkan karena merupakan pasangan pertahana (satu paket) gubenur dan wakil gubernur. Saya kira ini merupakan keunggulan pasangan ini yang mencalonkan satu paket," papar Heri Budhianto dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jumat (30/8/2013).
Dikatakannya, sangat jarang pilkada di Indonesia yang mengajukan satu paket dalam dua kali pilkada. Tak pelak saja jika hal ini menimbulkan simpati publik yang sangat luar biasa, lantaran pasangan ini dianggap serasi dan mampu berbagi peran dalam memimpin Jatim lima tahun pertama.
Selain itu, pasangan petahana ini disebutkan memiliki program yang tak dimiliki pasangan-pasangan lain. Program KarSa dikatakan sangat menjual kepada para masyarakat Jatim.
"Tak hanya itu, lawan berat KarSa, yakni pasangan Khofifah-Herman (Berkah) minim persiapan yang disebabkan oleh masalah yang dialami pasangan ini karena sempat tidak lolos KPU. Alasan-alasan ini jelas sangat menguntungkan pasangan KarSa dan mampu keluar sebagai pemenang."
"Saya kira faktor harmonisasi kedua orang pasangan ini yang sangat dominan. Justru mesin partai bukan penentu," sambungnya.
Iapun beranggapan sosok KarSa dan program masih laku dijual dari pertarungan memperebutkan dapuk pemimpin di Jatim. Ia membantah jika kemenangan KarSa merupakan kemenangan Partai Demokrat .
"Kemengan KarSa bukan jaminan dan dapat dijadikan cermin bagi keunggulan Partai Demokrat 2014 mendatang," tutupnya.
Keunggulan itu, disebutkan sejumlah lembaga survei yang melakukan perhitungan cepat (quick count) dalam Pilgub Jatim. Lantas, sejumlah pertanyaan publik muncul ke permukaan, yakni mengapa pasangan incumbent kembali menjadi pilihan masyarakat Jatim untuk memimpin mereka selama lima tahun ke depan?.
Menurut Pengamat Politik Universitas Mercubuana Heri Budhianto, kemenangan KarSa disinyalir bukan dihasilkan dari mesin partai yang baik. Namun ada beberapa faktor lain yang menguntungkan mereka.
"Kemenangan Karsa di Jatim unggul bukan karena mesin partai. KarSa diuntungkan karena merupakan pasangan pertahana (satu paket) gubenur dan wakil gubernur. Saya kira ini merupakan keunggulan pasangan ini yang mencalonkan satu paket," papar Heri Budhianto dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jumat (30/8/2013).
Dikatakannya, sangat jarang pilkada di Indonesia yang mengajukan satu paket dalam dua kali pilkada. Tak pelak saja jika hal ini menimbulkan simpati publik yang sangat luar biasa, lantaran pasangan ini dianggap serasi dan mampu berbagi peran dalam memimpin Jatim lima tahun pertama.
Selain itu, pasangan petahana ini disebutkan memiliki program yang tak dimiliki pasangan-pasangan lain. Program KarSa dikatakan sangat menjual kepada para masyarakat Jatim.
"Tak hanya itu, lawan berat KarSa, yakni pasangan Khofifah-Herman (Berkah) minim persiapan yang disebabkan oleh masalah yang dialami pasangan ini karena sempat tidak lolos KPU. Alasan-alasan ini jelas sangat menguntungkan pasangan KarSa dan mampu keluar sebagai pemenang."
"Saya kira faktor harmonisasi kedua orang pasangan ini yang sangat dominan. Justru mesin partai bukan penentu," sambungnya.
Iapun beranggapan sosok KarSa dan program masih laku dijual dari pertarungan memperebutkan dapuk pemimpin di Jatim. Ia membantah jika kemenangan KarSa merupakan kemenangan Partai Demokrat .
"Kemengan KarSa bukan jaminan dan dapat dijadikan cermin bagi keunggulan Partai Demokrat 2014 mendatang," tutupnya.
(rsa)