32 sekolah di Sleman sudah terapkan kurikulum 2013

Senin, 15 Juli 2013 - 17:03 WIB
32 sekolah di Sleman sudah terapkan kurikulum 2013
32 sekolah di Sleman sudah terapkan kurikulum 2013
A A A
Sindonews.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) secara resmi melaunching kurikulum 2013, saat tahun ajaran baru 2013/2014 dimulai. Walau begitu, belum semua sekolah melaksanakan kurikulum baru tersebut.

Satu satunya diantaranya berada di Kabupaten Sleman. Kabupaten dengan semboyan Sembada, tersebut untuk kurikulum 2013 baru dilaksanakan di 32 sekolah. Terdiri dari 13 SD, enam SMP, delapan SMA, dan lima SMK.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sleman Arif Haryono mengatakan, kurikulum 2013 akan diterapkan di semua sekolah. Namun karena ada beberapa kendala teknis, akhirnya tidak jadi dilaksanakan. Hanya dibeberapa sekolah yang menjadi sasaran.

Terutama sekolah yang dulunya berstatus SBI/RSBI dan beberapa sekolah yang ditunjuk. “Sekolah-sekolah itu yang menjadi sasaran implementasi dan baru akan diperluas pada tahun 2014 mendatang,” terang Arif, Senin (15/7/2013).

Arif menjelaskan, ada beberapa perbedaan antara sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dan yang belum. Terutama dalam proses dan tema pembelajarannya. Untuk SD, yaitu tematik, SMP pada pendidikan karakter, dan budi pekerja.

Sedangkan SMA, selain pendidikan karakter dan budi perkerti, untuk penjurasan IPA, IPS atau bahasa, biasanya saat kelas dua, untuk kurikulum baru mulai kelas satu.

“Kurikulum 2013 ini, SD baru untuk kelas I dan IV, SMP kelas VII dan SMA/SMK kelas X. Selain itu, untuk kurikulum baru ini, semua buku yang menyediakan pusat,” katanya.

Menurut Arif, walau belum semua sekolah menerapkan kurikulum 2013, namun untuk pelatihan guru tetap dilaksanakan. Sehingga pada 2014 cakupannya diharapkan akan lebih banyak. Dan bagi yang sudah melaksanakan, karena semua biaya ditanggung pusat, tidak akan berpengaruh pada biaya operasional.

“Namun begitu, di luar 32 sekolah itu yang akan melaksanakan kurikulum 2013 tetap diperbolehkan. Yaitu kurikulum 2013 mandiri. Hanya saja, untuk semua biaya, baik buku maupun pelatihan ditanggung sendiri,” terangnya.

Disinggung apakah sudah ada sekolah yang mengajukan, Arif menyatakan, sebenarnya ada sekolah yang pernah mengajukan, tetapi karena persyaratannya berat, sekolah itu tidak jadi meneruskan untuk melaksanakan kurikulum 2013.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5225 seconds (0.1#10.140)