Tetapkan tersangka, Kejati Sulsel minta keterangan ahli

Tetapkan tersangka, Kejati Sulsel minta keterangan ahli
A
A
A
Sindonews.com - Tim Penyidik Bidang Pidana Khusus Kejati Sulsel berencana melakukan ekspose penetapan tersangka kasus korupsi dana pengadaan lahan pembangunan Gedung Celebes Convention Centre (CCC) tahun 2005 senilai Rp3,4 miliar lebih, pekan ini.
Akan tetapi, sebelum melakukan ekspose, penyidik terlebih dahulu akan meminta keterangan dari beberapa saksi ahli dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Kepala Seksi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Sulsel Nur Alim Rachim mengatakan, dalam pengembangan perkara ini, keterangan dari saksi ahli diperlukan. Karena, calon tersangka baru dalam perkara ini, menurut dia lebih banyak melakukan pelanggaran dari segi pelaksanaan administrasi.
"Ada beberapa saksi ahli dengan latar belakang hukum tata negara, administrasi dan ahli tata hukum pidana. Saksi ahlinya sudah ada dan akan dipanggil segera untuk dimintai pendapat," ujarnya, kepada wartawan, Minggu (18/8/2013).
Keputusan untuk menggunakan keterangan saksi ahli sebelum dilakukan ekspose tersangka kasus CCC, ini diambil setelah penyidik memeriksa mantan Gubernur Sulsel Amin Syam pada Jumat 16 Agustus 2013 pekan lalu.
Diketahui, berdasarkan keterangan Amin Syam dihadapan penyidik, dia menerangkan kalau dirinya tidak pernah tahu kalau Hamid Rahim Sese mengajukan surat penawaran penjualan tanah lokasi pembangunan CCC ke Pemprov Sulsel walaupun surat itu ditujukan pada Gubernur Sulsel.
"Akan tetapi dalam keterangannya, dia (Amin Syam) mengakui pernah mendengar tentang adanya nota dinas dari Kepala Bappeda (Sangkala Ruslan) terkait dengan penentuan lokasi pembangunan CCC yang harus strategis, lokasi dekat dengan kota dan mudah diakses kendaraan angkutan umum," terangnya.
Dia melanjutkan, Amin Syam juga pernah diminta oleh Kepala Bappeda Sangkala Ruslan untuk meninjau lokasi. "Saat itu, baru diperkenalkan dengan seorang bernama Hamid Rahim Sese," sambungnya.
Akan tetapi, sebelum melakukan ekspose, penyidik terlebih dahulu akan meminta keterangan dari beberapa saksi ahli dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Kepala Seksi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Sulsel Nur Alim Rachim mengatakan, dalam pengembangan perkara ini, keterangan dari saksi ahli diperlukan. Karena, calon tersangka baru dalam perkara ini, menurut dia lebih banyak melakukan pelanggaran dari segi pelaksanaan administrasi.
"Ada beberapa saksi ahli dengan latar belakang hukum tata negara, administrasi dan ahli tata hukum pidana. Saksi ahlinya sudah ada dan akan dipanggil segera untuk dimintai pendapat," ujarnya, kepada wartawan, Minggu (18/8/2013).
Keputusan untuk menggunakan keterangan saksi ahli sebelum dilakukan ekspose tersangka kasus CCC, ini diambil setelah penyidik memeriksa mantan Gubernur Sulsel Amin Syam pada Jumat 16 Agustus 2013 pekan lalu.
Diketahui, berdasarkan keterangan Amin Syam dihadapan penyidik, dia menerangkan kalau dirinya tidak pernah tahu kalau Hamid Rahim Sese mengajukan surat penawaran penjualan tanah lokasi pembangunan CCC ke Pemprov Sulsel walaupun surat itu ditujukan pada Gubernur Sulsel.
"Akan tetapi dalam keterangannya, dia (Amin Syam) mengakui pernah mendengar tentang adanya nota dinas dari Kepala Bappeda (Sangkala Ruslan) terkait dengan penentuan lokasi pembangunan CCC yang harus strategis, lokasi dekat dengan kota dan mudah diakses kendaraan angkutan umum," terangnya.
Dia melanjutkan, Amin Syam juga pernah diminta oleh Kepala Bappeda Sangkala Ruslan untuk meninjau lokasi. "Saat itu, baru diperkenalkan dengan seorang bernama Hamid Rahim Sese," sambungnya.
(san)