UNY berhasil temukan penghambat bakteri tipus& ISPA
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY berhasil mensintesis senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tipus. Yaitu, bakteri Salmonella tiphy dan bakteri penyebab penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan bakteri Staphilococcusaureus.
Mereka adalah Dwi Winarto, Indar Subekti dan Tika Pangesti. Dengan bimbingan dosen Cornelia Budimarwanti MSi, mereka berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul Sintesis Senyawa 4-Hidroksi-3-Metoksikalkon Sebagai Agen Anti bakteri Dan Uji Aktivitasnya Terhadap S. Aureus, E. Coli dan S Tiphy secara In Vitro.
"Melalui penelitian ini, kami berhasil mendapatkan senyawa kalkon yang merupakan senyawa antibakteri yang keberadaannya sangat jarang di alam. Kalkon merupakan salah satu kelompok flavonoid yang hanya ditemukan pada beberapa golongan tumbuhan dalam jumlah yang sedikit," ujar Ketua Tim, Dwi Winarto Jumat (23/8/2013).
Kepada wartawan, Winarto menuturkan, senyawa kalkon memiliki aktivitas biologis yang sangat bermanfaat diantaranya sebagai antioksidan, anti inflamasi dan antibakteri. Keberhasilan proses sintesis senyawa kalkon tentu akan sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan.
"Kami telah melakukan sintesis senyawa kalkon (4-hidroksi-3-metoksikalkon) sebagai antibakteri melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt berbahan dasar vanilin dan asetofenon. Setelah itu kami melakukan karakterisasi dan menguji daya hambatnya terhadap bakteri S aureus, E coli dan S tiphy," jelasnya.
Indar Subekti menambahkan, dari hasil uji daya hambat tersebut diperoleh variasi konsentrasi senyawa 4-hidroksi-3-metoksikalkon dapat menghambat pertumbuhan S aureus dan S tiphy dengan konsentrasi maksimal adalah 800 ppm. Namun senyawa tersebut tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri E coli.
"Kemungkinan masih ada NaOH yang tersisa yang mengakibatkan senyawa yang dihasilkan memiliki pH tinggi. Selain itu juga karena senyawa yang dihasilkan belum murni,” lanjutnya.
Dikatakan Indar, besarnya pH (kadar keasaman) sangat mempengaruhi aktivitas bakteri. Setiap bakteri memiliki pH maksimum yang berbeda. pH maksimum untuk S aureus adalah 10 dan dan S tiphy sebesar 9. Bakteri S aureus lebih tahan pada suasana basa sehingga pada pH tinggi bakteri S tiphy akan lebih mudah rusak.
Mereka adalah Dwi Winarto, Indar Subekti dan Tika Pangesti. Dengan bimbingan dosen Cornelia Budimarwanti MSi, mereka berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul Sintesis Senyawa 4-Hidroksi-3-Metoksikalkon Sebagai Agen Anti bakteri Dan Uji Aktivitasnya Terhadap S. Aureus, E. Coli dan S Tiphy secara In Vitro.
"Melalui penelitian ini, kami berhasil mendapatkan senyawa kalkon yang merupakan senyawa antibakteri yang keberadaannya sangat jarang di alam. Kalkon merupakan salah satu kelompok flavonoid yang hanya ditemukan pada beberapa golongan tumbuhan dalam jumlah yang sedikit," ujar Ketua Tim, Dwi Winarto Jumat (23/8/2013).
Kepada wartawan, Winarto menuturkan, senyawa kalkon memiliki aktivitas biologis yang sangat bermanfaat diantaranya sebagai antioksidan, anti inflamasi dan antibakteri. Keberhasilan proses sintesis senyawa kalkon tentu akan sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan.
"Kami telah melakukan sintesis senyawa kalkon (4-hidroksi-3-metoksikalkon) sebagai antibakteri melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt berbahan dasar vanilin dan asetofenon. Setelah itu kami melakukan karakterisasi dan menguji daya hambatnya terhadap bakteri S aureus, E coli dan S tiphy," jelasnya.
Indar Subekti menambahkan, dari hasil uji daya hambat tersebut diperoleh variasi konsentrasi senyawa 4-hidroksi-3-metoksikalkon dapat menghambat pertumbuhan S aureus dan S tiphy dengan konsentrasi maksimal adalah 800 ppm. Namun senyawa tersebut tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri E coli.
"Kemungkinan masih ada NaOH yang tersisa yang mengakibatkan senyawa yang dihasilkan memiliki pH tinggi. Selain itu juga karena senyawa yang dihasilkan belum murni,” lanjutnya.
Dikatakan Indar, besarnya pH (kadar keasaman) sangat mempengaruhi aktivitas bakteri. Setiap bakteri memiliki pH maksimum yang berbeda. pH maksimum untuk S aureus adalah 10 dan dan S tiphy sebesar 9. Bakteri S aureus lebih tahan pada suasana basa sehingga pada pH tinggi bakteri S tiphy akan lebih mudah rusak.
(rsa)