Tanah longsor di Sekayu, penghuni rumah dievakuasi

Rabu, 03 Juli 2013 - 17:37 WIB
Tanah longsor di Sekayu,...
Tanah longsor di Sekayu, penghuni rumah dievakuasi
A A A
Sindonews.com - Warga Kampung Ogan Jalan Merdeka, Kelurahan Balai Agung Sekayu, dihebohkan dengan tanah longsor yang terjadi Selasa (2/7) malam sekira pukul 20.30 WIB.

Meskipun tidak ada korban jiwa, akibat tanah longsor tersebut penghuni 16 rumah warga yang berada dibantaran sungai musi tersebut harus dievakuasi. Warga setempat menyatakan jika kejadian longsor dibantaran sungai tersebut sudah sering terjadi, hanya saja belum ada tindakan nyata dari instansi terkait.

Adapun rumah yang terkena tanah longsor berasal dari RT 02 RW01 LK II, yakni milik Haniyah, Endang, Idris Bin Mastum, Nurbaya, Herman Bin Yusuf, M Ali, Saimah, Syaiful Bin M Zen, Ahmad Bin Yaman, Apriyanto, Cik Ondan, Anwar bin Samsudin, Rosada, Rizal Imron. Dan dari RT 13 RW 02 LK II yakni Sudarmanto dan Sarikum.

Menurut Warga Kampung Ogan, Rojana (39), kejadian longsor tersebut bermula saat hujan deras kemarin malam disertai angin kencang. Diapun mendengar suara gemuruh dan terpaan angin yang cukup kuat. Tak lama hujan tersebut, terdengar suara seperti retakan tanah dan warga banyak berlarian keluar rumah.

“Bagian belakang rumah beberapa rumah nyaris ambruk. Pemiliknya minta tolong dan keluar rumah,” ungkap Rojana, Rabu (3/7/2013).

Rojana mengaku kejadian longsor tersebut sudah sering terjadi, sehingga setiap hujan deras keluarga selalu khawatir. Hanya saja dia tidak berdaya mau pindah kelokasi lain karena belum memiliki uang yang cukup. “Kami mau saja pindah, tapi belum ada uang yang cukup untuk beli rumah lagi. Ini saja untung dapat rumah meskipun hanya dari papan,” ucapnya.

Rojana dan warga lainnya berharap ada tindakan nyata dari pemerintah setempat untuk dapat menyiapkan lahan dan membantu mereka. Pasalnya, Rojana yang suaminya hanya berprofesi sebagai tukang becak yang kehidupan ekonominya pas-pasan.

Warga lainnya, Febriyanti juga berharap bantuan pemerintah dengan menyiapkan tempat baru. Pasalnya, dia terpaksa membeli rumah dibantaran sungai dengan harga Rp13 juta karena murah. Namun kenyataannya nyawa keluarganya kerap terancam karena sewaktu-waktu bahaya longsor dapat saja terjadi.

“Pada longsor yang lalu kami pernah dapat tawaran pindah di daerah Selarai namun sampai kini belum ada realisasinya. Jadi kami terpaksa menempati lagi rumah ini,” ujarnya.

Sementara itu di lokasi bencana tersebut badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) kabupaten Daerah turut membantu evakuasi warga. Bahkan beberapa rumah dengan kesadaran pemiliknya dibongkar dengan dibantu petugas rescue dan warga lainnya.

Kepala BPBD Kabupaten Muba, A Rahman Zuber menuturkan pihaknya menyiapkan dapur umum dilokasi kejadian. Dan turut membantu warga untuk dievakuasi ke rumah keluarganya atau kerabatnya.

“Kita sudah minta kepada warga untuk sementara mengungsi. Jika tidak ada tempat bisa ke Balai kelurahan setempat dan kita siapkan dapur umum juga,” paparnya.

Lurah Balaiagung, Bastari menuturkan agar warga yang tinggal dibantaran sungai musi dapat menyadari jika tempat tersebut tidak layak ditempati. Untuk itu, dia dan instanti terkait siap memfasilitasi untuk tempat yang baru.

“Bisa saja usulan untuk program bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) nantinya. Kita juga berharap masalah ini ada solusi yang konkret,” tandasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2667 seconds (0.1#10.140)