Warga sweeping pelajar Desa Karang Anyar

Kamis, 22 Agustus 2013 - 14:47 WIB
Warga sweeping pelajar...
Warga sweeping pelajar Desa Karang Anyar
A A A
Sindonews.com - Ratusan warga Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menggelar aksi sweeping ke sejumlah sekolah di sekitar Kelurahan Muara Rupit.

Warga ini tengah mencari pelajar asal Desa Karang Anyar yang diduga sebagai pelaku penembakan terhadap warga Muara Rumpit saat terjadi bentrok. Bahkan, warga juga mengancam agar
Kepala Sekolah agar memindahkan pelajar yang nakal dari Desa Karang Anyar.

Sweeping dilakukan pertama kali di SMAN Rupit dan SMPN Rupit. Dugaan kuat, pelaku penembakan itu sekolah di daerah Rupit. Namun mereka tak menemukan dua pemuda yang dimaksudkan karena ternyata pemuda itu tidak berani ke sekolah.

Suasana pun menjadi mencekam, banyak para pelajar menjadi ketakutan sehingga proses belajar mengajar hari ini menjadi terganggu.

Aparat kecamatan, kelurahan, kepolisian dan Koramil yang mengetahui aksi sweeping itu langsung melakukan pertemuan dan mengajak warga berdialog di aula kecamatan.

"Ini untuk mengantisipasi adanya aksi balas dendam terkait dengan aksi bentrok pemuda yang terjadi Minggu (18/8) lantaran dipicu aksi kebut-kebutan atau balap liar hingga menimbulkan bentrok dan korban salah tembak dari warga Kelurahan Muara Rupit," tukas alah seorang perwakilan warga Kelurahan Muara Rupit Ardie, Kamis (23/8/2013).

Menurutnya, pasca bentrok antar pemuda itu banyak pelajar dari Desa Karang Anyar tidak berani masuk sekolah. Polisi juga tengah mencari siapa pelaku menembakan warga Rupit itu. Dugaan kuat pelakunya ada pemuda dari Desa Karang Anyar.

"Tadinya kami ingin bertemu dengan mereka (pelajar) dari Desa Karang Anyar, tapi mereka tidak masuk-masuk pasca bentrok kemarin," tukasnya.

Ardie menambahkan, warga Kelurahan Muara Rupit mengharapkan persoalan bentrok diselesaikan hingga tuntas agar tidak ada aksi balas dendam.

"Kami minta persoalan ini selesai dan yang bertikai didamaikan," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Mura, Jemain membenarkan jika terjadi aksi sweeping tersebut.

"Memang ada sweeping dan pihaknya telah mengirimkan kepala bidang (kabid) untuk menyelesaikan masalah dan melakukan musyawarah mufakat dengan warga," kata Jemain usai mengikuti rapat paripurna DPRD Kabupaten Mura.

Jemain menambahkan, pihaknya belum dapat berkomentar banyak terkait penyelesaian dan adanya ngangguan dalam proses belajar mengajar akibat aksi sweeping tersebut.

"Saya sudah terjunkan para kabid ke Rupit dan merekalah yang menyelesaikan persoalan sehingga saya tidak bisa berkomentar banyak. Dan sekarang unsur muspida sedang rapat bersama,"ungkapnya.

Sedangkan, Camat Rupit, Firdaus mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan warga dari Kelurahan Muara Rupit dan telah mendengarkan aspirasi mereka.

"Intinya suasana Rupit saat ini belum kondusif. Nah warga Rupit minta persoalan ini diselesaikan dengan tuntas agar tidak ditunggangi orang tak bertanggung jawab," tukasnya.

Dia menjelaskan, Pihaknya juga akan menggelar pertemuan dengan masing-masing perwakilan dari warga Kelurahan Muara Rupit dengan Desa Karang Anyar. Pertemuan segera dilaksanakan antar dua warga yang bertikai agar bentrok tak terjadi lagi ke depannya.

Terpisah, Kapolres Mura, AKBP Chaidir melalui Wakapolres Mura, Kompol Tulus Sinaga menegaskan, tidak ada aksi sweeping yang dilakukan warga Kelurahan Muara Rupit terhadap pelajar dari Desa Karang Anyar yang sekolah di Rupit.

Yang ada pihak sekolah, kecamatan, komite sekolah dan dari Diknas, melakukan pertemuan disalah satu SMPN Rupit.

Pertemuan itu membahas bagaimana anak sekolah dari Karang Anyar. Sebab selama ini anak sekolah dari Desa Karang Anyar nakal dan meresahkan. Nah dari pertemuan itu dihasilkan beberapa kesimpulan, pertama untuk sementara warga Desa Karang Anyar yang bersekolah di Kecamatan Rupit dicarikan tempat lain untuk belajar.

"Untuk teknisnya Diknas Mura yang mengatur,"jelas Tulus.

Perwira berpangkat melati satu menjelaskan, untuk meredakan kedua belah pihak supaya tidak berimbas kepada pelajar, diharapkan ada pertemuan antara pihak yang bertikai.

Terkait usulan warga agar pelajar dari Karang Anyar disekolahkan ke tempat lain, kata Tulus, tidak semua pelajar itu nakal, kalaupun ada yang nakal tidak semuanya. Artinya yang nakal saja yang ditindak. Karena bukan generalisasi yang melakukan. Bagaimana yang niat baik memang mau sekolah. Niatnya bisa berubah.

"Perlu diingat kita bukanlah mahluk yang sempurna. Satu dua orang nakal dalam berperilaku sosial. Tapi, jangan digeneralisasi akhirnya berdampak dengan masyarakat yang baik,"kata dia.

Dia menambahkan, aparat kepolisian mengadakan pertemuan dengan camat untuk membahas masalah hasil pertemuan.

"Jika warga menginginkan penangkapan terhadap tersangka ditangkap tolong dibertahu ke polisi,"imbaunya.

Untuk diketahui, bentrok antara pemuda Kelurahan Muara Rupit dengan Desa Karang Anyar pecah Minggu (18/8) saat lomba bidar. Bentrok terjadi tepat di atas jembatan lama, saat terjadi aksi kebut-kebutan antar pemuda di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Akibatnya satu orang warga dari Kelurahan Muara Rupit atas nama Hanafi (35) menjadi korban salah tembak yang dilakukan pemuda Desa Karang Anyar. Korban terkena tembakan pada bagian pinggang sebelah kanan dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sobirin.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6668 seconds (0.1#10.140)