Tragis, mantan TKI asal Malaysia hidup dengan kelumpuhan
A
A
A
Sindonews.com - Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Indonesia seolah tidak ada habisnya. Ada yang terlibat kerusuhan, bahkan ada yang pulang dalam kondisi sangat memprihatinkan.
Seperti yang di alami mantan TKI di Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) yang mengalami kelumpuhan setelah terjatuh saat bekerja di Malaysia.
TKI malang tersebut adalah Ainun (40), warga Kelurahan Semarang Kidul, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ainun menderita kelumpuhan dan kerusakan otak akibat terjatuh saat sedang bekerja menjadi TKI.
Kondisi ini terpaksa di biarkan keluarga karena tak memiliki biaya pengobatan. Kedua kaki Ainun tak bisa di gerakan. Untuk sekedar berdiri saja Ainun harus dibantu oleh sang suami. Bahkan, untuk berkomunikasi-pun Ainun kini sulit karena sering merasa pusing dan sakit kepala.
"Saya pulang ke indonesia satu tahun lalu dalam keadaan sakit setelah bekerja selama enam tahun di Malaysia. Saya jatuh dan pulang dengan kondisi seperti ini. Ingin sembuh tapi tidak pernah di bawa ke dokter karena tidak ada biaya," jelas Ainun (10/6/2013).
Sang suami Suyanto (50) hanyalah seorang buruh serabutan dengan penghasilan Rp15 ribu perhari. Menurutnya, dirinya terpaksa membiarkan istrinya tergolek di tempat tidur karena tak ada biaya untuk berobat.
"Dulu waktu berangkat sehat, pulang sudah seperti ini. saya ingin ada bantuan dari Pemrintah. Saya jelas tak mampu mengobati karena tak ada biaya," keluhnya.
Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Migran Institut Dompet Dhuafa Adi Candra, Ainun hanya salah satu potret mantan TKI yang hidup miskin.
"Masih banyak mantan TKI yang di sebut sebagai pahlawan devisa yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Keadaan ini sebenarnya bisa di atasi jika Pemerintah khusunya Pemerintah Daerah miliki program yang mewadahi mantan TKI untuk tetap bisa berkarya," jelas Adi Candra.
Menurutnya, Pemda harus berupaya memberi permbekalan sebelum para TKI berangkat ke tempat tujuan. Seperti cara pengelolaan aset dan juga menyiapkan wadah untuk berkarya bagi mantan TKI.
Seperti yang di alami mantan TKI di Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) yang mengalami kelumpuhan setelah terjatuh saat bekerja di Malaysia.
TKI malang tersebut adalah Ainun (40), warga Kelurahan Semarang Kidul, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ainun menderita kelumpuhan dan kerusakan otak akibat terjatuh saat sedang bekerja menjadi TKI.
Kondisi ini terpaksa di biarkan keluarga karena tak memiliki biaya pengobatan. Kedua kaki Ainun tak bisa di gerakan. Untuk sekedar berdiri saja Ainun harus dibantu oleh sang suami. Bahkan, untuk berkomunikasi-pun Ainun kini sulit karena sering merasa pusing dan sakit kepala.
"Saya pulang ke indonesia satu tahun lalu dalam keadaan sakit setelah bekerja selama enam tahun di Malaysia. Saya jatuh dan pulang dengan kondisi seperti ini. Ingin sembuh tapi tidak pernah di bawa ke dokter karena tidak ada biaya," jelas Ainun (10/6/2013).
Sang suami Suyanto (50) hanyalah seorang buruh serabutan dengan penghasilan Rp15 ribu perhari. Menurutnya, dirinya terpaksa membiarkan istrinya tergolek di tempat tidur karena tak ada biaya untuk berobat.
"Dulu waktu berangkat sehat, pulang sudah seperti ini. saya ingin ada bantuan dari Pemrintah. Saya jelas tak mampu mengobati karena tak ada biaya," keluhnya.
Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Migran Institut Dompet Dhuafa Adi Candra, Ainun hanya salah satu potret mantan TKI yang hidup miskin.
"Masih banyak mantan TKI yang di sebut sebagai pahlawan devisa yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. Keadaan ini sebenarnya bisa di atasi jika Pemerintah khusunya Pemerintah Daerah miliki program yang mewadahi mantan TKI untuk tetap bisa berkarya," jelas Adi Candra.
Menurutnya, Pemda harus berupaya memberi permbekalan sebelum para TKI berangkat ke tempat tujuan. Seperti cara pengelolaan aset dan juga menyiapkan wadah untuk berkarya bagi mantan TKI.
(rsa)