Waspadai balas dendam teroris, Polri pantau santri Nganjuk
A
A
A
Sindonews.com - Polres Tulungagung saat ini tengah mengawasi seorang pendatang yang dicurigai sebagai bagian dari sel jaringan terorisme. Pendatang itu merupakan santri salah satu pesantren di Nganjuk.
Hasil data yang dihimpun intelejen, saat ini orang yang dicurigai itu sedang bergerilya melakukan kegiatan keagamaan (syiar) yang identik dengan pengikut ajaran Islam radikal (garis keras).
“Sebelumnya ada dua orang. Tapi yang seorang sudah keluar dari Tulungagung. Tinggal satu orang yang pergerakanya terus kami amati, “ ujar Kapolres Tulungagung AKBP Wisnu Hermawan Februanto kepada wartawan, Selasa (23/7/2013).
Sementara menyusul “terbunuhnya” Rizal dan Dayat, dua orang terduga teroris jaringan Poso asal Medan Sumatera Utara di Kota Tulungagung 22 Juli , Mabes Polri mengeluarkan instruksi kepada jajaran di bawahnya agar waspada kemungkinan ada serangan “balasan”.
Menurut Wisnu intruksi tersebut ditujukan secara khusus kepada seluruh jajaran kepolisian di Jawa Timur.
“Bapak Kapolda (Irjen Pol Unggung Cahyono) juga memberikan pengarahan langsung untuk meningkatkan pengamanan di setiap markas komando kepolisian (Mako),“ terang Wisnu.
Secara implisit Wisnu mengisyaratkan Tulungagung menjadi salah satu titik rawan aksi balas dendam kelompok teroris itu. Mengingat dua anggota teroris tertembak mati di wilayah hukum kepolisian Tulungagung.
“Bapak Kapolda juga memerintahkan peningkatan peran Babin Kamtibmas. Setiap pendatang yang masuk ke diwilayah, baik itu lingkungan desa untuk didata, “jelasnya.
Kendati demikian, hasil analisa dan evaluasi, secara umum Kabupaten Tulungagung sebenarnya bukan daerah tujuan para teroris. Kota marmer hanya menjadi wilayah transit atau persinggahan sementara kelompok teroris.
“Kendati demikian kewaspadaan tetap ditingkatkan. Sebab sel-sel teroris ditengarai telah menyebar ke wilayah Jawa Timur, “ paparnya.
Di luar mako dan mapolsek, Wisnu juga memaksimalkan kegiatan patrol di masing-masing wilayah. Yakni dengan menambah dua hingga tiga personil dalam setiap piket penjagaan.
Setiap pengunjung yang hendak masuk mapolres dan mapolsek wajib melewati pintu pemeriksaan, termasuk memeriksa semua barang bawaan. “Kita akan melakukan langkah antisipasi keamanan secara massif, “ pungkasnya.
Hasil data yang dihimpun intelejen, saat ini orang yang dicurigai itu sedang bergerilya melakukan kegiatan keagamaan (syiar) yang identik dengan pengikut ajaran Islam radikal (garis keras).
“Sebelumnya ada dua orang. Tapi yang seorang sudah keluar dari Tulungagung. Tinggal satu orang yang pergerakanya terus kami amati, “ ujar Kapolres Tulungagung AKBP Wisnu Hermawan Februanto kepada wartawan, Selasa (23/7/2013).
Sementara menyusul “terbunuhnya” Rizal dan Dayat, dua orang terduga teroris jaringan Poso asal Medan Sumatera Utara di Kota Tulungagung 22 Juli , Mabes Polri mengeluarkan instruksi kepada jajaran di bawahnya agar waspada kemungkinan ada serangan “balasan”.
Menurut Wisnu intruksi tersebut ditujukan secara khusus kepada seluruh jajaran kepolisian di Jawa Timur.
“Bapak Kapolda (Irjen Pol Unggung Cahyono) juga memberikan pengarahan langsung untuk meningkatkan pengamanan di setiap markas komando kepolisian (Mako),“ terang Wisnu.
Secara implisit Wisnu mengisyaratkan Tulungagung menjadi salah satu titik rawan aksi balas dendam kelompok teroris itu. Mengingat dua anggota teroris tertembak mati di wilayah hukum kepolisian Tulungagung.
“Bapak Kapolda juga memerintahkan peningkatan peran Babin Kamtibmas. Setiap pendatang yang masuk ke diwilayah, baik itu lingkungan desa untuk didata, “jelasnya.
Kendati demikian, hasil analisa dan evaluasi, secara umum Kabupaten Tulungagung sebenarnya bukan daerah tujuan para teroris. Kota marmer hanya menjadi wilayah transit atau persinggahan sementara kelompok teroris.
“Kendati demikian kewaspadaan tetap ditingkatkan. Sebab sel-sel teroris ditengarai telah menyebar ke wilayah Jawa Timur, “ paparnya.
Di luar mako dan mapolsek, Wisnu juga memaksimalkan kegiatan patrol di masing-masing wilayah. Yakni dengan menambah dua hingga tiga personil dalam setiap piket penjagaan.
Setiap pengunjung yang hendak masuk mapolres dan mapolsek wajib melewati pintu pemeriksaan, termasuk memeriksa semua barang bawaan. “Kita akan melakukan langkah antisipasi keamanan secara massif, “ pungkasnya.
(lns)