Over kapasitas, napi Lapas Magelang rawan gesekan
A
A
A
Sindonews.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Magelang mengalami kelebihan jumlah warga binaan hingga mencapai 100 persen dari kapasitas standar. Kelebihan jumlah tersebut, sudah terjadi sejak lima tahun terakhir.
Kepala Lapas Kelas II A Magelang I Made Dharma Jaya mengatakan, warga binaan penghuni lapas setempat mencapai 576 orang. Padahal, kapasitas lapas hanya untuk sekitar 258 orang.
“Sementara, jumlah penghuni saat ini sudah mencapai 576 orang. Artinya, kelebihan sudah dua kali lipat dari kapasitas standar, dan hampir 100 persen dari kapasitas tempat tidur,” ujarnya, saat ditemui di kantornya, Jumat (26/7/2013).
Mantan Kalapas Kelas II A Besi Nusakambangan, Cilacap, ini menuturkan jumlah warga binaan saat ini mayoritas terkena kasus Undang-undang Perlindungan Anak (UPA), yakni 160 orang. Lalu disusul kasus narkoba 86 orang, pencurian 83 orang, perampokan 47 orang, dan penipuan 41 orang.
“Selebihnya merupakan narapidana kasus lainnya. Jumlah narapidana UPA ini sendiri jumlahnya terus meningkat dalam empat bulan terakhir. Bulan April sebanyak 152 orang, lalu naik 155 orang di Mei, 156 orang di bulan Juni, dan sekarang bulan Juli sebanyak 160 orang,” lanjutnya.
Kelebihan jumlah penghuni tersebut, berpotensi terjadinya gesekan antarsesama warga binaan. Faktor keamanan menjadi sangat penting, karena kemungkinan rasa tidak nyaman menghinggapi warga binaan mengingat tempat terlalu penuh.
“Selain itu juga rawan terjadi penyebaran penyakit kulit. Gambaran saja, kamar ukuran sedang diisi 20-25 orang dari kapasitas standar hanya 16 orang dan kamar besar di isi 30 orang dari standar 20 orang. Misalnya satu orang sakit gatal, maka mudah sekali penghuni lainnya terkena gatal serupa,” tuturnya.
Untuk antisipasi terjadi gesekan, dia menegaskan, pihaknya berupaya keras menjaga agar warga satu sama lain tetap nyaman tinggal meski harus berdesakan. Keamanan juga diusahakan tetap terjaga, sehingga tidak sampai terjadi keributan yang berujung merugikan.
“Lalu kami juga tengah berupaya untuk menambah jumlah kamar dengan memanfaatkan lahan yang ada atau memfungsikan ruangan yang tidak terpakai. Begitu pula kami siagakan tempat pemeriksaan kesehatan yang bisa cepat mengatasi masalah kesehatan warga,” jelasnya.
Kepala Lapas Kelas II A Magelang I Made Dharma Jaya mengatakan, warga binaan penghuni lapas setempat mencapai 576 orang. Padahal, kapasitas lapas hanya untuk sekitar 258 orang.
“Sementara, jumlah penghuni saat ini sudah mencapai 576 orang. Artinya, kelebihan sudah dua kali lipat dari kapasitas standar, dan hampir 100 persen dari kapasitas tempat tidur,” ujarnya, saat ditemui di kantornya, Jumat (26/7/2013).
Mantan Kalapas Kelas II A Besi Nusakambangan, Cilacap, ini menuturkan jumlah warga binaan saat ini mayoritas terkena kasus Undang-undang Perlindungan Anak (UPA), yakni 160 orang. Lalu disusul kasus narkoba 86 orang, pencurian 83 orang, perampokan 47 orang, dan penipuan 41 orang.
“Selebihnya merupakan narapidana kasus lainnya. Jumlah narapidana UPA ini sendiri jumlahnya terus meningkat dalam empat bulan terakhir. Bulan April sebanyak 152 orang, lalu naik 155 orang di Mei, 156 orang di bulan Juni, dan sekarang bulan Juli sebanyak 160 orang,” lanjutnya.
Kelebihan jumlah penghuni tersebut, berpotensi terjadinya gesekan antarsesama warga binaan. Faktor keamanan menjadi sangat penting, karena kemungkinan rasa tidak nyaman menghinggapi warga binaan mengingat tempat terlalu penuh.
“Selain itu juga rawan terjadi penyebaran penyakit kulit. Gambaran saja, kamar ukuran sedang diisi 20-25 orang dari kapasitas standar hanya 16 orang dan kamar besar di isi 30 orang dari standar 20 orang. Misalnya satu orang sakit gatal, maka mudah sekali penghuni lainnya terkena gatal serupa,” tuturnya.
Untuk antisipasi terjadi gesekan, dia menegaskan, pihaknya berupaya keras menjaga agar warga satu sama lain tetap nyaman tinggal meski harus berdesakan. Keamanan juga diusahakan tetap terjaga, sehingga tidak sampai terjadi keributan yang berujung merugikan.
“Lalu kami juga tengah berupaya untuk menambah jumlah kamar dengan memanfaatkan lahan yang ada atau memfungsikan ruangan yang tidak terpakai. Begitu pula kami siagakan tempat pemeriksaan kesehatan yang bisa cepat mengatasi masalah kesehatan warga,” jelasnya.
(san)