Banjir rob & badai sapu 180 rumah di Karawang
A
A
A
Sindonews.com - Banjir rob disertai badai kembali melanda kawasan Pisangan, Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya. Dalam bencana itu, sebanyak 180 rumah milik warga dinyatakan rusak berat. Sementara akses jalan menuju tempat tersebut tertutup oleh pasang air pantai.
"180 rumah rusak berat, akibat terjangan banjir rob. Itu belum termasuk rumah yang rusak ringan," ujar Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Sosial Kabupaten Karawang Supriyatna, ditemui di Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jumat (16/8/2013).
Dikatakan dia, banjir rob terjadi pada Kamis 15 Agustus 2013 dan puncaknya malam tanggal 16 Agustus, pukul 12 malam. "Ketinggian air hampir mencapai 2,5 meter, dan hanya berlangsung dua jam saja," bebernya.
Ditambahkan dia, hari ini merupakan puncak banjir rob tersebut. "Mereka (warga) sudah memperkirakan bahwa banjir rob tersebut terjadi tiga hari, dan kemungkinan malam ini kembali terjadi lagi," ungkapnya.
Sementara itu, Heny (49), warga Desa Cemara Jaya, mengatakan banjir rob sebelumnya terjadi di bulan Januari 2013. Dahulu, warga dapat memperkirakan kapan banjir rob datang. Kini, warga tidak tidak dapat memprediksi lagi. Sebabnya, cuaca yang tidak menentu.
"Jika dulu banjir tersebut bisa diperkirakan, sementara kini tidak dapat diprediksi. Biasanya naiknya air laut yang dapat menyebabkan banjir rob ini pada tanggal 27 setiap bulannya, namun kini acak," terangnya.
Dia melanjutkan, dirinya sudah membangun rumah sebanyak tiga kali karena rusak di terjang banjir rob. "Andaikan kami punya uang lebih, mungkin saya akan pindah dari sini. Tetapi karena kami orang kecil, mau tidak mau kami membangun rumah lagi di sini," sambungnya.
Dia mengakui, tanah yang dia bangun rumah saat ini bukan miliknya. Namun, karena tanah ini merupakan lahan kosong dan banyak diminati wisatawan, akhirnya dia membangun rumah di tempat tersebut, sekaligus berdagang.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, akses jalan menuju daerah korban di Dusun Pisangan tertutup oleh air pasang. Sementara pemukiman warga sudah banyak yang rusak tergerus oleh terjangan air laut.
Sedangkan pemecah ombak, maupun penahan ombak, tampak sedikit sekali. Bahkan, hampir tenggelam sehingga mengakibatkan air laut masuk ke pemukiman warga. Kini, bantuan sudah turun baik dari dinas sosial, maupun dari PMI.
"180 rumah rusak berat, akibat terjangan banjir rob. Itu belum termasuk rumah yang rusak ringan," ujar Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Sosial Kabupaten Karawang Supriyatna, ditemui di Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jumat (16/8/2013).
Dikatakan dia, banjir rob terjadi pada Kamis 15 Agustus 2013 dan puncaknya malam tanggal 16 Agustus, pukul 12 malam. "Ketinggian air hampir mencapai 2,5 meter, dan hanya berlangsung dua jam saja," bebernya.
Ditambahkan dia, hari ini merupakan puncak banjir rob tersebut. "Mereka (warga) sudah memperkirakan bahwa banjir rob tersebut terjadi tiga hari, dan kemungkinan malam ini kembali terjadi lagi," ungkapnya.
Sementara itu, Heny (49), warga Desa Cemara Jaya, mengatakan banjir rob sebelumnya terjadi di bulan Januari 2013. Dahulu, warga dapat memperkirakan kapan banjir rob datang. Kini, warga tidak tidak dapat memprediksi lagi. Sebabnya, cuaca yang tidak menentu.
"Jika dulu banjir tersebut bisa diperkirakan, sementara kini tidak dapat diprediksi. Biasanya naiknya air laut yang dapat menyebabkan banjir rob ini pada tanggal 27 setiap bulannya, namun kini acak," terangnya.
Dia melanjutkan, dirinya sudah membangun rumah sebanyak tiga kali karena rusak di terjang banjir rob. "Andaikan kami punya uang lebih, mungkin saya akan pindah dari sini. Tetapi karena kami orang kecil, mau tidak mau kami membangun rumah lagi di sini," sambungnya.
Dia mengakui, tanah yang dia bangun rumah saat ini bukan miliknya. Namun, karena tanah ini merupakan lahan kosong dan banyak diminati wisatawan, akhirnya dia membangun rumah di tempat tersebut, sekaligus berdagang.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, akses jalan menuju daerah korban di Dusun Pisangan tertutup oleh air pasang. Sementara pemukiman warga sudah banyak yang rusak tergerus oleh terjangan air laut.
Sedangkan pemecah ombak, maupun penahan ombak, tampak sedikit sekali. Bahkan, hampir tenggelam sehingga mengakibatkan air laut masuk ke pemukiman warga. Kini, bantuan sudah turun baik dari dinas sosial, maupun dari PMI.
(san)