Polda Jateng masih telusuri kasus dukun Muhyaroh

Selasa, 30 Juli 2013 - 15:51 WIB
Polda Jateng masih telusuri...
Polda Jateng masih telusuri kasus dukun Muhyaroh
A A A
Sindonews.com - Polda Jawa Tengah akan terus melakukan penyisiran lokasi yang dicurigai terdapat korban lain terkait kasus Muhyaroh, seorang dukun jagal dari Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan secara intensif untuk mengungkap kasus tersebut.

"Masih terus melakukan penyisiran dan pencarian. Dimungkinkan masih ada korban lain selain tiga yang sudah ditemukan," ujar Irjen Pol Dwi Priyatno, saat melakukan kunjungan di Mapolres Kabupaten Magelang, Selasa (30/7/2013).

Dia menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang menyelidiki secara intensif dengan memeriksa lebih dari lima saksi. Namun, pihaknya belum melakukan penahanan karena bukti permulaan belum cukup.

"Dari keterangan saksi-saksi, kasus ini murni didasari motif ekonomi. Yakni dengan dalih mampu menggandakan uang. Misalnya dari satu juta menjadi sepuluh juta, dan seterusnya," paparnya.

Untuk saat ini ada kemungkinan muncul tersangka lain selain Muhyaroh. Penetapan tersangka baru ini akan didasarkan bukti-bukti yang didapat dan keterangan saksi-saksi.

"Semua masih kami dalami," jelasnya.

Soal dua jenazah yang ditemukan di Dusun Petung, Ngemplak, Windusari, saat ini belum ada keluarga yang melaporkan. Berdasarkan identifikasi, dua jenasah ini berjenis kelamin laki-laki berusia sekitar 40-45 tahun.

"Kami masih melakukan penyisiran terhadap jenasah lain. Namun saat ini belum ditemukan lagi," katanya.

Sedangkan terkait modus pembunuhan, Kapolda menjelaskan, Muhyaro lebih dulu menutup mata korban. Kemudian dihadapkan dengan sajen di depan matanya. Selanjutnya Muhyaro memukul korban dari belakang.

Kapolres Kabupaten Magelang, AKBP Murbani Budi Pitoyo menambahkan ada kemungkinan muncul korban-korban lain yang dibunuh Muhyaro.

"Saat ini kami masih melakukan penyisiran," tambahnya.

Namun, pihaknya belum memberikan keterangan secara detil terkait waktu dan lokasi penyisiran.

"Semua tempat yang kami curigai sebagai lokasi penguburan korban. Ini kami lakukan sampai tempat-tempat itu benar-benar tidak ada lagi ditemukan korban," tandasnya.

Kedok penggandaan uang Muhyaro mulai terbongkar ketika tersangka menjatuhkan diri di jurang lereng Sumbing yang mengakibatkan tewasnya AKP Yahya R Lihu. Saat itu, Muhyaro diminta menunjukkan kuburan Yolanda Rifan, Kamis 25 Juli.

Yolanda Rifan, dosen Arsitektur FT Undip, yang juga putra guru besar FH Undip Prof Dr Barda Nawawi SH.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5855 seconds (0.1#10.140)