MIWF 2013, tebarkan spirit persahabatan dunia
A
A
A
Sindonews.com - Pembukaan pesta sastra bertaraf internasional pertama dan terbesar di Indonesia Timur, Makassar Internasional Writers festival (MIWF) 2013 resmi dibuka.
Kegiatan yang akan berlangsung sampai lima hari ke depan ini, dibuka oleh Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Benteng Rotterdam ditandai dengan pembacaan penggalan bait puisi AM Daeng Miala, sastrawan Makassar angkatan pujangga baru.
Antusias masyarakat terhadap kegiatan ini sangat terlihat. Meski acara dimulai pukul 19.45 wita, masyarakat sudah memenuhi benteng peninggalan belanda itu sejak pukul 18.30 wita.
Apresiasi juga ditunjukkan saat pemutaran film dokumentar “Mencari Dg Miala” yang mengisahkan begiut sulitnya mencari jejak sang pujangga di masa lalu.
Begitu pula saat pertunjukan Vessel for Stories, sebuah pementasan teater yang mengolaborasikan teater Makassar dan Australia yang bercerita tentang para pelaut Bugis Makassar hingga ke Wilayah Utara Australia beratus tahun lalu.
Kilatan cahaya ponsel penonton yang mengabadikan lakon terlihat sepanjang pementasan.
Pendiri sekaligus direktur MIWF, Lily Yulianti Farid mengatakan, gaung MIWF saat ini sudah menembus batas internasional.
Melalui website resmi MIWF dapat terlihat tingkat kunjungan yang tinggi dari Pakistan, Australia, dan Malaysia, hanya untuk mengetahui perjalanan mereka nantinya selama ada di Makassar.
“Di tengah beberapa hari belakangan Makassar diramaikan berita unjuk rasa, maka dengan terselenggaranya MIWF akan menjadi penyejuk yang menebarkan semangat perdamaian, baik untuk kota Makassar, untuk Indonesia, dan dunia internasional,” ungkap Lili.
Apalagi di balik MIWF lanjutnya, ada orang-orang yang bekerja untuk memajukan Makassar dijalan budaya tanpa syarat.
Karena itu panitia menghadirkan program yang dapat dinikmati semua kalangan mulai anak-anak sampai mereka yang ingin berfikir serius menyelamatkan karya penulis besar asal Makassar.
“Tahun lalu, MIWF berhasil menarik 3.000 peserta, dan tercatat sebagai kegiatan sastra dan literasi dengan pengunjung terbesar sepanjang pelaksanaan kegiatan sastra di Makassar. Tahun ini tentu kita berharap apresiasi yang lebih besar lagi,”katanya.
Tahun ini panitia telah menyiapkan 40 mata acara yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat pecinta literasi dan sastra di kota Makassar dan sekitarnya dengan menghadirkan 30 penulis dari berbagai negara seperti Australia, Hungaria, Inggris, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Sementara dari Indonesia, akan menghadirkan Dewi Lestari dan Sapardi Djoko Damono.
Selain itu kegiatan sastra bertaraf internasional pertama dan terbesar di Indonesia Timur ini juga telah memilih 6 penulis asal Indonesia Timur, yang dibiayai khusus untuk hadir di festival ini. Tiga dari NTT, dua dari Makassar, dan satu dari Gorontalo.
Sementara itu, Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan, melalui kegiatan ini dia berharap mampu memperkenalkan kembali kejayaan Makassar tempo dulu untuk menuju Makassar kota dunia yang berlandaskan kearifan local.
“Kita ingin maju sebagai kota yang tidak ingin meninggalkan tradisi dan budayanya. Karena itu Pemerintah kota Makassar berterimakasih atas penyelenggaraan MIWF yang menjadi event budaya tahunan,”katanya
Kegiatan yang akan berlangsung sampai lima hari ke depan ini, dibuka oleh Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Benteng Rotterdam ditandai dengan pembacaan penggalan bait puisi AM Daeng Miala, sastrawan Makassar angkatan pujangga baru.
Antusias masyarakat terhadap kegiatan ini sangat terlihat. Meski acara dimulai pukul 19.45 wita, masyarakat sudah memenuhi benteng peninggalan belanda itu sejak pukul 18.30 wita.
Apresiasi juga ditunjukkan saat pemutaran film dokumentar “Mencari Dg Miala” yang mengisahkan begiut sulitnya mencari jejak sang pujangga di masa lalu.
Begitu pula saat pertunjukan Vessel for Stories, sebuah pementasan teater yang mengolaborasikan teater Makassar dan Australia yang bercerita tentang para pelaut Bugis Makassar hingga ke Wilayah Utara Australia beratus tahun lalu.
Kilatan cahaya ponsel penonton yang mengabadikan lakon terlihat sepanjang pementasan.
Pendiri sekaligus direktur MIWF, Lily Yulianti Farid mengatakan, gaung MIWF saat ini sudah menembus batas internasional.
Melalui website resmi MIWF dapat terlihat tingkat kunjungan yang tinggi dari Pakistan, Australia, dan Malaysia, hanya untuk mengetahui perjalanan mereka nantinya selama ada di Makassar.
“Di tengah beberapa hari belakangan Makassar diramaikan berita unjuk rasa, maka dengan terselenggaranya MIWF akan menjadi penyejuk yang menebarkan semangat perdamaian, baik untuk kota Makassar, untuk Indonesia, dan dunia internasional,” ungkap Lili.
Apalagi di balik MIWF lanjutnya, ada orang-orang yang bekerja untuk memajukan Makassar dijalan budaya tanpa syarat.
Karena itu panitia menghadirkan program yang dapat dinikmati semua kalangan mulai anak-anak sampai mereka yang ingin berfikir serius menyelamatkan karya penulis besar asal Makassar.
“Tahun lalu, MIWF berhasil menarik 3.000 peserta, dan tercatat sebagai kegiatan sastra dan literasi dengan pengunjung terbesar sepanjang pelaksanaan kegiatan sastra di Makassar. Tahun ini tentu kita berharap apresiasi yang lebih besar lagi,”katanya.
Tahun ini panitia telah menyiapkan 40 mata acara yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat pecinta literasi dan sastra di kota Makassar dan sekitarnya dengan menghadirkan 30 penulis dari berbagai negara seperti Australia, Hungaria, Inggris, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Sementara dari Indonesia, akan menghadirkan Dewi Lestari dan Sapardi Djoko Damono.
Selain itu kegiatan sastra bertaraf internasional pertama dan terbesar di Indonesia Timur ini juga telah memilih 6 penulis asal Indonesia Timur, yang dibiayai khusus untuk hadir di festival ini. Tiga dari NTT, dua dari Makassar, dan satu dari Gorontalo.
Sementara itu, Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan, melalui kegiatan ini dia berharap mampu memperkenalkan kembali kejayaan Makassar tempo dulu untuk menuju Makassar kota dunia yang berlandaskan kearifan local.
“Kita ingin maju sebagai kota yang tidak ingin meninggalkan tradisi dan budayanya. Karena itu Pemerintah kota Makassar berterimakasih atas penyelenggaraan MIWF yang menjadi event budaya tahunan,”katanya
(lns)