Mahasiswa asing pelajari penyakit tropis
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa dari 18 negara tertarik mempelajari penyakit yang sering timbul di daerah tropis seperti Indonesia. Beberapa penyakit yang akan mereka pelajari ialah tuberculosis (TBC), malaria dan demam Berdarah.
"Para peserta akan belajar tentang penyakit di daerah tropis. Tidak hanya kegiatan yang bersifat edukasi, seperti kuliah, tutorial, skill lab dan sebagainya tentang penyakit di daerah tropis, namun peserta juga akan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat secara langsung sistem kesehatan di Indonesia," ujar Ketua Penyelenggara International Tropical Medicine Summer School (ITMSS) Pinkky Vitalita Prasadhana di Ballroom Asri Medical Center (AMC) UMY Rabu (3/7/2013).
ITMSS sendiri merupakan kegiatan pengisi liburan musim panas yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Kegiatan kali ini dibarengi dengan kegiatan International Dentist Summer School (IDSS) dengan peserta yang juga berasal dari berbagai negara.
Dikatakan Pinkky, ITMSS yang sudah memasuki tahun ke-9 ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari 18 negara seperti Ceko, Perancis, Belanda, Kanada, Jerman, Tunisia, Arab Saudi, Italia, Denmark, Malaysia, Slovenia, Ukraina, Brazil, Polandia, Findandia, Bosnia, Meksiko, dan Bulgaria. Sedangkan IDSS diikuti oleh 19 peserta dari 5 negara, seperti dari benua Asia, Afrika dan Eropa.
International Summer School ini akan dimulai dari 1 Juli dan berakhir pada 18 Juli 2013.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia IDSS Rifky Rahmawan memaparkan, Summer School tahun ini akan membahas penyakit gigi dan mulut di Indonesia.
"Selain itu, para peserta juga akan dikenalkan dengan sistem pencegahan dan penanganan penyakit gigi dan mulut yang ada di Indonesia," ujarnya.
Tak hanya itu, para peserta IDSS juga akan dikenalkan teknik perawatan gigi di Indonesia.
"Cara merawat gigi di setiap negara pasti berbeda, untuk itu kami akan mengenalkan teknik yang kami miliki, seperti bagaimana cara menambal gigi dan merawat gigi di sini dengan program bakti sosial dan pengobatan di desa-desa ," imbuh Rifky.
Rifky menuturkan, semua peserta juga akan dikenalkan tentang kebudayaan dan tempat-tempat wisata yang ada di Daerah Yogyakarta.
"Tidak hanya belajar tentang penyakit di Indonesia saja, namun mereka juga akan belajar tentang kebudayaan Indonesia khususnya budaya-budaya di Yogyakarta dengan mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah di sini", tuturnya.
Salah satu perserta dari Bosnia Hana mengungkapkan, kegembiraannya bisa mengikuti program ITMSS karena ia akan mendapatkan pengalaman baru di Indonesia.
"Ini merupakan pengalaman pertama saya datang ke Indonesia, dan Indonesia merupakan negara yang indah sekali. Tidak hanya belajar tentang penyakit tropis di daerah tropis secara langsung, tapi saya juga belajar banyak hal dari Indonesia dan para peserta lainnya," ungkapnya.
"Para peserta akan belajar tentang penyakit di daerah tropis. Tidak hanya kegiatan yang bersifat edukasi, seperti kuliah, tutorial, skill lab dan sebagainya tentang penyakit di daerah tropis, namun peserta juga akan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat secara langsung sistem kesehatan di Indonesia," ujar Ketua Penyelenggara International Tropical Medicine Summer School (ITMSS) Pinkky Vitalita Prasadhana di Ballroom Asri Medical Center (AMC) UMY Rabu (3/7/2013).
ITMSS sendiri merupakan kegiatan pengisi liburan musim panas yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Kegiatan kali ini dibarengi dengan kegiatan International Dentist Summer School (IDSS) dengan peserta yang juga berasal dari berbagai negara.
Dikatakan Pinkky, ITMSS yang sudah memasuki tahun ke-9 ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari 18 negara seperti Ceko, Perancis, Belanda, Kanada, Jerman, Tunisia, Arab Saudi, Italia, Denmark, Malaysia, Slovenia, Ukraina, Brazil, Polandia, Findandia, Bosnia, Meksiko, dan Bulgaria. Sedangkan IDSS diikuti oleh 19 peserta dari 5 negara, seperti dari benua Asia, Afrika dan Eropa.
International Summer School ini akan dimulai dari 1 Juli dan berakhir pada 18 Juli 2013.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia IDSS Rifky Rahmawan memaparkan, Summer School tahun ini akan membahas penyakit gigi dan mulut di Indonesia.
"Selain itu, para peserta juga akan dikenalkan dengan sistem pencegahan dan penanganan penyakit gigi dan mulut yang ada di Indonesia," ujarnya.
Tak hanya itu, para peserta IDSS juga akan dikenalkan teknik perawatan gigi di Indonesia.
"Cara merawat gigi di setiap negara pasti berbeda, untuk itu kami akan mengenalkan teknik yang kami miliki, seperti bagaimana cara menambal gigi dan merawat gigi di sini dengan program bakti sosial dan pengobatan di desa-desa ," imbuh Rifky.
Rifky menuturkan, semua peserta juga akan dikenalkan tentang kebudayaan dan tempat-tempat wisata yang ada di Daerah Yogyakarta.
"Tidak hanya belajar tentang penyakit di Indonesia saja, namun mereka juga akan belajar tentang kebudayaan Indonesia khususnya budaya-budaya di Yogyakarta dengan mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah di sini", tuturnya.
Salah satu perserta dari Bosnia Hana mengungkapkan, kegembiraannya bisa mengikuti program ITMSS karena ia akan mendapatkan pengalaman baru di Indonesia.
"Ini merupakan pengalaman pertama saya datang ke Indonesia, dan Indonesia merupakan negara yang indah sekali. Tidak hanya belajar tentang penyakit tropis di daerah tropis secara langsung, tapi saya juga belajar banyak hal dari Indonesia dan para peserta lainnya," ungkapnya.
(lns)