5 manusia lumpur diikat di pagar Gedung Sate
A
A
A
Sindonews.com - Aksi mahasiswa menolak kenaikanharga BBM berlanjut, kali ini belasan mahasiswa dari gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bandung melakukan demo. Dalam aksinya, ada lima mahasiswa yang dilumuri lumpur diikat di pagar Gedung Sate, Bandung.
Begitu diikat di pagar Gedung Sate, dua orang dari mereka yang memakai topeng wajah SBY dan Boediono memukuli kelima manusia lumpur tersebut.
Sebelum diikat di pagar Gedung Sate, lima orang itu 'diseret' dari pertigaan Jalan Cilamaya-Jalan Diponegoro menuju Gedung Sate.
Aksi itu sempat membuat arus lalu lintas tersendat. Tapi setelah massa tiba di halaman Gedung Sate, arus lalu lintas kembali lancar. Di sana, SBY dan Boediono tetap menyeret dan menyiksa lima orang yang menyimbolkan sebagai rakyat tertindas.
Berkali-kali mereka disiksa menggunakan tongkat, ditendang, bahkan dipukul dengan tangan. Setelah itu, kelima orang sempat diikat di pagar Gedung Sate dan terus disiksa.
Lima orang itu lalu naik pagar dan masuk ke area halaman dalam Gedung Sate. Di sana perwakilan massa giliran berorasi menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
Puas berorasi di halaman dalam Gedung Sate, mereka keluar dan menggelar aksi di halaman luar. Perwakilan massa kembali giliran berorasi.
"Aksi ini menggambarkan rezaim SBY dan Boediono semakin jelas menjatuhkan rakyat miskin. Rakyat di sini penuh kenistaan, berlumpur, sementara mereka pemerintah bisa berdansa," tegas koordinator aksi, Marhendro di halaman Gedung Sate, Bandung, Selasa (18/6/2013).
Melalui aksi itu, GMNI berharap pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM. Jika harga BBM benar-benar naik, mereka akan kembali menggelar aksi.
"Kita juga mengimbau masyarakat untuk ikut serta dalam aksi kita," kata Marhendro.
Aksi hanya berlangsung sekira 30 menit dari pukul 12.10-12.40 WIB. Setelah puas beraksi, massa membubarkan diri dengan tertib.
Begitu diikat di pagar Gedung Sate, dua orang dari mereka yang memakai topeng wajah SBY dan Boediono memukuli kelima manusia lumpur tersebut.
Sebelum diikat di pagar Gedung Sate, lima orang itu 'diseret' dari pertigaan Jalan Cilamaya-Jalan Diponegoro menuju Gedung Sate.
Aksi itu sempat membuat arus lalu lintas tersendat. Tapi setelah massa tiba di halaman Gedung Sate, arus lalu lintas kembali lancar. Di sana, SBY dan Boediono tetap menyeret dan menyiksa lima orang yang menyimbolkan sebagai rakyat tertindas.
Berkali-kali mereka disiksa menggunakan tongkat, ditendang, bahkan dipukul dengan tangan. Setelah itu, kelima orang sempat diikat di pagar Gedung Sate dan terus disiksa.
Lima orang itu lalu naik pagar dan masuk ke area halaman dalam Gedung Sate. Di sana perwakilan massa giliran berorasi menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
Puas berorasi di halaman dalam Gedung Sate, mereka keluar dan menggelar aksi di halaman luar. Perwakilan massa kembali giliran berorasi.
"Aksi ini menggambarkan rezaim SBY dan Boediono semakin jelas menjatuhkan rakyat miskin. Rakyat di sini penuh kenistaan, berlumpur, sementara mereka pemerintah bisa berdansa," tegas koordinator aksi, Marhendro di halaman Gedung Sate, Bandung, Selasa (18/6/2013).
Melalui aksi itu, GMNI berharap pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM. Jika harga BBM benar-benar naik, mereka akan kembali menggelar aksi.
"Kita juga mengimbau masyarakat untuk ikut serta dalam aksi kita," kata Marhendro.
Aksi hanya berlangsung sekira 30 menit dari pukul 12.10-12.40 WIB. Setelah puas beraksi, massa membubarkan diri dengan tertib.
(ysw)