Telan biaya besar, Kafilah Kota Batu minim prestasi
A
A
A
Sindonews.com - Kontingen (Kafilah) Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Kota Batu pulang dengan wajah lesu. Sebab pada pelaksanaan MTQ XXV tahun 2013 Provinsi Jatim di Kota Surabaya, tidak satupun kafilah Kota Batu mampu menggondol prestasi yang bisa membangakan masyarakat.
Kafilah Kota Batu yang terdiri dari tujuh kafilah laki-laki dan 13 kafilah perempuan didampingi 36 official itu tidak ada yang menembus babak final pada event MTQ yang digelar di Kota Surabaya mulai 17-25 Juni.
Kordinator Bidang Keorganisasian dan evaluasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, Kota Batu, Ulul Azmi mengatakan, pada MTQ XXV Provinsi Jatim tahun ini dilombakan 20 kategori.
Kafilah Kota Batu hanya mengikuti tujuh kategori saja. Yaitu tilawah anak, remaja dan dewasa putra-putri dan tilawah tartil anak-anak. tiga cabang lain yaitu Musyabaqoh Fahmil Quran (cerdas cermas Al quran), Syaril Quran dan musyabaqah Khat Al Quran (Kaligrafi).
“Sesuai situs resmi panitia MTQ XXV Provinsi Jatim, sejak babak penyisihan kafilah Kota Batu tidak menyerahkan hasil karya musyabaqah Khat Al Quran. Kota Batu tidak mengirimkan peserta pada 11 kategori. Lantas nilai kafilah Kota Batu jauh dari harapan. Kalah moncer dengan kafilah dari kota lainnya,” ugkap Azmi, Rabu (26/6/2013).
Menurut Azmi, kualitas kafilah Kota Batu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah. Totalnya untuk proses seleksi ditingkat desa/kelurahaan-kota, sampai proses pengiriman kontingen ke Kota Surabaya mencapai Rp250 juta.
“Faktanya dari setiap kategori musabaqah yang diikuti kafilah Kota Batu dalam babak penyisihan hanya menduduki rangking 25. Saya kira ada kesalahaan dalam proses seleksi dan pembinaannya. Akhirnya prestasi kafilah Kota Batu jauh dari harapan,” sebutnya.
Buruknya prestasi kafilah Kota Batu, sempat dikeluhkan oleh Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso. Menurut dia, setiap tahunnya Pemkot Batu menyiapkan anggaran Rp500 juta untuk pembinaan umat beragama di Kota Batu. Salah satunya untuk pembinaan para kafilah yang akan mengikuti MTQ.
“Mestinya prestasi yang diraih kafilah dari Kota Batu bisa lebih baik dari yang ada sekarang. Karena pemerintah sudah mendukung untuk menyiapkan anggaran untuk pembinannya. Untuk tahun depan kita berharap persiapannya lebih matang lagi agar prestasi Kota Batu bisa lebih baik dari yang ada sekarang,” ujarnya.
Offical kafilah MTQ XXV dari Kota Batu Achmad Gufron menyatakan, anggaran yang dipersiapkan pemerintah habis untuk biaya seleksi calon peserta MTQ mulai dari tingkat kecamatan, kota hingga biaya pelaksanaan di Kota Surabaya.
“Anggaran yang kita pergunakan bisa kita pertanggung jawabkan semua. Soal prestasi, mungkin perlu belajar lagi supaya tahun depan kafilah Kota Batu bisa meraih prestasi sesuai yang diharapkan masyarakat,” pungkas dia.
Kafilah Kota Batu yang terdiri dari tujuh kafilah laki-laki dan 13 kafilah perempuan didampingi 36 official itu tidak ada yang menembus babak final pada event MTQ yang digelar di Kota Surabaya mulai 17-25 Juni.
Kordinator Bidang Keorganisasian dan evaluasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, Kota Batu, Ulul Azmi mengatakan, pada MTQ XXV Provinsi Jatim tahun ini dilombakan 20 kategori.
Kafilah Kota Batu hanya mengikuti tujuh kategori saja. Yaitu tilawah anak, remaja dan dewasa putra-putri dan tilawah tartil anak-anak. tiga cabang lain yaitu Musyabaqoh Fahmil Quran (cerdas cermas Al quran), Syaril Quran dan musyabaqah Khat Al Quran (Kaligrafi).
“Sesuai situs resmi panitia MTQ XXV Provinsi Jatim, sejak babak penyisihan kafilah Kota Batu tidak menyerahkan hasil karya musyabaqah Khat Al Quran. Kota Batu tidak mengirimkan peserta pada 11 kategori. Lantas nilai kafilah Kota Batu jauh dari harapan. Kalah moncer dengan kafilah dari kota lainnya,” ugkap Azmi, Rabu (26/6/2013).
Menurut Azmi, kualitas kafilah Kota Batu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah. Totalnya untuk proses seleksi ditingkat desa/kelurahaan-kota, sampai proses pengiriman kontingen ke Kota Surabaya mencapai Rp250 juta.
“Faktanya dari setiap kategori musabaqah yang diikuti kafilah Kota Batu dalam babak penyisihan hanya menduduki rangking 25. Saya kira ada kesalahaan dalam proses seleksi dan pembinaannya. Akhirnya prestasi kafilah Kota Batu jauh dari harapan,” sebutnya.
Buruknya prestasi kafilah Kota Batu, sempat dikeluhkan oleh Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso. Menurut dia, setiap tahunnya Pemkot Batu menyiapkan anggaran Rp500 juta untuk pembinaan umat beragama di Kota Batu. Salah satunya untuk pembinaan para kafilah yang akan mengikuti MTQ.
“Mestinya prestasi yang diraih kafilah dari Kota Batu bisa lebih baik dari yang ada sekarang. Karena pemerintah sudah mendukung untuk menyiapkan anggaran untuk pembinannya. Untuk tahun depan kita berharap persiapannya lebih matang lagi agar prestasi Kota Batu bisa lebih baik dari yang ada sekarang,” ujarnya.
Offical kafilah MTQ XXV dari Kota Batu Achmad Gufron menyatakan, anggaran yang dipersiapkan pemerintah habis untuk biaya seleksi calon peserta MTQ mulai dari tingkat kecamatan, kota hingga biaya pelaksanaan di Kota Surabaya.
“Anggaran yang kita pergunakan bisa kita pertanggung jawabkan semua. Soal prestasi, mungkin perlu belajar lagi supaya tahun depan kafilah Kota Batu bisa meraih prestasi sesuai yang diharapkan masyarakat,” pungkas dia.
(rsa)