Terungkap, belasan ABG Jembrana jadi korban human trafficking
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali, menemukan kasus perdagangan Anak Baru Gede (ABG) di Kabupaten Jembrana, Bali. Perdagangan anak (human trafficking) tersebut ternyata dilakukan oleh warga asing asal Jepang.
Investigasi yang dilakukan dua lembaga tersebut dilakukan selama enam bulan. Terungkap, jika kasus perdagangan para ABG itu dilakukan secara terorganisir dan korbannya semua pelajar SMP dan SMA.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait bersama Ketua Pokja LPA Jembrana Made Sueca Antara menelusuri ke beberapa korban dan keluarganya.
"Sebagian besar korbannya diberi iming-iming uang antara Rp5 juta sampai Rp10 juta dalihnya untuk membantu biaya berobat orang tua sampai untuk biaya sekolah," ujar Made Sueca, saat dihubungi, Minggu (14/7/2013) malam.
Para remaja belia ini, dikatakannya, tergiur mendapatkan uang dengan lebih dahulu diajak berhubungan intim dengan pria asal Jepang itu.
Tidak hanya itu, dari bukti-bukti dan keterangan yang didapat, Sueaca mengindikasikan kuat terjadinya praktek jual beli terhadap ABG ini kepada warga asing lainnya.
Hal sama disampaikan Aris Merdeka Aris jika melihat pengakuan Korban setelah diajak berhubungan intim, pelaku kemudian memotret korban dengan pose bertelanjang dada.
“Kalau sampai memfoto korban dengan kondisi seperti itu indikasinya mengarah ke perdagangan anak. Sebab, foto-foto dengan pose seperti itu bisa saja disebar kepada orang lain untuk mencari pelanggan," imbuhnya.
Menurut Aris, dengan tindakan pelaku seperti itu semestinya sudah bisa langsung dijerat hukum UU Perlindungan Anak.
“Mau kau beli beparapun, yang jelas korbannya di bawah umur tetap harus dihukum,” tegasnya.
Yang membuatnya miris, pelaku dalam melancarkan aksinya selalu menggunakan jasa orang-orang terdekat korban, seperti bibi dan orang tuanya.
Atas temuan itu, Aris berencana menindaklanjuti kasusnya ke ranah hukum guna menyelamatkan masa depan anak-anak Jembrana dan anak-anak Indonesia umumnya.
"Saya ke datang di Bali untuk memastikan kebenaran kasus tersebut. Bahwa memang telah terjadi human trafficking di Jembrana secara terstruktur," tegasnya.
Investigasi yang dilakukan dua lembaga tersebut dilakukan selama enam bulan. Terungkap, jika kasus perdagangan para ABG itu dilakukan secara terorganisir dan korbannya semua pelajar SMP dan SMA.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait bersama Ketua Pokja LPA Jembrana Made Sueca Antara menelusuri ke beberapa korban dan keluarganya.
"Sebagian besar korbannya diberi iming-iming uang antara Rp5 juta sampai Rp10 juta dalihnya untuk membantu biaya berobat orang tua sampai untuk biaya sekolah," ujar Made Sueca, saat dihubungi, Minggu (14/7/2013) malam.
Para remaja belia ini, dikatakannya, tergiur mendapatkan uang dengan lebih dahulu diajak berhubungan intim dengan pria asal Jepang itu.
Tidak hanya itu, dari bukti-bukti dan keterangan yang didapat, Sueaca mengindikasikan kuat terjadinya praktek jual beli terhadap ABG ini kepada warga asing lainnya.
Hal sama disampaikan Aris Merdeka Aris jika melihat pengakuan Korban setelah diajak berhubungan intim, pelaku kemudian memotret korban dengan pose bertelanjang dada.
“Kalau sampai memfoto korban dengan kondisi seperti itu indikasinya mengarah ke perdagangan anak. Sebab, foto-foto dengan pose seperti itu bisa saja disebar kepada orang lain untuk mencari pelanggan," imbuhnya.
Menurut Aris, dengan tindakan pelaku seperti itu semestinya sudah bisa langsung dijerat hukum UU Perlindungan Anak.
“Mau kau beli beparapun, yang jelas korbannya di bawah umur tetap harus dihukum,” tegasnya.
Yang membuatnya miris, pelaku dalam melancarkan aksinya selalu menggunakan jasa orang-orang terdekat korban, seperti bibi dan orang tuanya.
Atas temuan itu, Aris berencana menindaklanjuti kasusnya ke ranah hukum guna menyelamatkan masa depan anak-anak Jembrana dan anak-anak Indonesia umumnya.
"Saya ke datang di Bali untuk memastikan kebenaran kasus tersebut. Bahwa memang telah terjadi human trafficking di Jembrana secara terstruktur," tegasnya.
(rsa)