Anggota keluarga tewas, kerabat tuntut Rumah Bersalin ditutup
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warga Desa Tejowangi Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan melurug klinik rumah bersalin (RB) milik Zubaidah Muntoha, di Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari. Mereka menuntut agar klinik yang dianggap menelantarkan pasien tersebut ditutup operasionalnya.
Amarah warga ini dipicu meninggalnya Sukarti (41), yang mengalami pendarahan hebat saat melahirkan anak keduanya, beberapa waktu lalu. Warga menuding, pemilik RB tersebut sengaja memberikan pelayanan pasien kepada bidan-bidan muda. Karena kurang memiliki pengalaman medis, sehingga pasiennya meninggal dunia.
"Adik saya mengalami pendarahan hebat, saat melahirkan. Ternyata pemilik RB justru pergi tanpa pamit," tandas Sumarmi, kakak landung Sukarti, Rabu (5/6/2013).
Kepada keluarga korban, Zubaidah mengaku pihaknya tidak pernah menelantarkan pasien. Menurutnya, apa yang telah dilakukan kepada pasien sudah melalui prosedur persalinan.
"Saya ini sudah 30 tahun jadi bidan, tidak pernah mateni uwong (membunuh orang)," ujar Zubaidah seraya menangis dihadapan keluarga korban.
Selain mendatangi klinik RB, keluarga dan tetangga korban melaporkan dugaan kelalaian bidan terhadap aparat kepolisian. Mereka meminta agar kasus tersebut ditangani dan diproses hukum.
"Saya ingin mendapatkan keadilan. Saya ingin agar kasus ini diproses hukum," kata Asyari, suami korban.
Kapolsek Purwosari, AKP Heri Pudjianto berjanji akan segera menindaklanjuti kasus tersebut. Pihaknya segera meminta keterangan saksi-saksi dan pemilik klinik RB yang dianggap menelantarkan pasiennya.
Amarah warga ini dipicu meninggalnya Sukarti (41), yang mengalami pendarahan hebat saat melahirkan anak keduanya, beberapa waktu lalu. Warga menuding, pemilik RB tersebut sengaja memberikan pelayanan pasien kepada bidan-bidan muda. Karena kurang memiliki pengalaman medis, sehingga pasiennya meninggal dunia.
"Adik saya mengalami pendarahan hebat, saat melahirkan. Ternyata pemilik RB justru pergi tanpa pamit," tandas Sumarmi, kakak landung Sukarti, Rabu (5/6/2013).
Kepada keluarga korban, Zubaidah mengaku pihaknya tidak pernah menelantarkan pasien. Menurutnya, apa yang telah dilakukan kepada pasien sudah melalui prosedur persalinan.
"Saya ini sudah 30 tahun jadi bidan, tidak pernah mateni uwong (membunuh orang)," ujar Zubaidah seraya menangis dihadapan keluarga korban.
Selain mendatangi klinik RB, keluarga dan tetangga korban melaporkan dugaan kelalaian bidan terhadap aparat kepolisian. Mereka meminta agar kasus tersebut ditangani dan diproses hukum.
"Saya ingin mendapatkan keadilan. Saya ingin agar kasus ini diproses hukum," kata Asyari, suami korban.
Kapolsek Purwosari, AKP Heri Pudjianto berjanji akan segera menindaklanjuti kasus tersebut. Pihaknya segera meminta keterangan saksi-saksi dan pemilik klinik RB yang dianggap menelantarkan pasiennya.
(rsa)