Teroris Jabar menginduk ke Kartosuwiryo
A
A
A
Sindonews.com - Pergerakan teroris di Jawa Barat (Jabar), diduga menginduk pada perjuangan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo atau biasa dikenal hanya Kartosuwiryo.
"Apa yangg sekarang dilakukan (teroris) induk semangnya masih yang dulu Kartosuwiryo. Kan tahu sendiri, Kartosuwiryo dimana sarang-sarangnya," kata Kepala BNPT Ansyad Mbai, saat ditemui wartawan, Selasa (20/8/2013).
Ditanya kelompok mana saja yang bergerilya di Jabar, menurutnya relatif banyak. Hal ini yang membedakan gerakan agama radikal sekarang dengan dulu yang hanya dikenal dengan Jaringan Jamaah Islamiyah (JI) atau JAT yang terstruktur lebih besar, lengkap dengan susunan kepemimpinan di setiap daerah.
"Kalau sekarang tidak ada. Mereka macam-macam (kelompok). Kalau ditarik kebelakang, ada satu jaringan maindstream kelompok-kelompok kecil baru. Tetapi bukan baru sama sekali," jelasnya.
Meski membentuk kelompok baru, namun untuk masalah ideologi, jaringan atau kelompok tersebut sama-sama ingin membuat teror. "Mereka selalu megatasnamakan agama. Mereka mengaku memperjuangkan agama, ini yang masyarakat sering terpengaruh," tukasnya.
Kartosuwiryo adalah seorang pria kelahiran Cilacap 7 Januari 1905 dan ditembak mati pada 5 September 1962, karena diduga sebagai pendiri Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya, pada tahun 1949.
"Apa yangg sekarang dilakukan (teroris) induk semangnya masih yang dulu Kartosuwiryo. Kan tahu sendiri, Kartosuwiryo dimana sarang-sarangnya," kata Kepala BNPT Ansyad Mbai, saat ditemui wartawan, Selasa (20/8/2013).
Ditanya kelompok mana saja yang bergerilya di Jabar, menurutnya relatif banyak. Hal ini yang membedakan gerakan agama radikal sekarang dengan dulu yang hanya dikenal dengan Jaringan Jamaah Islamiyah (JI) atau JAT yang terstruktur lebih besar, lengkap dengan susunan kepemimpinan di setiap daerah.
"Kalau sekarang tidak ada. Mereka macam-macam (kelompok). Kalau ditarik kebelakang, ada satu jaringan maindstream kelompok-kelompok kecil baru. Tetapi bukan baru sama sekali," jelasnya.
Meski membentuk kelompok baru, namun untuk masalah ideologi, jaringan atau kelompok tersebut sama-sama ingin membuat teror. "Mereka selalu megatasnamakan agama. Mereka mengaku memperjuangkan agama, ini yang masyarakat sering terpengaruh," tukasnya.
Kartosuwiryo adalah seorang pria kelahiran Cilacap 7 Januari 1905 dan ditembak mati pada 5 September 1962, karena diduga sebagai pendiri Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya, pada tahun 1949.
(san)