Bimasakti UGM yakin raih juara
A
A
A
Sindonews.com - Meski sempat mengalami kendala pada pelaksanaan uji coba ketiga kendaraan, tim Bimasakti UGM berjanji mengharumkan nama Indonesia pada kompetisi internasional The 11th Student Formula SAE Competition of Japan 2013. Kompetisi bergengsi tersebut akan berlangsung pada 3-7 September 2013 mendatang Shizuoka, Jepang.
”Ini sudah keikutsertaan kami yang ketiga, maka target yang dicapaipun harus lebih tinggi, yakni mencapai juara,” terang ketua Tim Bimasakti Muhammad Fikri Haykal, Senin (5/8/2013).
Menurut Fikri, secara kemampuan teknis mahasiswa Indonesia mampu bersaing dengan mahasiswa asing dari berbagai universitas top dunia. Hanya saja, minimnya bahan baku yang dan suku cadang kendaraan menjadi kendala berkembangnya kemampuan mahasiswa Indonesia.
”Bila ada fasilitas yang memadai, teknisi Indonesia bisa bersaing, persoalannya tidak semua kampus memiliki sarana tersebut,” ujarnya.
Selama di Jepang, tim Bimasakti UGM akan bersaing dengan 77 tim yang berasal dari berbagai negara yang mengikuti kompetisi. Setelah dinyatakan lolos seleksi dokumen yang ketat, Fikri yakin timnya dapat berbuat banyak untuk negara tercinta.
“Seleksi dokumen pada kompetisi ini sangat ketat, karena di dalamnya terkait data impact dan attenuator, design report, cost analysis, business presentation report dimana setiap dokumen harus dipersiapkan secara detil,” jelasnya.
Dikatakan Fikri, tim Bimasakti telah melalui berbagai tahap testing dan uji coba. Setelah mengikuti kompetisi tersebut untuk yang ketiga kalinya, pihaknya optimis akan memberikan sebuah pembuktian kepada dunia internasional bahwa Indonesia tidak kalah dalam hal otomotif.
”Kami telah menyusun konsep matang selama satu tahun dengan mengusung desain mobil formula gaya eropa dan meng-upgrade komponen mesin yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Pada tahun ini, target yang ingin dicapai ada pada akselerasi dan endurance mobil. Tim yakin mobil Bimasakti generasi ketiga ini mampu membawa kebanggaan sebagai karya orisinil mahasiswa Indonesia
“Mobil ini merupakan murni hasil ide dan kreasi mahasiswa UGM, dimana kami menghabiskan sekitar 150 juta untuk pembuatan mobilnya sendiri,” tambahnya.
Kompetisi Student Formula sendiri merupakan kompetisi rancang bangun mobil formula level mahasiswa dengan menggunakan engine 600 cc dan kompetisi ini sangat terkenal di negara-negara lain seperti Michigan, Jepang, Jerman, Australia, dan sejumlah Negara lain.
Salah satu anggota tim Bimasakti Bagus Basuki mengatakan, selain UGM, Indonesia diwakili juga oleh tim dari ITS dan ITB. Untuk tim Bimasakti, perakitan mobil balap tersebut melibatkan 20 orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM dan dua orang dosen pembimbing.
“Uji lain yang harus dilewati adalah uji pengereman, uji kebocoran, uji kebisingan, berat kendaraan, uji kemiringan dan sebagainya sebagai prasyarat uji keamanan untuk masuk dynamic event,” katanya.
”Ini sudah keikutsertaan kami yang ketiga, maka target yang dicapaipun harus lebih tinggi, yakni mencapai juara,” terang ketua Tim Bimasakti Muhammad Fikri Haykal, Senin (5/8/2013).
Menurut Fikri, secara kemampuan teknis mahasiswa Indonesia mampu bersaing dengan mahasiswa asing dari berbagai universitas top dunia. Hanya saja, minimnya bahan baku yang dan suku cadang kendaraan menjadi kendala berkembangnya kemampuan mahasiswa Indonesia.
”Bila ada fasilitas yang memadai, teknisi Indonesia bisa bersaing, persoalannya tidak semua kampus memiliki sarana tersebut,” ujarnya.
Selama di Jepang, tim Bimasakti UGM akan bersaing dengan 77 tim yang berasal dari berbagai negara yang mengikuti kompetisi. Setelah dinyatakan lolos seleksi dokumen yang ketat, Fikri yakin timnya dapat berbuat banyak untuk negara tercinta.
“Seleksi dokumen pada kompetisi ini sangat ketat, karena di dalamnya terkait data impact dan attenuator, design report, cost analysis, business presentation report dimana setiap dokumen harus dipersiapkan secara detil,” jelasnya.
Dikatakan Fikri, tim Bimasakti telah melalui berbagai tahap testing dan uji coba. Setelah mengikuti kompetisi tersebut untuk yang ketiga kalinya, pihaknya optimis akan memberikan sebuah pembuktian kepada dunia internasional bahwa Indonesia tidak kalah dalam hal otomotif.
”Kami telah menyusun konsep matang selama satu tahun dengan mengusung desain mobil formula gaya eropa dan meng-upgrade komponen mesin yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Pada tahun ini, target yang ingin dicapai ada pada akselerasi dan endurance mobil. Tim yakin mobil Bimasakti generasi ketiga ini mampu membawa kebanggaan sebagai karya orisinil mahasiswa Indonesia
“Mobil ini merupakan murni hasil ide dan kreasi mahasiswa UGM, dimana kami menghabiskan sekitar 150 juta untuk pembuatan mobilnya sendiri,” tambahnya.
Kompetisi Student Formula sendiri merupakan kompetisi rancang bangun mobil formula level mahasiswa dengan menggunakan engine 600 cc dan kompetisi ini sangat terkenal di negara-negara lain seperti Michigan, Jepang, Jerman, Australia, dan sejumlah Negara lain.
Salah satu anggota tim Bimasakti Bagus Basuki mengatakan, selain UGM, Indonesia diwakili juga oleh tim dari ITS dan ITB. Untuk tim Bimasakti, perakitan mobil balap tersebut melibatkan 20 orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM dan dua orang dosen pembimbing.
“Uji lain yang harus dilewati adalah uji pengereman, uji kebocoran, uji kebisingan, berat kendaraan, uji kemiringan dan sebagainya sebagai prasyarat uji keamanan untuk masuk dynamic event,” katanya.
(rsa)