Lapas Garut kelebihan kapasitas
A
A
A
Sindonews.com - Kapasitas narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Garut, Jawa Barat (Jabar) berlebih. Over kapasitas ini disebabkan karena narapidana (Napi) dan tahanan yang ditempatkan di Lapas Garut tidak sebanding dengan jumlah semestinya.
“Jumlah total yang ditampung di sini sebanyak 461 orang. Itu terdiri dari 407 narapidana dan 54 tahanan titipan. Seharusnya, daya tampung di Lapas Garut ini sebanyak 340 orang,” kata Kepala Lapas (Kalapas) Klas II B Garut Rahmat Mulyana, Jumat (19/7/2013).
Kendati demikian, Rahmat menegaskan berlebihnya jumlah napi dan tahanan yang ditempatkan di Lapas Garut tidak terlalu bermasalah. Pasalnya, kondisi serupa juga dapat ditemukan pada beberapa lapas daerah lain.
“Justru di daerah lain menurut saya lebih parah, over kapasitasnya bisa tiga bahkan sampai empat kali lipat dari yang seharusnya. Misalnya, ada satu lapas yang menampung napi sebanyak 2.000 orang. Sedangkan seharusnya, lapas itu menampung 500 napi saja,” ungkapnya.
Ia pun menambahkan, sejumlah fasilitas listrik, air dan pembinaan di Lapas Garut masih memadai. Untuk ketersediaan air, lapas ini setidaknya mengerahkan tiga unit sumur.
“Semua sumur di sini menggunakan artesis. Jadi meski kemarau, ketersediaan untuk semua orang di lapas masih bisa terpenuhi. Suplai listrik pun selama ini baik-baik saja, tidak ada masalah. Sedangkan untuk fasilitas pembinaan di sini terbilang lengkap,” ujarnya.
Dia menyebutkan, seluruh fasilitas pembinaan yang ada di Lapas Garut adalah sarana rohani, sarana olah raga, bengkel, pabrik bulu mata, peternakan doma potong, peternakan domba Garut, peternakan ayam, dan kolam perikanan.
“Kami harus menjalankan tugas dengan baik. Termasuk juga, untuk memanusiakan dengan layak para napi dan tahanan,” ucapnya.
Lapas Klas II B Garut sendiri terdiri dari lima blok, yaitu Blok napi, blok tahanan, blok masa pengenalan lingkungan (Mapenaling), blok anak, dan blok wanita. Adapun jumlah total pegawai Lapas Garut sebanyak 84 orang, yaitu sebanyak 42 petugas jaga dan 42 lainnya petugas administrasi.
Terkait insiden kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumut, beberapa waktu lalu, Lapas Garut pun ikut meningkatkan keamanannya. Peningkatan keamanan tampak dari bertambahnya intensitas patroli rutin dari aparat kepolisian di setiap harinya.
“Sebelum ada kejadian kerusuhan itu, patroli dari pihak kepolisian sangat jarang. Memang ada, namun tidak sesering setelah kejadian kerusuhan di Lapas Medan. Sekarang ini meski kejadian kerusuhan itu telah berlalu beberapa hari, dalam satu harinya patroli dari pihak kepolisian masih intensif dilakukan menjadi enam kali,” ucap Komandan Jaga Lapas Klas II Garut, Solehudin.
Dia menerangkan, enam kali patroli dari aparat kepolisian tersebut terbagi pada tiga kali patroli siang hari dan tiga kali di malam hari. Solehudin sendiri tidak mengetahui persis, hingga kapan patroli rutin ini akan terus berlangsung.
“Yang jelas, kami selalu melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian,” katanya.
“Jumlah total yang ditampung di sini sebanyak 461 orang. Itu terdiri dari 407 narapidana dan 54 tahanan titipan. Seharusnya, daya tampung di Lapas Garut ini sebanyak 340 orang,” kata Kepala Lapas (Kalapas) Klas II B Garut Rahmat Mulyana, Jumat (19/7/2013).
Kendati demikian, Rahmat menegaskan berlebihnya jumlah napi dan tahanan yang ditempatkan di Lapas Garut tidak terlalu bermasalah. Pasalnya, kondisi serupa juga dapat ditemukan pada beberapa lapas daerah lain.
“Justru di daerah lain menurut saya lebih parah, over kapasitasnya bisa tiga bahkan sampai empat kali lipat dari yang seharusnya. Misalnya, ada satu lapas yang menampung napi sebanyak 2.000 orang. Sedangkan seharusnya, lapas itu menampung 500 napi saja,” ungkapnya.
Ia pun menambahkan, sejumlah fasilitas listrik, air dan pembinaan di Lapas Garut masih memadai. Untuk ketersediaan air, lapas ini setidaknya mengerahkan tiga unit sumur.
“Semua sumur di sini menggunakan artesis. Jadi meski kemarau, ketersediaan untuk semua orang di lapas masih bisa terpenuhi. Suplai listrik pun selama ini baik-baik saja, tidak ada masalah. Sedangkan untuk fasilitas pembinaan di sini terbilang lengkap,” ujarnya.
Dia menyebutkan, seluruh fasilitas pembinaan yang ada di Lapas Garut adalah sarana rohani, sarana olah raga, bengkel, pabrik bulu mata, peternakan doma potong, peternakan domba Garut, peternakan ayam, dan kolam perikanan.
“Kami harus menjalankan tugas dengan baik. Termasuk juga, untuk memanusiakan dengan layak para napi dan tahanan,” ucapnya.
Lapas Klas II B Garut sendiri terdiri dari lima blok, yaitu Blok napi, blok tahanan, blok masa pengenalan lingkungan (Mapenaling), blok anak, dan blok wanita. Adapun jumlah total pegawai Lapas Garut sebanyak 84 orang, yaitu sebanyak 42 petugas jaga dan 42 lainnya petugas administrasi.
Terkait insiden kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumut, beberapa waktu lalu, Lapas Garut pun ikut meningkatkan keamanannya. Peningkatan keamanan tampak dari bertambahnya intensitas patroli rutin dari aparat kepolisian di setiap harinya.
“Sebelum ada kejadian kerusuhan itu, patroli dari pihak kepolisian sangat jarang. Memang ada, namun tidak sesering setelah kejadian kerusuhan di Lapas Medan. Sekarang ini meski kejadian kerusuhan itu telah berlalu beberapa hari, dalam satu harinya patroli dari pihak kepolisian masih intensif dilakukan menjadi enam kali,” ucap Komandan Jaga Lapas Klas II Garut, Solehudin.
Dia menerangkan, enam kali patroli dari aparat kepolisian tersebut terbagi pada tiga kali patroli siang hari dan tiga kali di malam hari. Solehudin sendiri tidak mengetahui persis, hingga kapan patroli rutin ini akan terus berlangsung.
“Yang jelas, kami selalu melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian,” katanya.
(rsa)