Pilgub Malut, kemenangan AHM - Doa didemo warga
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa di Kantor Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu), Maluku Utara, Rabu (3/7) siang berlangsung ricuh. Pengunjuk rasa dan polisi terlibat saling dorong.
Aksi saling dorong itu terjadi lantaran pengunjuk rasa meminta Ketua Bawaslu Sutan Alwan menemui mereka. Tak ingin mengambil risiko, polisi pun kemudian membuat barikade untuk menghalau para demonstran. Sejumlah pengunjuk rasa pun kemudian mengamuk karena semakin emosi.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa mendesak Bawaslu untuk mendiskwalifikasi peserta pasangan Calon Gubernur (Cagub) nomor urut tiga, Ahmad Hidayat Mus – Hasan Doa (AHM - Doa).
"Pemilihan Gubernur yang digelar sarat money politik. Seperti yang terjadi di Halmahera Selatan, Halmahera Barat, Morotai, dan Ternate," jelas Koordinator Aksi, Sujud Sirajudin, Rabu (3/7/2013).
Mereka juga menuding jika pasangan itu melakukan pelangaran pemalsuan pemilu dengan memasukan nama gunung dan sungai di Pulau Taliabu, Kabupaten Kepulauan Sula, yang secara tiba-tiba muncul 12 desa dan memiliki 3.775 suara.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua Bawaslu Maluku Utara Sutan Alwan mengatakan, setiap pelangaran akan diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Kami berjanji akan membentuk tim khusus untuk menelusuri 12 desa yang diduga dipalsukan," jelasnya.
Aksi saling dorong itu terjadi lantaran pengunjuk rasa meminta Ketua Bawaslu Sutan Alwan menemui mereka. Tak ingin mengambil risiko, polisi pun kemudian membuat barikade untuk menghalau para demonstran. Sejumlah pengunjuk rasa pun kemudian mengamuk karena semakin emosi.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa mendesak Bawaslu untuk mendiskwalifikasi peserta pasangan Calon Gubernur (Cagub) nomor urut tiga, Ahmad Hidayat Mus – Hasan Doa (AHM - Doa).
"Pemilihan Gubernur yang digelar sarat money politik. Seperti yang terjadi di Halmahera Selatan, Halmahera Barat, Morotai, dan Ternate," jelas Koordinator Aksi, Sujud Sirajudin, Rabu (3/7/2013).
Mereka juga menuding jika pasangan itu melakukan pelangaran pemalsuan pemilu dengan memasukan nama gunung dan sungai di Pulau Taliabu, Kabupaten Kepulauan Sula, yang secara tiba-tiba muncul 12 desa dan memiliki 3.775 suara.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua Bawaslu Maluku Utara Sutan Alwan mengatakan, setiap pelangaran akan diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Kami berjanji akan membentuk tim khusus untuk menelusuri 12 desa yang diduga dipalsukan," jelasnya.
(rsa)