Menkopolhukam bantah Syiah Sampang diusir paksa
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto mengklaim relokasi terhadap penganut aliran Syiah di Sampang, Madura, dari lokasi pengungsian di GOR Sampang ke rumah susun (rusun) Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur adalah demi keselamatan jiwa para penganut aliran Syiah di Sampang tersebut.
"Sekarang gini saya tanya, kalau ada orang yang terancam, apakah polisi diam saja. Kan harus dibawa ke tempat aman dulu yang penting. Jadi tindakannya harus seperti itu,"ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, di halaman Istana Negara, Jakarta, (21/6/2013).
Oleh karena itu, dia membantah bahwa telah dilakukan relokasi paksa terhadap para penganut aliran Syiah di Sampang tersebut.
"Bukan direncanakan, dipaksa, diusir, bukan. Diselamatkan dulu mereka. Bayangkan 65 kepala keluarga di GOR itu kan tidak manusiawi juga," katanya.
Oleh karena itu, ujar dia, para penganut aliran Syiah di Sampang itu direlokasi. "Disitu (GOR Sampang) susah, keluarga dengan keluarga hidup tanpa batas. Dari kehidupan keluarga tidak bagus, dari kehidupan suami-istri tidak bagus," tuturnya.
Diberitakan Sindonews sebelumnya, Kasus kaum Syiah di Sampang, Jawa Timur (Jatim), kini kembali menjadi sorotan masyarakat setelah diintimidasi dan dipaksa keluar dari lokasi pengungsian di Gelanggang Olah Raga (GOR) Sampang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres setempat.
Disebutkan, pengungsi tersebut mendapatkan perlakuan kasar dari pihak Satpol PP saat dipaksa meninggalkan GOR Sampang untuk kemudian diungsikan ke Sidoarjo.
"Sekarang gini saya tanya, kalau ada orang yang terancam, apakah polisi diam saja. Kan harus dibawa ke tempat aman dulu yang penting. Jadi tindakannya harus seperti itu,"ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, di halaman Istana Negara, Jakarta, (21/6/2013).
Oleh karena itu, dia membantah bahwa telah dilakukan relokasi paksa terhadap para penganut aliran Syiah di Sampang tersebut.
"Bukan direncanakan, dipaksa, diusir, bukan. Diselamatkan dulu mereka. Bayangkan 65 kepala keluarga di GOR itu kan tidak manusiawi juga," katanya.
Oleh karena itu, ujar dia, para penganut aliran Syiah di Sampang itu direlokasi. "Disitu (GOR Sampang) susah, keluarga dengan keluarga hidup tanpa batas. Dari kehidupan keluarga tidak bagus, dari kehidupan suami-istri tidak bagus," tuturnya.
Diberitakan Sindonews sebelumnya, Kasus kaum Syiah di Sampang, Jawa Timur (Jatim), kini kembali menjadi sorotan masyarakat setelah diintimidasi dan dipaksa keluar dari lokasi pengungsian di Gelanggang Olah Raga (GOR) Sampang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres setempat.
Disebutkan, pengungsi tersebut mendapatkan perlakuan kasar dari pihak Satpol PP saat dipaksa meninggalkan GOR Sampang untuk kemudian diungsikan ke Sidoarjo.
(rsa)