Jimly: Bila terbukti, Khoffifah jadi peristiwa politik besar

Sindonews.com - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengatakan, Khofifah Indar Parawansa menjadi catatan politik besar jika kasusnya terungkap melalui persidangan kode etik di DKPP.

Kasus pencoretan pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur Khoffifah Indar Parawansa dan Herman S Sumawiredja, sebagai peserta pemilihan umum daerah (Pemilukada) Jawa Timur, jika terbukti yang disangkakan oleh pasangan Khoffifah-Herman, menurut Jimly menjadi catatan penting bagi penyelenggara pemilu.

Hal itu dikatakan Jimly saat membuka sidang dalam sidang perdana kasus pencoretan cagub-cawagub Khoffifah-Herman diruang sidang DKPP, Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Menurutnya kondisi politik untuk Pemilukada Jawa Timur segera diselesaikan agar tidak terjadi kegaduhan politik diluar.

"Ini jika nanti dalam proses persidangan apa yang dipersoalkan bakal calon gubernur benar maka ini akan menjadi peristiwa politik besar. Makanya, kita ingin bisa diselesaikan disini (Sidang DKPP) tidak ramai diluar," ujar Jimly, dikantor DKPP, Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Sidang perdana DKPP untuk pencoretan pasangan Khoffifah-Herman dihadiri pihak tergugat yakni pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi Jawa Timur dan pihak penggugat yakni pasangan Khoffifah-Herman yang didampingi tim penasihat hukum.

Selain pihak pengguggat dan tergugat, juga hadir dukungan dari berbagai kalangan dan tokoh. Dari pantauan Sindonews.com, hadir antara lain Rizal Ramli, Adhie Masardi, Boni Hargens dan sejumlah pendukung lainnya.

Seperti diberitakan, pasangan cagub-cawagug Khoffifah-Herman dicoret sebagai daftar peserta pemilihan Gubernur provinsi Jawa Timur. Pencoretan dilakukan KPU Jawa Timur karena dukungan partai untuk pasangan tersebut yang kurang dari 15 persen.