Pasien diare di Maros membludak
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki bulan ketujuh tahun 2013, sedikitnya 53 pasien penyakit diare dirawat di perawatan anak RSUD Salewangang. Jumlah itu terus bertambah sejak dua bulan terakhir.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang, Dr Eddy Mochtar mengatakan, umumnya pasien masuk dengan diare dehidrasi. Berdasarkan pantauan dan data yang dimiliki perawatan anak, rata-rata yang dirawat berkisaran usia 6 bulan hingga 11 bulan.
"Meski begitu, ada juga beberapa pasien yang berusia di atas 12 bulan. Tapi yang paling banyak, berusia antara 6 sampai 11 bulan," sebutnya saat ditemui di RSUD Salewangang, Rabu (17/7/2013).
Dia mengurai pasien diare mulai banyak sejak bulan Juni lalu. Dimana angka penderitanya sebanyak 32 orang dan hingga 17 Juli ini pasiennya bertambah menjadi 53 orang. Tingginya kasus penderita diare ini, diduga karena kondisi cuaca yang tidak pasti. Selain itu lingkungan yang tidak bersih pun turut mengambil andil dalam munculnya penyakit ini.
"Memang kasus ini paling sering muncul diakibatkan cuaca dan lingkungan kotor. Karenanya penyakit ini menyerang anak batita, karena daya tahan tubuh mereka masih sangat lemah," katanya.
Membludaknya pasien diare itu, menyebabkan beberapa pasien terpaksa ditidurkan di koridor perawatan anak. Meski begitu, kata Edy, keluarga pasien tidak menolak. Karena mereka juga mau keluarganya mendapatkan pertolongan.
"Kita sudah tidak bisa tampung di kamar perawatan dan mereka juga tetap ingin mendapatkan penanganan medis untuk anaknya. Terpaksa kita gunakanlah koridor perawatan untuk menempatkan mereka," katanya.
Menurutnya penyebab diare itu diawali dari lingkungan yang tidak bersih. Diantaranya tidak membiasakan mencuci tangan. Karenanya, dia mengimbau sebaiknya masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan memperhatikan air yang dikonsumsi apalagi saat ini cuaca tidak menentu.
Dia juga meminta bagi orangtua yang anaknya mengonsumsi susu formula saat mencuci botolnya harus dicuci bersih. Pada dasarnya, kata dia, penyakit diare bukanlah penyakit yang sulit disembuhkan. Namun jika datang terlambat maka penanganannya bisa lama.
"Makanya kalau anak diare segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk diobati. Jangan menunggu berhari-hari," jelasnya.
Salah satu pasien diare, Ibrahim (2), warga Dusun Pakalli Gollae, Kecamatan Bantimurung terpaksa dirawat di perawatan anak RSUD Salewangang selama 3 hari. Menurut ibu pasien, Sukma, anaknya dirujuk dari Puskesmas Bantimurung pada Senin pagi.
"Anak saya dirujuk dari Puskesmas Bantimurung, karena telah mengalami diare, dia sudah buang air sebanyak 12 kali. Alasan dirujuk ke sini (rs) karena puskesmas Bantimurung tidak memiliki alat untuk pasien di bawah 3 tahun," sebutnya.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang, Dr Eddy Mochtar mengatakan, umumnya pasien masuk dengan diare dehidrasi. Berdasarkan pantauan dan data yang dimiliki perawatan anak, rata-rata yang dirawat berkisaran usia 6 bulan hingga 11 bulan.
"Meski begitu, ada juga beberapa pasien yang berusia di atas 12 bulan. Tapi yang paling banyak, berusia antara 6 sampai 11 bulan," sebutnya saat ditemui di RSUD Salewangang, Rabu (17/7/2013).
Dia mengurai pasien diare mulai banyak sejak bulan Juni lalu. Dimana angka penderitanya sebanyak 32 orang dan hingga 17 Juli ini pasiennya bertambah menjadi 53 orang. Tingginya kasus penderita diare ini, diduga karena kondisi cuaca yang tidak pasti. Selain itu lingkungan yang tidak bersih pun turut mengambil andil dalam munculnya penyakit ini.
"Memang kasus ini paling sering muncul diakibatkan cuaca dan lingkungan kotor. Karenanya penyakit ini menyerang anak batita, karena daya tahan tubuh mereka masih sangat lemah," katanya.
Membludaknya pasien diare itu, menyebabkan beberapa pasien terpaksa ditidurkan di koridor perawatan anak. Meski begitu, kata Edy, keluarga pasien tidak menolak. Karena mereka juga mau keluarganya mendapatkan pertolongan.
"Kita sudah tidak bisa tampung di kamar perawatan dan mereka juga tetap ingin mendapatkan penanganan medis untuk anaknya. Terpaksa kita gunakanlah koridor perawatan untuk menempatkan mereka," katanya.
Menurutnya penyebab diare itu diawali dari lingkungan yang tidak bersih. Diantaranya tidak membiasakan mencuci tangan. Karenanya, dia mengimbau sebaiknya masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan memperhatikan air yang dikonsumsi apalagi saat ini cuaca tidak menentu.
Dia juga meminta bagi orangtua yang anaknya mengonsumsi susu formula saat mencuci botolnya harus dicuci bersih. Pada dasarnya, kata dia, penyakit diare bukanlah penyakit yang sulit disembuhkan. Namun jika datang terlambat maka penanganannya bisa lama.
"Makanya kalau anak diare segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk diobati. Jangan menunggu berhari-hari," jelasnya.
Salah satu pasien diare, Ibrahim (2), warga Dusun Pakalli Gollae, Kecamatan Bantimurung terpaksa dirawat di perawatan anak RSUD Salewangang selama 3 hari. Menurut ibu pasien, Sukma, anaknya dirujuk dari Puskesmas Bantimurung pada Senin pagi.
"Anak saya dirujuk dari Puskesmas Bantimurung, karena telah mengalami diare, dia sudah buang air sebanyak 12 kali. Alasan dirujuk ke sini (rs) karena puskesmas Bantimurung tidak memiliki alat untuk pasien di bawah 3 tahun," sebutnya.
(rsa)