Kurikulum 2013 terancam molor
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah persiapan dan pendukung pelaksanaan kurikulum 2013 di Garut belum dilakukan. Akibatnya, pelaksanaan kurikulum 2013 terancam molor.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Garut Mahmud mengatakan, pihaknya dihadapkan berbagai kendala dalam menghadapi kurikulum baru ini. Padahal, kata dia, sebanyak 2.326 sekolah di Garut masuk ke dalam sekolah sasaran yang ditetapkan pemerintah.
"Kendala yang dihadapi untuk menerapkan kurikulum baru ini yakni para guru belum mendapatkan pelatihan atau training of trainer (TOT) dari Kementrian Pendidikan. Kalau belum ada TOT, kecil kemungkinan bisa melaksanakan kurikulum baru ini,” kata Mahmud, Senin (15/7/2013).
Selain itu, lanjut dia, para guru juga belum mendapatkan buku panduan dalam menerapkan kurikulum ini kepada peserta didiknya. Bahkan buku panduan untuk para siswa juga belum kunjung dikirimkan ke tiap sekolah yang ditetapkan akan menerapkan kurikulum baru ini.
"Kendala lainnya yakni keterbatasan anggaran untuk pembangunan sarana dan prasana pendidikan dalam menerapkan kurikulum ini. Karena itu, bila penunjang kurikulum belum lengkap, proses pembelajaran di sekolah akan menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)," ungkapnya.
Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdik Kabupaten Garut M Riswanda menyatakan telah memberangkatkan sebagian tenaga pendidik dan kepala sekolah untuk mendapatkan pelatihan kurikulum baru.
Mereka terdiri dari tujuh orang guru sekolah dasar, delapan guru SMP, empat guru SMA dan SMK, pengawas SD 13 orang, SMP dan SMA delapan orang, kepala SMA delapan orang dan Kepala SMK sebanyak 11 orang.
“Bagi guru yang belum mendapatkan pelatihan akan mendapatkan materi pelatihan dari guru, pegawas dan kepala sekolah yang telah menerima pelatihan,” ujarnya.
Meski baru sebagian mendapat pelatihan, Riswanda optimistis para guru di daerahnya telah siap menerapkan kurikulum baru ini. Kesiapan itu dilihat dari hasil uji kompetensi para guru yang dilakukan beberapa waktu lalu.
"Jumlah guru yang harus mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum baru ini sekitar 2 ribu orang. Kalau secara keseluruhan kita sudah siap khususnya para guru, tinggal sarana penunjang lainnya saja,” ujarnya.
Sekolah percontohan di Garut untuk melaksanakan kurikulum 2013 ini terdiri dari Sekolah Dasar (SD) sebanyak 42 sekolah, SMP empat sekolah, SMA 10 sekolah dan SMK sebanyak 11 sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Garut Mahmud mengatakan, pihaknya dihadapkan berbagai kendala dalam menghadapi kurikulum baru ini. Padahal, kata dia, sebanyak 2.326 sekolah di Garut masuk ke dalam sekolah sasaran yang ditetapkan pemerintah.
"Kendala yang dihadapi untuk menerapkan kurikulum baru ini yakni para guru belum mendapatkan pelatihan atau training of trainer (TOT) dari Kementrian Pendidikan. Kalau belum ada TOT, kecil kemungkinan bisa melaksanakan kurikulum baru ini,” kata Mahmud, Senin (15/7/2013).
Selain itu, lanjut dia, para guru juga belum mendapatkan buku panduan dalam menerapkan kurikulum ini kepada peserta didiknya. Bahkan buku panduan untuk para siswa juga belum kunjung dikirimkan ke tiap sekolah yang ditetapkan akan menerapkan kurikulum baru ini.
"Kendala lainnya yakni keterbatasan anggaran untuk pembangunan sarana dan prasana pendidikan dalam menerapkan kurikulum ini. Karena itu, bila penunjang kurikulum belum lengkap, proses pembelajaran di sekolah akan menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)," ungkapnya.
Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Disdik Kabupaten Garut M Riswanda menyatakan telah memberangkatkan sebagian tenaga pendidik dan kepala sekolah untuk mendapatkan pelatihan kurikulum baru.
Mereka terdiri dari tujuh orang guru sekolah dasar, delapan guru SMP, empat guru SMA dan SMK, pengawas SD 13 orang, SMP dan SMA delapan orang, kepala SMA delapan orang dan Kepala SMK sebanyak 11 orang.
“Bagi guru yang belum mendapatkan pelatihan akan mendapatkan materi pelatihan dari guru, pegawas dan kepala sekolah yang telah menerima pelatihan,” ujarnya.
Meski baru sebagian mendapat pelatihan, Riswanda optimistis para guru di daerahnya telah siap menerapkan kurikulum baru ini. Kesiapan itu dilihat dari hasil uji kompetensi para guru yang dilakukan beberapa waktu lalu.
"Jumlah guru yang harus mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum baru ini sekitar 2 ribu orang. Kalau secara keseluruhan kita sudah siap khususnya para guru, tinggal sarana penunjang lainnya saja,” ujarnya.
Sekolah percontohan di Garut untuk melaksanakan kurikulum 2013 ini terdiri dari Sekolah Dasar (SD) sebanyak 42 sekolah, SMP empat sekolah, SMA 10 sekolah dan SMK sebanyak 11 sekolah.
(lns)