Banjir bandang Kali Kutho terjang kampung nelayan
A
A
A
Sindonews.com - Banjir bandang akibat luapan Kali Kutho di Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah, menerjang ribuan rumah.
Ketinggian air mencapai dua meter dan terjadi saat warga hendak menyantap makan sahur. Hingga kini, ketinggian air masih berkisar satu meter dan lumpur setinggi 30 centimeter mengendap di jalan dan rumah warga.
Menurut warga, banjir yang datang kali ini cukup besar. Air mengalir cukup deras dari tanggul sungai yang jebol. Warga sempat panik, pasalnya air naik dengan cepat hingga banyak yang tidak bisa menyelamatkan harta bendanya.
"Air mulai menggenangi jalan di pemukiman nelayan di Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah, sekira pukul 00.00, Minggu dinihari. Air terus bertambah, hingga minggu dinihari saat warga hendak menyantap makan sahur," jelas seorang warga, Seni, Minggu (14/7/2013).
Menurutnya, atas kejadian tersebut warga kemudian mengamankan barang berharganya ke tempat yang lebih tinggi. Sejumlah kendaraan, bahkan terpaksa diangkat ke teras rumah yang tinggi agar tidak terkena banjir.
"Warga gotong royong membersihkan lumpur yang mengendap, di dalam rumah dan sepanjang jalan. Sampah juga berserakan di tengah jalan," jelas warga lainnya, Muhindar.
Meski begitu, hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah setempat terkait bencana tersebut. Hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, masih mendata jumlah kerusakan akibat banjir bandang ini.
Ketinggian air mencapai dua meter dan terjadi saat warga hendak menyantap makan sahur. Hingga kini, ketinggian air masih berkisar satu meter dan lumpur setinggi 30 centimeter mengendap di jalan dan rumah warga.
Menurut warga, banjir yang datang kali ini cukup besar. Air mengalir cukup deras dari tanggul sungai yang jebol. Warga sempat panik, pasalnya air naik dengan cepat hingga banyak yang tidak bisa menyelamatkan harta bendanya.
"Air mulai menggenangi jalan di pemukiman nelayan di Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah, sekira pukul 00.00, Minggu dinihari. Air terus bertambah, hingga minggu dinihari saat warga hendak menyantap makan sahur," jelas seorang warga, Seni, Minggu (14/7/2013).
Menurutnya, atas kejadian tersebut warga kemudian mengamankan barang berharganya ke tempat yang lebih tinggi. Sejumlah kendaraan, bahkan terpaksa diangkat ke teras rumah yang tinggi agar tidak terkena banjir.
"Warga gotong royong membersihkan lumpur yang mengendap, di dalam rumah dan sepanjang jalan. Sampah juga berserakan di tengah jalan," jelas warga lainnya, Muhindar.
Meski begitu, hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah setempat terkait bencana tersebut. Hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal, masih mendata jumlah kerusakan akibat banjir bandang ini.
(rsa)