4 kecamatan di Bone terendam banjir
A
A
A
Sindonews.com - Intensitas curah hujan tinggi mengakibat sungai walannae yang berada di poros Bone-Wajo meluap. Sedikitnya, 4 Kecamatan terendam banjir yakni kecamatan Ajangale, Dua Boccoe, Tellu Siattingnge dan Awangpone, mengakibatkan masyarakat panik dan dievakuasi sejak dini hari hingga sore, Senin, (15/7/2013).
Lokasi banjir terparah di Kelurahan Pompanua Kecamatan Ajangale dengan ketinggian air mencapai setinggi lutut orang dewasa. Banjir kiriman dari Sungai Walannae ini merendam ratusan rumah warga, badan jalan, perkantoran serta gedung sekolah. Para siswa yang masuk hari pertama sekolah juga terpaksa diliburkan.
Korban banjir, Rusman kepada Koran SINDO, mengatakan jika rumahnya digenangi air hingga membuat sebagian keluarganya mengungsi dini hari pukul 01.00, Wita. Hingga sore harinya kemarin, air tetap belum turun dan masih melakukan pembersihan dari kotoran sampah.
"Rumah saya berada dikantor lurah Pompanua, kami semua khwatair karena hujan tak pernah berhenti" ujarnya.
Dikecamatan Dua Boccoe, ratusan rumah juga terendam banjir seperti di desa Uloe, desa Tocina dan desa Pakkasalo. Warga yang berlokasi di poros jalan dipesisir sungai Walannae terpaksa mengungsi ke desa tetangga lantaran khawatir banjir akan mengenangi rumah mereka. Bahkan dibebera sekolah seperti SMPN 1 Dua Boccoe, SDN 23 Uloe terpaksa diliburkan.
Kepala UPTD Pendidikan Dua Boccoe, Drs Thamrin, mengatakan bahwa jika dirinya melakukan pantauan ke sekolah-sekolah yang terkena banjir. Dia mengimbau seluruh jajaran sekolahnya jika air mengenai sekolahnya diliburkan hingga betul-betul normal kembali.
"Saya tadi ke sekolah melihat kondisi banjir yang belum surut, jika besok masih saja terjadi tetap kita liburkan sambil membersihkan sampah kiriman air yang masuk ke sekolahnya," ujar Thamrin melalui via ponselnya, Senin, (15/7).
Sementara di desa Lea Kecamatan Tellu Siattingnge, lokasi warga yang berada di pesisir sungai walannae cukup memperihatinkan, ketinggian air mencapai 3-4 meter yang berada dibawah rumah panggungnya sehingga akses darat seperti mobil tidak bisa diakses dan hanya menggunakan perahu nelayan sebagai alat transportasi.
Di kecamatan Awangpone, akses jalan desa yang menghubungkan desa Cakke Bone dan Desa Kading mengakibatkan jalan tergenang air akibat sungai Larappi meluap. Para pengendara motor tidak bisa melaluinya hingga harus menunggu surutnya air.
Kepala Badan Search And Rescue (SAR) Kabupaten Bone, Andi Sultan, mengatakan banjir ada dimana-mana dan intens melakukan pemantauan. Selain itu, selama beberapa hari terakhir ini belum menemukan adanya korban jiwa.
Lokasi banjir terparah di Kelurahan Pompanua Kecamatan Ajangale dengan ketinggian air mencapai setinggi lutut orang dewasa. Banjir kiriman dari Sungai Walannae ini merendam ratusan rumah warga, badan jalan, perkantoran serta gedung sekolah. Para siswa yang masuk hari pertama sekolah juga terpaksa diliburkan.
Korban banjir, Rusman kepada Koran SINDO, mengatakan jika rumahnya digenangi air hingga membuat sebagian keluarganya mengungsi dini hari pukul 01.00, Wita. Hingga sore harinya kemarin, air tetap belum turun dan masih melakukan pembersihan dari kotoran sampah.
"Rumah saya berada dikantor lurah Pompanua, kami semua khwatair karena hujan tak pernah berhenti" ujarnya.
Dikecamatan Dua Boccoe, ratusan rumah juga terendam banjir seperti di desa Uloe, desa Tocina dan desa Pakkasalo. Warga yang berlokasi di poros jalan dipesisir sungai Walannae terpaksa mengungsi ke desa tetangga lantaran khawatir banjir akan mengenangi rumah mereka. Bahkan dibebera sekolah seperti SMPN 1 Dua Boccoe, SDN 23 Uloe terpaksa diliburkan.
Kepala UPTD Pendidikan Dua Boccoe, Drs Thamrin, mengatakan bahwa jika dirinya melakukan pantauan ke sekolah-sekolah yang terkena banjir. Dia mengimbau seluruh jajaran sekolahnya jika air mengenai sekolahnya diliburkan hingga betul-betul normal kembali.
"Saya tadi ke sekolah melihat kondisi banjir yang belum surut, jika besok masih saja terjadi tetap kita liburkan sambil membersihkan sampah kiriman air yang masuk ke sekolahnya," ujar Thamrin melalui via ponselnya, Senin, (15/7).
Sementara di desa Lea Kecamatan Tellu Siattingnge, lokasi warga yang berada di pesisir sungai walannae cukup memperihatinkan, ketinggian air mencapai 3-4 meter yang berada dibawah rumah panggungnya sehingga akses darat seperti mobil tidak bisa diakses dan hanya menggunakan perahu nelayan sebagai alat transportasi.
Di kecamatan Awangpone, akses jalan desa yang menghubungkan desa Cakke Bone dan Desa Kading mengakibatkan jalan tergenang air akibat sungai Larappi meluap. Para pengendara motor tidak bisa melaluinya hingga harus menunggu surutnya air.
Kepala Badan Search And Rescue (SAR) Kabupaten Bone, Andi Sultan, mengatakan banjir ada dimana-mana dan intens melakukan pemantauan. Selain itu, selama beberapa hari terakhir ini belum menemukan adanya korban jiwa.
(maf)