Sadis, pasangan selingkuh ini ditikam besi runcing
A
A
A
Sindonews.com - Tidak kuasa menanggung malu dan tidak terima harga dirinya sebagai suami diinjak-injak sang istri, membuat Nanang Markus Setyono (37), warga Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, gelap mata.
Dengan sebatang besi yang runcing bagian ujung, dia menikam berkali-kali lambung dan bagian vital Anton Suprapto (45) pria idaman lain (PIL) istrinya. Tidak berhenti disitu, perbuatan keji yang sama juga dia lampiaskan ke tubuh Sri Utami (34) istrinya.
Kedua korban tewas di tempat sebelum mendapat pertolongan medis. "Kedua orang ini telah berselingkuh. Dan saya puas berhasil membunuhnya. Saya akan menjalani hukuman ini," tutur Marzinah (70) orang tua Anton, menirukan ucapan pelaku usai membantai anaknya, kemarin.
Anton dibunuh di kamarnya. Pelaku sengaja datang untuk menyatroninya. Mantan perangkat desa Jaten ini, menderita 17 kali tusukan pada bagian perut dan kemaluan.
Di tempat terpisah, yakni di rumahnya, Sri Utami menderita empat luka pada bagian yang sama. Pembunuhan ini berlangsung tidak berselang lama, dari pembantaian Anton. Informasi yang dihimpun, saat dibunuh korban dalam keadaan hamil muda.
Sementara usai melampiaskan amarahnya, dengan gagah Nanang yang kesehariannya boro kerja sebagai kuli bangunan, langsung menyerahkan diri ke kepolisian terdekat.
"Namun sebelumnya, dia sempat berteriak-teriak sambil menyebut nama korban, yang membuat warga ketakutan," tambah saksi di lapangan yang enggan disebut nama.
Dari data yang dihimpun, perselingkuhan antara kedua korban sudah berlangsung cukup lama. Asmara gelap itu terjadi disaat pelaku tengah bekerja sebagai kuli bangunan di luar kota.
Tuntutan pekerjaan yang membuat jarang bertemu istrinya. Hubungan serong tersebut sudah menjadi buah bibir pergunjingan di masyarakat. Bahkan, pelaku sempat memergoki dengan mata kepala sendiri bagaimana korban berduaan di dalam kamar. Akibat hubungan terlarang tersebut, korban Anton dicopot dari jabatanya sebagai perangkat desa (kamituwo).
"Perselingkuhan itu sempat berhenti. Namun tiga bulan terakhir memanas lagi. Pelaku kemungkinan tidak tahan, karena hubungan itu seolah telah dilakukan dengan terang-terangan," tambah saksi.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolres Kota Blitar Ajun Komisaris Besar Polisi Indarto membenarkan jika motif pembunuhan diduga akibat rasa cemburu. "Pelaku sudah kita amankan termasuk barang bukti, yakni besi runcing dengan panjang sekitar 30 cm," ujarnya.
Dalam peristiwa sadis tersebut, polisi juga membawa jenazah korban ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar untuk keperluan otopsi.
Saat ini penyidik masih mendalami aksi pelaku, apakah semua itu telah terencana atau spontan karena desakan rasa emosi yang tinggi. "Kita masih mendalami kasus ini, termasuk meminta keterangan saksi, juga mencari tahu apakah korban dalam keadaan hamil muda," pungkasnya.
Dengan sebatang besi yang runcing bagian ujung, dia menikam berkali-kali lambung dan bagian vital Anton Suprapto (45) pria idaman lain (PIL) istrinya. Tidak berhenti disitu, perbuatan keji yang sama juga dia lampiaskan ke tubuh Sri Utami (34) istrinya.
Kedua korban tewas di tempat sebelum mendapat pertolongan medis. "Kedua orang ini telah berselingkuh. Dan saya puas berhasil membunuhnya. Saya akan menjalani hukuman ini," tutur Marzinah (70) orang tua Anton, menirukan ucapan pelaku usai membantai anaknya, kemarin.
Anton dibunuh di kamarnya. Pelaku sengaja datang untuk menyatroninya. Mantan perangkat desa Jaten ini, menderita 17 kali tusukan pada bagian perut dan kemaluan.
Di tempat terpisah, yakni di rumahnya, Sri Utami menderita empat luka pada bagian yang sama. Pembunuhan ini berlangsung tidak berselang lama, dari pembantaian Anton. Informasi yang dihimpun, saat dibunuh korban dalam keadaan hamil muda.
Sementara usai melampiaskan amarahnya, dengan gagah Nanang yang kesehariannya boro kerja sebagai kuli bangunan, langsung menyerahkan diri ke kepolisian terdekat.
"Namun sebelumnya, dia sempat berteriak-teriak sambil menyebut nama korban, yang membuat warga ketakutan," tambah saksi di lapangan yang enggan disebut nama.
Dari data yang dihimpun, perselingkuhan antara kedua korban sudah berlangsung cukup lama. Asmara gelap itu terjadi disaat pelaku tengah bekerja sebagai kuli bangunan di luar kota.
Tuntutan pekerjaan yang membuat jarang bertemu istrinya. Hubungan serong tersebut sudah menjadi buah bibir pergunjingan di masyarakat. Bahkan, pelaku sempat memergoki dengan mata kepala sendiri bagaimana korban berduaan di dalam kamar. Akibat hubungan terlarang tersebut, korban Anton dicopot dari jabatanya sebagai perangkat desa (kamituwo).
"Perselingkuhan itu sempat berhenti. Namun tiga bulan terakhir memanas lagi. Pelaku kemungkinan tidak tahan, karena hubungan itu seolah telah dilakukan dengan terang-terangan," tambah saksi.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolres Kota Blitar Ajun Komisaris Besar Polisi Indarto membenarkan jika motif pembunuhan diduga akibat rasa cemburu. "Pelaku sudah kita amankan termasuk barang bukti, yakni besi runcing dengan panjang sekitar 30 cm," ujarnya.
Dalam peristiwa sadis tersebut, polisi juga membawa jenazah korban ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar untuk keperluan otopsi.
Saat ini penyidik masih mendalami aksi pelaku, apakah semua itu telah terencana atau spontan karena desakan rasa emosi yang tinggi. "Kita masih mendalami kasus ini, termasuk meminta keterangan saksi, juga mencari tahu apakah korban dalam keadaan hamil muda," pungkasnya.
(san)