Musim kemarau, petani Majalengka tetap tanam padi
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki musim kemarau tahun 2013 ini, sejumlah petani di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mengaku tetap memilih menanam padi dibanding palawija. Adanya ketersediaan air pada musim kemarau tahun ini, menjadi pertimbangan mereka tetap menanam padi.
Didin (53), petani asal Desa Karamat, Kecamatan Palasah, adalah salah satu petani yang tetap menanam padi pada musim kemarau ini. Didin mengaku, hal tersebut berbeda dengan musim kemarau tahun lalu yang lebih memilih menanam palawija di lahan seluas satu hektar miliknya tersebut.
“Tahun ini, bulan Juli kemarin masih ada hujan, sehingga ketersediaan air di sungai masih memungkinkan untuk mengairi sawah. Adapun tahun lalu, karena persediaan air sudah kritis, saya lebih memilih menanam kacang hijau,” kata Didin di sela-sela aktivitas mengolah sawah miliknya, Selasa (13/8/2013).
Tidak hanya Didin di Desa Karamat, hal serupa juga dilakukkan oleh petani di Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Sapin (35). Dengan masih terjadi hujan pada bulan Juli lalu, Sapin mengaku optimis selama masa tanam padi musim kemarau mendatang, tanaman padinya tidak akan kekurangan air seperti musim kemarau tahun lalu.
Dijelaskan dia, hujan yang masih turun hingga bulan Juli lalu, memungkinkan dirinya lebih mudah mencari air dengan menggunakan sumur pantek. Namun demikian, diakui dia, hingga saat ini ketersediaan air di sungai dekat lahan miliknya dinilai masih memadai.
“Dengan pertimbangan hujan masih turun sampai Juli, lalu, kami tidak kesulitan untuk mencari sumber air untuk sumur pantek kami. Sehingga sejumlah petani di sini memutuskan untuk tetap menanam padi pada musim tanam ini,” jelas dia.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Majalengka, Wawan Suwandi mengatakan, di beberapa daerah sejumlah petani lebih memilih untuk tetap menanam jenis padi pada musim kemarau tahun ini. Namun Wawan mengaku, pihaknya belum memiliki data pasti terkait jumlah lahan yang tetap menanam padi pada musim kemarau sekarang ini.
Kendati demikian, Wawan tetap mengimbau agar petani yang daerahnya berada di daerah tadah hujan agar tidak memaksakan untuk menanam padi. Dia mengimbau bagi petani yang ada di daerah tersebut untuk beralih kepada tanaman palawija.
“Kalau kondisi lahan sawahnya tadah hujan lebih baik ditanami palawija seperti kacang hijau dan kedelai. Karena masa panen jenis tanaman itu, relatif lebih singkat dibanding padi,” jelas dia.
Didin (53), petani asal Desa Karamat, Kecamatan Palasah, adalah salah satu petani yang tetap menanam padi pada musim kemarau ini. Didin mengaku, hal tersebut berbeda dengan musim kemarau tahun lalu yang lebih memilih menanam palawija di lahan seluas satu hektar miliknya tersebut.
“Tahun ini, bulan Juli kemarin masih ada hujan, sehingga ketersediaan air di sungai masih memungkinkan untuk mengairi sawah. Adapun tahun lalu, karena persediaan air sudah kritis, saya lebih memilih menanam kacang hijau,” kata Didin di sela-sela aktivitas mengolah sawah miliknya, Selasa (13/8/2013).
Tidak hanya Didin di Desa Karamat, hal serupa juga dilakukkan oleh petani di Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Sapin (35). Dengan masih terjadi hujan pada bulan Juli lalu, Sapin mengaku optimis selama masa tanam padi musim kemarau mendatang, tanaman padinya tidak akan kekurangan air seperti musim kemarau tahun lalu.
Dijelaskan dia, hujan yang masih turun hingga bulan Juli lalu, memungkinkan dirinya lebih mudah mencari air dengan menggunakan sumur pantek. Namun demikian, diakui dia, hingga saat ini ketersediaan air di sungai dekat lahan miliknya dinilai masih memadai.
“Dengan pertimbangan hujan masih turun sampai Juli, lalu, kami tidak kesulitan untuk mencari sumber air untuk sumur pantek kami. Sehingga sejumlah petani di sini memutuskan untuk tetap menanam padi pada musim tanam ini,” jelas dia.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Majalengka, Wawan Suwandi mengatakan, di beberapa daerah sejumlah petani lebih memilih untuk tetap menanam jenis padi pada musim kemarau tahun ini. Namun Wawan mengaku, pihaknya belum memiliki data pasti terkait jumlah lahan yang tetap menanam padi pada musim kemarau sekarang ini.
Kendati demikian, Wawan tetap mengimbau agar petani yang daerahnya berada di daerah tadah hujan agar tidak memaksakan untuk menanam padi. Dia mengimbau bagi petani yang ada di daerah tersebut untuk beralih kepada tanaman palawija.
“Kalau kondisi lahan sawahnya tadah hujan lebih baik ditanami palawija seperti kacang hijau dan kedelai. Karena masa panen jenis tanaman itu, relatif lebih singkat dibanding padi,” jelas dia.
(rsa)