SDN 15 Gunung Megang memperihatinkan

Minggu, 09 Juni 2013 - 21:14 WIB
SDN 15 Gunung Megang memperihatinkan
SDN 15 Gunung Megang memperihatinkan
A A A
Sindonews.com – Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Gunung Megang memprihatinkan. Pasalnya, sejak dibangun pada 1972 lalu, sekolah ini belum pernah diperbaiki.

Kepala SDN 15 Gunung Megang Sumartina mengatakan, kondisi bangunan sudah tua termakan usia. Bahkan, sebagian dindingnya yang terbuat dari papan telah banyak yang berlubang.

Begitupula dengan atap bangunan sekolah yang telah jebol, serta sejumlah mobiler yang patah. Saat musim hujan, air menggenangi halaman sekolah.

“Sekolah ini merupakan bangunan lama. Sejak saya bertugas di sekolah ini, kondisinya memang sudah begini. Mau tidak mau ya masih harus kami gunakan. Karena, anak-anak membutuhkan ruangan belajar,” ujar Tina, sapaan akrbanya, di Muaraenim, Minggu (9/6/2013).

Hal senada disampaikan mantan Kepala SDN 15 Gunung Megang Darman, sebelumnya pihaknya pernah mendapat tawaran untuk dana rehab sekolah dengan sistem swakelola.

Namun, pihaknya menolak, karena dana yang dtawarkan hanya sekitar Rp237 juta. Sedangkan, kondisi bangunan sekolah sudah tidak bisa direhab, namun harus dibangun total.

“Dana yang ditawarkan tidak mencukupi untuk kebutuhan pembangunan sekolah. Daripada di tengah jalan tidak selesai dan terbengkalai, jadi lebih baik kita tolak,” ungkap Darman.

Menurut Darman, diyakini SDN 15 merupakan satu-satunya sekolah di Kecamatan Belimbing yang masih menggunakan dinding papan.

“Bisa di cek, saat ini sudah tidak ada lagi bangunan sekolah negeri yang berdinding papan. Mungkin cuma sekolah ini saja,” terang dia.

Nindiya Guru SDN 15 menuturkan, para guru terkadang merasa tidak nyaman mengajar dengan kondisi bangunan yang seperti itu. apalagi, di lokal yang tempatnya mengajar kondisi atapnya sudah jebol.

Sehingga, saat musim hujan kelas kerap bocor. Selain itu, lanjut dia, dinding pemisah antar kelas yang satu dengan kelas yang lain, juga sudah jebol. Sehingga, suara berisik dari kelas sebelah tembus ke ruangan yang lain.

“Anak-anak dikelas sebelah yang berisik, tembus ke ruangan saya. Sehingga, sangat menganggu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),” ungkap dia.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6284 seconds (0.1#10.140)
pixels