Korban banjir Bone keluhkan minimnya perhatian pemerintah
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah korban banjir di Bone Utara, membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Pasalnya, sejak seminggu tergenang banjir, warga belum mendapatkan pertolongan. Sementara itu, sejumlah anak-anak mulai terkena penyakit, seperti demam dan gatal-gatal.
Salah seorang korban banjir asal Desa Uloe, Kecamatan Dua Boccoe, Idris mengatakan, air masih mengenangi rumahnya dan sudah mulai surut. Meski demikian, di sekitar rumahnya yang berjarak hanya 50 meter, masih digenangi air. Bahkan, dari luapan Sungai Walannae, masih bisa mengancam akan kembali terjadi jika hujan.
"Seperti di SD Inpres 10/73 Uloe, di sana belum surut airnya, dan siswanya diliburkan. Kami khawatir, jika terjadi hujan susulan, maka pasti banjir lagi," ujar Idris, kepada wartawan, Rabu (17/7/2013).
Idris bersama dengan warga setempat mengaku prihatin dengan kondisi banjir yang masih jauh dari bantuan pemerintah, pasalnya belum ada posko-posko yang disediakan, seperti pelayanan kesehatan jika ada yang sakit masih harus ke Puskesmas Dua Boccoe, serta bantuan makanan bagi korban banjir yang sangat membutuhkan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Andi Mappangara, menjelaskan bahwa telah membentuk posko korban banjir meliputi Kecamatan Ajangale, Dua Boccoe dan juga Cenrana. Namun sayangnya, laporan pelayanan kesehatan terhadap korban banjir tidak diketahuinya.
"Belum ada laporan masuk dari Puskesmas, tapi kita tetap memberikan pelayanan maksimal," terangnya.
Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bone Amrullah Hasda mengatakan, jika korban banjir belum dikategorikan darurat. Karena, warga masih bisa melakukan aktivitasnya serta tidak ada kerusakan fatal disetiap rumah warga.
"Kami memiliki petugas setiap kecamatan yang memantau dan melaporkan setiap kondisi korban banjir, jika ada darurat dan kami pasti akan turun memberikan bantuan," ungkapnya.
Salah seorang korban banjir asal Desa Uloe, Kecamatan Dua Boccoe, Idris mengatakan, air masih mengenangi rumahnya dan sudah mulai surut. Meski demikian, di sekitar rumahnya yang berjarak hanya 50 meter, masih digenangi air. Bahkan, dari luapan Sungai Walannae, masih bisa mengancam akan kembali terjadi jika hujan.
"Seperti di SD Inpres 10/73 Uloe, di sana belum surut airnya, dan siswanya diliburkan. Kami khawatir, jika terjadi hujan susulan, maka pasti banjir lagi," ujar Idris, kepada wartawan, Rabu (17/7/2013).
Idris bersama dengan warga setempat mengaku prihatin dengan kondisi banjir yang masih jauh dari bantuan pemerintah, pasalnya belum ada posko-posko yang disediakan, seperti pelayanan kesehatan jika ada yang sakit masih harus ke Puskesmas Dua Boccoe, serta bantuan makanan bagi korban banjir yang sangat membutuhkan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Andi Mappangara, menjelaskan bahwa telah membentuk posko korban banjir meliputi Kecamatan Ajangale, Dua Boccoe dan juga Cenrana. Namun sayangnya, laporan pelayanan kesehatan terhadap korban banjir tidak diketahuinya.
"Belum ada laporan masuk dari Puskesmas, tapi kita tetap memberikan pelayanan maksimal," terangnya.
Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bone Amrullah Hasda mengatakan, jika korban banjir belum dikategorikan darurat. Karena, warga masih bisa melakukan aktivitasnya serta tidak ada kerusakan fatal disetiap rumah warga.
"Kami memiliki petugas setiap kecamatan yang memantau dan melaporkan setiap kondisi korban banjir, jika ada darurat dan kami pasti akan turun memberikan bantuan," ungkapnya.
(san)