Festival Sanur gerakan destinasi wisata berbasis lingkungan
A
A
A
Sindonews.com - Ajang tahunan Sanur Village Fesival (SVF) yang memasuki tahun ke delapan kembali digelar 24-28 September 2013. Acara itu akan menggerakkan potensi destinasi wisata yang tetap berbasiskan pelestarian lingkungan.
Kegiatan dipusatkan di Lapangan Inna Grand Bali Beach Hotel akan menyajikan program reguler maupun aktivitas baru seperti kompetisi ikan koi, lari gembira hingga penanaman pohon sebagai kontribusi bagi kelestarian lingkungan.
"Penanaman pohon langka dan mangrove merupakan bagian program lingkungan yang konsisten dilakukan sejak SVF I delapan tahun silam," jelas Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Kamis (1/8/2013).
Tema yang diusung ‘Segara Giri’ sangat relevan dengan wacana lingkungan yang berkembang saat ini. Hal itu sebagai respons atas isu lingkungan yang terus menerpa Bali hingga kini.
Sebagai destinasi wisata dunia, Bali harus mengedepankan kelestarian lingkungan dan melakukan kebijakan tepat untuk pembangunan dengan memerhatikan daya dukungnya.
Dalam pengembangan pariwisata di Sanur kata dia, tetap akan menjaga keseimbangan dengan meminimalisasi dampak kerusakan lingkungan.
"SVF terus berupaya melakukan aksi nyata mewujudkan Sanur yang lestari sosial, budaya, dan lingkungannya," imbuh Gusde, panggilan akranya.
Selain itu, terus berbenah meningkatkan daya gugah kreasi warga ikut terlibat dalam penggarapan festival.
Kegiatan ini didukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu yang akan ikut terjun mengikuti serangkaian acara mulai dari bersih-bersih pantai, pelepasan tukik, konservasi terumbu karang, dan edukasi kebersihan.
“Ibu Menteri akan mengikuti Sanur Cycling, mengunjungi Yoga Asana serta serangkaian acara festival lainnya pada 28 September 2013,” kata Gusde menambahkan.
Sedangkan penanaman pohon kali ini dipilih bibit sirsak (Annona muricata L) yang dikenal pula sebagai tanaman obat dan buah.
Pada festival sebelumnya, warga Sanur telah menanam intaran dan sejumlah pohon langka yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan, aneka varietas kelapa, dan penanaman mangrove untuk memperluas area hutan bakau.
Yang tak kalah menariknya, ajang ini Memamerkan hasil seni kerajinan yang menjadi suguhan pendukung pariwisata industri sekaligus menjadi ajang temu kreatif, temu dagang, dan kontak bisnis.
Gusde memaparkan, setelah sewindu 8 tahun) SVF kian mengukuhkan soliditas warga Sanur dalam membangun keberlanjutan aktivitas kepariwisataan yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian setempat.
Tentunya tetap melestarikan seni budaya dan daya dukung lingkungan. Perhelatan perayaan masyarakat Sanur yang dikelola swadaya oleh Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) diyakini memberin daya kreasi untuk menggairahkan kehidupan kreatifitas dan sosial masyarakatnya.
Sanur Village Festival VIII/2013 mengusung tema besar “Segara Giri” yang merupakan kosmologi yang begitu membumi dan memberikan makna mendalam.
Segara (laut) dan Giri (gunung), keduanya memiliki nilai sosio-religius yang mengandung nilai strategis sebagai sumber kehidupan. Segara Giri menggabungkan dimensi kesadaran dari sumbu religi dan bumi.
"Dengan mempertahankan nilai-nilai budaya luhur atau The New Spirit of Heritage, rangkaian program festival kian menegaskan Sanur sebagai morning of the world," demikian Gusde.
Kegiatan dipusatkan di Lapangan Inna Grand Bali Beach Hotel akan menyajikan program reguler maupun aktivitas baru seperti kompetisi ikan koi, lari gembira hingga penanaman pohon sebagai kontribusi bagi kelestarian lingkungan.
"Penanaman pohon langka dan mangrove merupakan bagian program lingkungan yang konsisten dilakukan sejak SVF I delapan tahun silam," jelas Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Kamis (1/8/2013).
Tema yang diusung ‘Segara Giri’ sangat relevan dengan wacana lingkungan yang berkembang saat ini. Hal itu sebagai respons atas isu lingkungan yang terus menerpa Bali hingga kini.
Sebagai destinasi wisata dunia, Bali harus mengedepankan kelestarian lingkungan dan melakukan kebijakan tepat untuk pembangunan dengan memerhatikan daya dukungnya.
Dalam pengembangan pariwisata di Sanur kata dia, tetap akan menjaga keseimbangan dengan meminimalisasi dampak kerusakan lingkungan.
"SVF terus berupaya melakukan aksi nyata mewujudkan Sanur yang lestari sosial, budaya, dan lingkungannya," imbuh Gusde, panggilan akranya.
Selain itu, terus berbenah meningkatkan daya gugah kreasi warga ikut terlibat dalam penggarapan festival.
Kegiatan ini didukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu yang akan ikut terjun mengikuti serangkaian acara mulai dari bersih-bersih pantai, pelepasan tukik, konservasi terumbu karang, dan edukasi kebersihan.
“Ibu Menteri akan mengikuti Sanur Cycling, mengunjungi Yoga Asana serta serangkaian acara festival lainnya pada 28 September 2013,” kata Gusde menambahkan.
Sedangkan penanaman pohon kali ini dipilih bibit sirsak (Annona muricata L) yang dikenal pula sebagai tanaman obat dan buah.
Pada festival sebelumnya, warga Sanur telah menanam intaran dan sejumlah pohon langka yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan, aneka varietas kelapa, dan penanaman mangrove untuk memperluas area hutan bakau.
Yang tak kalah menariknya, ajang ini Memamerkan hasil seni kerajinan yang menjadi suguhan pendukung pariwisata industri sekaligus menjadi ajang temu kreatif, temu dagang, dan kontak bisnis.
Gusde memaparkan, setelah sewindu 8 tahun) SVF kian mengukuhkan soliditas warga Sanur dalam membangun keberlanjutan aktivitas kepariwisataan yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian setempat.
Tentunya tetap melestarikan seni budaya dan daya dukung lingkungan. Perhelatan perayaan masyarakat Sanur yang dikelola swadaya oleh Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) diyakini memberin daya kreasi untuk menggairahkan kehidupan kreatifitas dan sosial masyarakatnya.
Sanur Village Festival VIII/2013 mengusung tema besar “Segara Giri” yang merupakan kosmologi yang begitu membumi dan memberikan makna mendalam.
Segara (laut) dan Giri (gunung), keduanya memiliki nilai sosio-religius yang mengandung nilai strategis sebagai sumber kehidupan. Segara Giri menggabungkan dimensi kesadaran dari sumbu religi dan bumi.
"Dengan mempertahankan nilai-nilai budaya luhur atau The New Spirit of Heritage, rangkaian program festival kian menegaskan Sanur sebagai morning of the world," demikian Gusde.
(lns)