Angkutan plat hitam marak, angkutan kota & taksi resah
A
A
A
Sindonews - Sejumlah supir angkutan kota dan taksi berplat kuning di Kota Solo, mengeluhkan banyaknya angkutan liar yang ikut beroperasi.
Banyaknya angkutan liar tersebut membuat pendapatan para supir dan kru
angkutan plat kuning mengalami penurunan.
Keterangan yang didapatkan KORAN SINDO, menyebutkan angkutan berplat hitam tersebut beroperasi di jalanan Kota Solo layaknya angkutan plat kuning.
Selain itu angkutan tersebut biasanya mangkal di tempat-tempat keramaian seperti depan stasiun, depan terminal dan di depan pusat perbelanjaan yang ada di Kota Solo.
Selain itu angkutan plat hitam tersebut tidak memiliki jam operasional, sehingga mereka bisa beroperasi kapan saja sesuai yang mereka inginkan, terutama pada saat jam-jam ramai penumpang seperti pagi hari dan siang hari.
Salah seorang supir angkutan kota, Nardi, menyebutkan dengan semakin maraknya angkutan plat hitam tersebut, pihaknya mengaku kesulitan untuk mengejar setoran.
Sehingga dirinya sering pulang dengan membawa uang seadanya, akibat sepinya penumpang. Meskipun ia enggan menyebutkan pendapatan yang ia dapatkan. Nardi mengatakan, para penumpang lebih memilih naik angkutan plat hitam disbanding menaiki angkutan kota miliknya dan teman-temannya.
Pasalnya kondisi kendaraan angkutan tersebut lebih bagus. Tidak hanya itu, angkutan plat hitam tersebut bisa mengantar penumpang kemana saja layaknya taksi.
“Kalau sekali dua kali tidak apa-apa, meraka itu sangat sering sekali beroperasi pada jam sibuk. Itu yang membuat kami kelimpungan, pendapatan menurun dibanding sebelumnya,”ucapnya kepada KORAN SINDO, Kamis (15/8/2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang supir taksi, Lutfi. Ia mengatakan keberadaan taksi atau angkutan itu tidak sesuai prosedur seperti izin trayek dan penggunaan plat kuning.
Lutfi mengatakan keberadaan angkutan plat hitam tersebut sangat meresahkan di mata para supir taksi lainnya. Keresahan itu dirasakan oleh supir taksi terutama saat arus mudik dan balik lebaran ini berlangsung.
Menurutnya banyak pemudik yang diserobot untuk naik kendaraan plat hitam tersebut, padahal banyak taksi dan angkutan yang telah menanti di belakangnya.
“Paling terasa kemarin saat arus mudik dan arus balik, meraka langsung menyerobot penumpang yang ada. Padahal yang berhak menaikkan penumpang itu kami bukan angkutan yang berplat hitam,”
ucapnya.
Sementara itu, salah seorang penumpang, Mardiyanto, menyebutkan, jika disuruh memilih ia mengaku lebih enak menggunakan kendaraan plat hitam. Pasalnya kendaraan plat hitam relatif lebih nyaman dibandingkan kendaraan plat kuning.
Banyaknya angkutan liar tersebut membuat pendapatan para supir dan kru
angkutan plat kuning mengalami penurunan.
Keterangan yang didapatkan KORAN SINDO, menyebutkan angkutan berplat hitam tersebut beroperasi di jalanan Kota Solo layaknya angkutan plat kuning.
Selain itu angkutan tersebut biasanya mangkal di tempat-tempat keramaian seperti depan stasiun, depan terminal dan di depan pusat perbelanjaan yang ada di Kota Solo.
Selain itu angkutan plat hitam tersebut tidak memiliki jam operasional, sehingga mereka bisa beroperasi kapan saja sesuai yang mereka inginkan, terutama pada saat jam-jam ramai penumpang seperti pagi hari dan siang hari.
Salah seorang supir angkutan kota, Nardi, menyebutkan dengan semakin maraknya angkutan plat hitam tersebut, pihaknya mengaku kesulitan untuk mengejar setoran.
Sehingga dirinya sering pulang dengan membawa uang seadanya, akibat sepinya penumpang. Meskipun ia enggan menyebutkan pendapatan yang ia dapatkan. Nardi mengatakan, para penumpang lebih memilih naik angkutan plat hitam disbanding menaiki angkutan kota miliknya dan teman-temannya.
Pasalnya kondisi kendaraan angkutan tersebut lebih bagus. Tidak hanya itu, angkutan plat hitam tersebut bisa mengantar penumpang kemana saja layaknya taksi.
“Kalau sekali dua kali tidak apa-apa, meraka itu sangat sering sekali beroperasi pada jam sibuk. Itu yang membuat kami kelimpungan, pendapatan menurun dibanding sebelumnya,”ucapnya kepada KORAN SINDO, Kamis (15/8/2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang supir taksi, Lutfi. Ia mengatakan keberadaan taksi atau angkutan itu tidak sesuai prosedur seperti izin trayek dan penggunaan plat kuning.
Lutfi mengatakan keberadaan angkutan plat hitam tersebut sangat meresahkan di mata para supir taksi lainnya. Keresahan itu dirasakan oleh supir taksi terutama saat arus mudik dan balik lebaran ini berlangsung.
Menurutnya banyak pemudik yang diserobot untuk naik kendaraan plat hitam tersebut, padahal banyak taksi dan angkutan yang telah menanti di belakangnya.
“Paling terasa kemarin saat arus mudik dan arus balik, meraka langsung menyerobot penumpang yang ada. Padahal yang berhak menaikkan penumpang itu kami bukan angkutan yang berplat hitam,”
ucapnya.
Sementara itu, salah seorang penumpang, Mardiyanto, menyebutkan, jika disuruh memilih ia mengaku lebih enak menggunakan kendaraan plat hitam. Pasalnya kendaraan plat hitam relatif lebih nyaman dibandingkan kendaraan plat kuning.
(lns)