Pelebaran jalan, Gunung Tompo Ladang longsor
A
A
A
Sindonews.com - Akibat keseringan dikeruk, Gunung Tompo Ladang, di Kecamatan Mallawa longsor, Minggu dini hari (14/7).
Pengerukan gunung Tompo Ladang dilakukan, karena pelebaran jalan sepanjang 500 meter. Karenanya tebing tanah dengan ketinggian sekira 30 meter dari jalan itu perlahan-lahan mengalami longsor. Keadaan kian diperparah saat hujan deras mengguyur wilayah ini.
Kondisi jalan yang licin, air yang mengikis tebing bekas pengerukan menutupi ruas jalan dengan lumpur. Beberapa titik pada lokasi proyek itu longsor hingga menutupi ruas jalan. Akibatnya kemacetan panjang terjadi disepanjang jalan poros Camba-Bone.
Usai hujan deras pada minggu Kondisinya jalan sangat licing, air yang mengikis tebing bekas pengerukan itu menutupi ruas jalan dengan lumpur. Bebeberapa titik pada lokasi proyek itu terjadi longsor hingga menutupi ruas jalan hingga macet tidak terhindarkan.
Untuk membersihkan jalur itu, alat berat yang digunakan melebarkan jalur itu dikerahkan untuk mengangkat tanah dan batu yang menutupi ruas jalan selama kurang lebih 3 jam.
"Selama dalam pelebaran jalan, kondisi jalur sepanjang 500 meter itu sudah sering kali tertimbun tanah dan batu besar namun, eskavator yang mengerjakan jalan itu selalu digunakan untuk membersihkan jalan agar dapat dilalui," kata warga Mallawa Suardi.
Suardi mengatakan, kondisi jalan yang dilebarkan itu sangat berbahaya, ketika hujan deras mengguyur wilayah itu, pengerukan tebing tanah bercampur batu itu sangat beresiko terhadap pengguna jalan ketika melintas di jalan itu.
"Selama ini memang belum pernah ada kendaraannya tertimpah batu besar dan lonsoran tanah, tetapi hal itu sangat berbahaya dan perlu diantisipasi, apalagi cara pengerukan tebing yang dilakukan oleh pelaksana proyek sangat berbahaya karena mulai mengeruk dari bawah tebing," kata Suardi.
Kepala Kecamatan Mallawa, A Paranrengi, membenarkan situasi ini. Menurutnya proyek pelebaran jalan itu menjadi program Dinas Pekerjaan Umum Sulsel. Dia menyesalkan, proyek Sulsel itu dilakukan tanpa adanya izin ataupun permisi dari pemerintah setempat.
Dia kerap kali menegur para pekerja yang berada di lapangan, namun sial pekerja itu lebih sering melawan dan tidak menghiraukannya.
"Sudah banyak keluhan yang masuk ke saya kalau pelebaran jalan itu berisiko tinggi terjadi longsor. Belum lagi kemacetannya yang panjang. Saat ini saya masih mengusahakan agar proyeknya dipercepat karena sudah dua minggu tapi belum ada tanda-tanda akan selesai," tegasnya, saat dikonfirmasi.
Dia menambahkan, untuk membersihkan jalur itu, alat berat yang digunakan melebarkan jalur itu dikerahkan untuk mengangkat tanah dan batu yang menutupi ruas jalan. Selama dalam pelebaran jalan, kondisi jalur sepanjang 500 meter itu kerap kali tertimbun tanah dan batu besar. Excavator yang mengerjakan jalan itu selalu digunakan untuk membersihkan jalan agar dapat dilalui.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maros Abdul Salam, mengatakan, proyek itu merupakan proyek yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi.
"Bukan kewenangan kami dalam pengerjaan proyek itu, karena itu program provinsi, namun meski demikian kami akan menyampaikan hal ini ke provinsi," kata Salam.
Pengerukan gunung Tompo Ladang dilakukan, karena pelebaran jalan sepanjang 500 meter. Karenanya tebing tanah dengan ketinggian sekira 30 meter dari jalan itu perlahan-lahan mengalami longsor. Keadaan kian diperparah saat hujan deras mengguyur wilayah ini.
Kondisi jalan yang licin, air yang mengikis tebing bekas pengerukan menutupi ruas jalan dengan lumpur. Beberapa titik pada lokasi proyek itu longsor hingga menutupi ruas jalan. Akibatnya kemacetan panjang terjadi disepanjang jalan poros Camba-Bone.
Usai hujan deras pada minggu Kondisinya jalan sangat licing, air yang mengikis tebing bekas pengerukan itu menutupi ruas jalan dengan lumpur. Bebeberapa titik pada lokasi proyek itu terjadi longsor hingga menutupi ruas jalan hingga macet tidak terhindarkan.
Untuk membersihkan jalur itu, alat berat yang digunakan melebarkan jalur itu dikerahkan untuk mengangkat tanah dan batu yang menutupi ruas jalan selama kurang lebih 3 jam.
"Selama dalam pelebaran jalan, kondisi jalur sepanjang 500 meter itu sudah sering kali tertimbun tanah dan batu besar namun, eskavator yang mengerjakan jalan itu selalu digunakan untuk membersihkan jalan agar dapat dilalui," kata warga Mallawa Suardi.
Suardi mengatakan, kondisi jalan yang dilebarkan itu sangat berbahaya, ketika hujan deras mengguyur wilayah itu, pengerukan tebing tanah bercampur batu itu sangat beresiko terhadap pengguna jalan ketika melintas di jalan itu.
"Selama ini memang belum pernah ada kendaraannya tertimpah batu besar dan lonsoran tanah, tetapi hal itu sangat berbahaya dan perlu diantisipasi, apalagi cara pengerukan tebing yang dilakukan oleh pelaksana proyek sangat berbahaya karena mulai mengeruk dari bawah tebing," kata Suardi.
Kepala Kecamatan Mallawa, A Paranrengi, membenarkan situasi ini. Menurutnya proyek pelebaran jalan itu menjadi program Dinas Pekerjaan Umum Sulsel. Dia menyesalkan, proyek Sulsel itu dilakukan tanpa adanya izin ataupun permisi dari pemerintah setempat.
Dia kerap kali menegur para pekerja yang berada di lapangan, namun sial pekerja itu lebih sering melawan dan tidak menghiraukannya.
"Sudah banyak keluhan yang masuk ke saya kalau pelebaran jalan itu berisiko tinggi terjadi longsor. Belum lagi kemacetannya yang panjang. Saat ini saya masih mengusahakan agar proyeknya dipercepat karena sudah dua minggu tapi belum ada tanda-tanda akan selesai," tegasnya, saat dikonfirmasi.
Dia menambahkan, untuk membersihkan jalur itu, alat berat yang digunakan melebarkan jalur itu dikerahkan untuk mengangkat tanah dan batu yang menutupi ruas jalan. Selama dalam pelebaran jalan, kondisi jalur sepanjang 500 meter itu kerap kali tertimbun tanah dan batu besar. Excavator yang mengerjakan jalan itu selalu digunakan untuk membersihkan jalan agar dapat dilalui.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maros Abdul Salam, mengatakan, proyek itu merupakan proyek yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi.
"Bukan kewenangan kami dalam pengerjaan proyek itu, karena itu program provinsi, namun meski demikian kami akan menyampaikan hal ini ke provinsi," kata Salam.
(rsa)