Kisah Herman, kernet mobil LPG yang dihantam Giri Indah
A
A
A
Sindonews.com - Herman (24), kernet mobil Suzuki pick up F 8237 FK pengangkut tabung gas elpiji 3 kilogram yang tewas setelah dihantam Bus Giri Indah, di Puncak, Cisarua, Bogor, rencananya akan dikebumikan hari ini.
Herman, akan dikebumikan dekat dengan rumah tinggalnya di Kampung Lemah Duhur, Desa Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor.
"Adik saya akan dimakamkan pagi ini di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gedong Injuk, Kampung Lemah Duhur, Desa Cibereum," jelas kakak Herman, Dayat (56), Kamis (22/8/2013).
Iapun menuturkan cerita hidup Herman yang ternyata memiliki buah hati yang masih kecil. Apalagi saat ini istri Herman sedang mengandung anak kedua buah hati mereka.
"Kasihan kang, mana anaknya masih kecil, trus sekarang istrinya sedang hamil muda," ujarnya, sedih.
Semasa hidup, Herman dikenal sebagai sosok pekerja keras. Sebelum ikut dengan Ade Nurdin (35), kakaknya, ia dulu menjadi seorang petani. Uang yang tak menentu dan sedikit akhirnya membuatnya memilih ikut bekerja bersama kakaknya memasok tabung gas elpiji ke warung-warung di sepanjang jalur Puncak.
"Setiap hari dia (Herman, red) bersama kakaknya nganter-nganterin gas ke toko atau warung. Nah sebelum berangkat, istrinya sempat punya firasat, bahwa suaminya tidak seperti biasanya, kayak penganten baru gitu," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bus Giri Indah B 7297 BI yang membawa 54 orang rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut) masuk jurang sedalam 10 meter di KM 90, Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (21/8) pagi.
20 orang tewas dalam insiden maut itu. 43 orang lainnya mengalami luka berat dan 10 orang mengalami luka ringan.
Herman, akan dikebumikan dekat dengan rumah tinggalnya di Kampung Lemah Duhur, Desa Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor.
"Adik saya akan dimakamkan pagi ini di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gedong Injuk, Kampung Lemah Duhur, Desa Cibereum," jelas kakak Herman, Dayat (56), Kamis (22/8/2013).
Iapun menuturkan cerita hidup Herman yang ternyata memiliki buah hati yang masih kecil. Apalagi saat ini istri Herman sedang mengandung anak kedua buah hati mereka.
"Kasihan kang, mana anaknya masih kecil, trus sekarang istrinya sedang hamil muda," ujarnya, sedih.
Semasa hidup, Herman dikenal sebagai sosok pekerja keras. Sebelum ikut dengan Ade Nurdin (35), kakaknya, ia dulu menjadi seorang petani. Uang yang tak menentu dan sedikit akhirnya membuatnya memilih ikut bekerja bersama kakaknya memasok tabung gas elpiji ke warung-warung di sepanjang jalur Puncak.
"Setiap hari dia (Herman, red) bersama kakaknya nganter-nganterin gas ke toko atau warung. Nah sebelum berangkat, istrinya sempat punya firasat, bahwa suaminya tidak seperti biasanya, kayak penganten baru gitu," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bus Giri Indah B 7297 BI yang membawa 54 orang rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut) masuk jurang sedalam 10 meter di KM 90, Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (21/8) pagi.
20 orang tewas dalam insiden maut itu. 43 orang lainnya mengalami luka berat dan 10 orang mengalami luka ringan.
(rsa)