Puluhan pengungsi banjir di Wajo terserang penyakit
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan pengungsi korban banjir di Kabupaten Wajo, mulai terserang penyakit. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kabupaten Wajo, sekitar 77 warga korban banjir, mulai menderita berbagai macam penyakit.
Rincian dari 77 penderita tersebut, yakni dermatitis (infeksi kulit) menyerang 37 orang, ILI (Influenza atau sakit yang menyerupai selesam, demam, batuk dan sakit tekak) 24 orang, diare sebanyak 8 orang, nyeri sendi sebanyak 4 orang, vertigo (pusing) 2 orang. Sementara yang sakit telinga dan suspek thipoid, masing-masing satu orang.
"Puluhan korban banjir ini masih dalam tahap rawat jalan," kata Kabid Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas kesehatan Wajo, Awaluddin Sibe kepada wartawan, Kamis (18/7/2013).
Khusus untuk penyakit yang rawan untuk korban banjir dan perlu diwaspadai adalah penyakit diare, Ispa dan gatal-gatal. "Untuk antisipasi berbagai penyakit untuk banjir kali ini, Dinkes sudah membentuk posko kesehatan di Desa lokasi banjir," terangnya.
Selain itu, posko banjir juga dibentuk di setiap Puskesmas yang ada di kecamatan yang terkena banjir. Sementara posko induk kesehatan dipusatkan di kantor dinas kesehatan Kabupaten Wajo.
"Selain itu, antisipasi yang kami lakukan saaat ini adalah melaksanakan pengobatan di tempat pengungsian dan mendata tempat-tempat dan jumlah orang yang mungungsi," jelasnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Kabupaten Wajo yang dihubungi, mengatakan antisipasi untuk kesehatan saat ini menyiapkan Jaringan puskesmes dan poskesdes serta sudah siap.
"Untuk kesiapan obat informasi tadi malam, Kadis kesehatan provinsi akan mengirim ke Sengkang, mungkin sudah sampai," katanya sambil mengaku berada di Jakarta.
Sementara itu, pantauan wartawan di lokasi banjir, di posko pengungsian Mesjid Angung Ummul Quran Sengkang, seorang pengungsi (Rezky) terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang, karena menderita penyakit tipes.
Salah seorang warga Laelo Kecamatan Tempe yang merupakan salah satu kawasan terparah banjir, Baharuddin, mengaku di daerahnya sejumlah warga yang tidak mengungsi juga terserang demam dan batuk.
"Mungkin karena kedinginan, saya saja saat ini masih lemes selalu menggigil kedinginan," terangnya.
Sementara itu, Kabid Kesetiakawanan Sosial Dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Wajo Sahran mengatakan, pihaknya masih menunggu bantuan 100 ton beras yang merupakan cadangan beras nasional dari Ketahanan pangan.
"Kemarin, kami sudah siapkan 3 ton beras ditambah dari gubernur 10 ton, dan uang Rp100 juta," katanya.
Hingga kini, debit air masih bertahan hingga ketinggian 3 sampai 4 meter di lokasi banjir.
Rincian dari 77 penderita tersebut, yakni dermatitis (infeksi kulit) menyerang 37 orang, ILI (Influenza atau sakit yang menyerupai selesam, demam, batuk dan sakit tekak) 24 orang, diare sebanyak 8 orang, nyeri sendi sebanyak 4 orang, vertigo (pusing) 2 orang. Sementara yang sakit telinga dan suspek thipoid, masing-masing satu orang.
"Puluhan korban banjir ini masih dalam tahap rawat jalan," kata Kabid Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas kesehatan Wajo, Awaluddin Sibe kepada wartawan, Kamis (18/7/2013).
Khusus untuk penyakit yang rawan untuk korban banjir dan perlu diwaspadai adalah penyakit diare, Ispa dan gatal-gatal. "Untuk antisipasi berbagai penyakit untuk banjir kali ini, Dinkes sudah membentuk posko kesehatan di Desa lokasi banjir," terangnya.
Selain itu, posko banjir juga dibentuk di setiap Puskesmas yang ada di kecamatan yang terkena banjir. Sementara posko induk kesehatan dipusatkan di kantor dinas kesehatan Kabupaten Wajo.
"Selain itu, antisipasi yang kami lakukan saaat ini adalah melaksanakan pengobatan di tempat pengungsian dan mendata tempat-tempat dan jumlah orang yang mungungsi," jelasnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Kabupaten Wajo yang dihubungi, mengatakan antisipasi untuk kesehatan saat ini menyiapkan Jaringan puskesmes dan poskesdes serta sudah siap.
"Untuk kesiapan obat informasi tadi malam, Kadis kesehatan provinsi akan mengirim ke Sengkang, mungkin sudah sampai," katanya sambil mengaku berada di Jakarta.
Sementara itu, pantauan wartawan di lokasi banjir, di posko pengungsian Mesjid Angung Ummul Quran Sengkang, seorang pengungsi (Rezky) terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Sengkang, karena menderita penyakit tipes.
Salah seorang warga Laelo Kecamatan Tempe yang merupakan salah satu kawasan terparah banjir, Baharuddin, mengaku di daerahnya sejumlah warga yang tidak mengungsi juga terserang demam dan batuk.
"Mungkin karena kedinginan, saya saja saat ini masih lemes selalu menggigil kedinginan," terangnya.
Sementara itu, Kabid Kesetiakawanan Sosial Dinas Sosial Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Wajo Sahran mengatakan, pihaknya masih menunggu bantuan 100 ton beras yang merupakan cadangan beras nasional dari Ketahanan pangan.
"Kemarin, kami sudah siapkan 3 ton beras ditambah dari gubernur 10 ton, dan uang Rp100 juta," katanya.
Hingga kini, debit air masih bertahan hingga ketinggian 3 sampai 4 meter di lokasi banjir.
(san)