Jaringan komunikasi di Aceh kacau akibat gempa

Kamis, 04 Juli 2013 - 04:01 WIB
Jaringan komunikasi di Aceh kacau akibat gempa
Jaringan komunikasi di Aceh kacau akibat gempa
A A A
Sindonews.com - Gempa berkekuatan 6,2 skala richter (SR) yang melanda Aceh bukan hanya merengut korban jiwa dan merusak bangunan.

Sarana komunikasi juga terganggu, khususnya di daerah terparah yakni Bener Meriah dan Aceh Tengah. Sulitnya berkomunikasi melalui telepon ini bukan hanya terjadi di dua daerah itu.

Di Banda Aceh yang tak memiliki dampak gempa secara serius jaringan komunikasi juga sangat lelet sejak kemarin. Untuk menelpon ke Bener Meriah dan Aceh Tengah juga sulit.

Sejumlah jurnalis yang bekerja untuk media nasional di ibukota Provinsi Aceh mengeluh, karena susahnya menghubungi nara sumbernya untuk mengetahui informasi terbaru di lokasi gempa. Bukan hanya telpon, jaringan internet juga ngadat.

"Saya sempat ganti operator, karena kartu Telkomsel yang saya pakai sama sekali tidak bisa dioperasikan," kata Radzie seorang wartawan, kemarin.

Hal serupa diungkapkan Kepala Bidang Darurat dan Logislik Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Zulkarnaini. Dia mengaku sulit untuk berkomunikasi ke Bener Meriah dan Aceh Tengah karena jaringan terganggu. "Komunikasinya sangat sulit," sebutnya

Padahal dia sangat butuh informasi terbaru untuk memudahkan penanganan bencana dan proses pengiriman bantuan ke lokasi yang dibutuhkan.

Sementara itu Manager Costumer Service PT Telkom Tbk (Persero) area Aceh, Muhammad Salmi mengatakan, jaringan telekomunikasi di Aceh Tengah dan Bener Meriah putus karena padamnya listrik di daerah itu sehabis gempa 6,2 SR.

Ketiadaan arus listrik membuat baterai yang menyatu diperangkat milik Telkom tidak bisa bertahan lama, karena sistem ini sangat bergantung pada arus listrik. “Baterainya hanya mampu bertahan selama empat jam,” katanya pada wartawan di Banda Aceh.

Untuk mengendalikan masalah ini, Telkom dan Telkomsel sudah menurunkan tim teknisi ke Bener Meriah dan Aceh Tengah. Mesin genset mulai dikirim ke sana untuk menghidupkan kembali baterai yang sempat mati karena ketiadaan arus listrik. “Gensetnya akan dipasang disetiap kabinet, di sana ada lima kabinet. Gensetnya akan dihidupkan hingga listrik normal,” tutur Salmi.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7253 seconds (0.1#10.140)