Penjual bendera hias menjamur di NTT
A
A
A
Sindonews.com - Pedagang bendera hias untuk keperluan umbul-umbul mulai menjamur di setiap simpang di dalam Kota Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Para pedagang ini biasanya hanya setahun sekali muncul menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia, yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Para pedagangpun berharap dagangan mereka cepat laris agar bisa mendapat untung besar.
Bendera hias ini sebelumnya sudah diproduksi dengan berbagai motif dan gambar yang menarik konsumen. Biasanya para pedagang bendera hias ini datang dari pulau jawa, dua pekan sebelum perayaan HUT-RI pada tanggal 17 Agustus.
Para pedagang ini membawa bendera hias dalam jumlah banyak dengan harapan bisa dijajakan kepada para konsumen untuk mencari keuntungan.
"Tahun kemarin kita masih dapat untung besar, yang mencapai Rp10 jutaan, tahun ini kok sepi," ungkap Ridwan, penjual bendera hias asal Yogya, di Kefamenanu, NTT, Jumat, (16/8/2013).
Hal berbeda disampaikan Zainudian, penjual bendera hias asal Bandung. Tahun ini baru pertama dirinya datang mencari rejeki di pulauTimor. Dia mengaku datang dari pulau Jawa secara berkelompok, kemudian menyebar di setiap kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Kami datang berkelompok dalam jumlah banyak, kami menyebar disemua kabupaten di NTT," tutur Zainudin.
Agar mudah dilihat, biasanya mereka memilih jalur strategis seperti di sepanjang jalur Jalan Eltari Kefamenanu. Sekalipun berbagai jenis bendera hias ini mereka jual dengan harga terjangkau, namun hanya diminati oleh instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.
Para pedagang ini biasanya hanya setahun sekali muncul menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia, yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Para pedagangpun berharap dagangan mereka cepat laris agar bisa mendapat untung besar.
Bendera hias ini sebelumnya sudah diproduksi dengan berbagai motif dan gambar yang menarik konsumen. Biasanya para pedagang bendera hias ini datang dari pulau jawa, dua pekan sebelum perayaan HUT-RI pada tanggal 17 Agustus.
Para pedagang ini membawa bendera hias dalam jumlah banyak dengan harapan bisa dijajakan kepada para konsumen untuk mencari keuntungan.
"Tahun kemarin kita masih dapat untung besar, yang mencapai Rp10 jutaan, tahun ini kok sepi," ungkap Ridwan, penjual bendera hias asal Yogya, di Kefamenanu, NTT, Jumat, (16/8/2013).
Hal berbeda disampaikan Zainudian, penjual bendera hias asal Bandung. Tahun ini baru pertama dirinya datang mencari rejeki di pulauTimor. Dia mengaku datang dari pulau Jawa secara berkelompok, kemudian menyebar di setiap kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Kami datang berkelompok dalam jumlah banyak, kami menyebar disemua kabupaten di NTT," tutur Zainudin.
Agar mudah dilihat, biasanya mereka memilih jalur strategis seperti di sepanjang jalur Jalan Eltari Kefamenanu. Sekalipun berbagai jenis bendera hias ini mereka jual dengan harga terjangkau, namun hanya diminati oleh instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.
(rsa)